"Aku mencintaimu."
Aku tidak perduli lagi. Aku sudah tidak tahan memendamnya. Aku ingin kepastian saat ini.
Aku melihat V terkejut dengan ucapanku dan langsung menepikan mobilnya dipinggir jalan. Aku rasa ia akan mengobrol panjang denganku kali ini.
"Jane--"
"Aku butuh kepastian. Aku tidak bisa seperti ini terus."
"Aku tidak baik untukmu, Jane. Percayalah." Ucapnya sendu.
Apa ia menolakku untuk yang kedua kalinya? "Mengapa? Darimana kau tahu padahal kita belum mencobanya."
"Aku tidak yakin aku bisa mencobanya lagi. Aku begitu hancur Jane, aku tidak punya tujuan untuk hidup di dunia."
"Setidaknya cobalah dulu. Jika aku buruk untukmu kau boleh meninggalkanku."
Dia langsung menatapku tajam. "Apa maksudmu? Jangan berkata seenaknya. Aku bukan pria yang mudah meninggalkan seseorang."
"Lalu bagaimana dengan Juhyun? Kalian sudah berpisah bukan?"
"Dia mengkhianatiku dan itu tidak memberiku pilihan selain berpisah dengannya."
"Lalu bagaimana denganku? Aku mencintaimu, aku tulus mencintaimu." Ucapku parau. Oh tidak, sepertinya genangan air mata di mataku akan tumpah sekarang.
"Aku tahu. Aku juga."
Juga apa? Apa dia juga mencintaiku?
"Jane, aku merasakan hal yang sama denganmu tapi aku tidak ingin kau terjerumus masuk ke dalam kehidupanku yang kelam. Kau wanita yang baik. Aku tidak ingin melihatmu terluka."
Aku menghapus kedua air mataku. Mengapa anak ini masih belum mengerti juga? "Jadi kau yang ingin melukaiku ketimbang orang lain yang melakukannya?"
Dia menggeleng cepat. "Tidak, bukan itu maksudku--- ayolah aku tidak ingin bertengkar denganmu."
Sudah cukup. Harga diriku bukan hanya diinjak-injak olehnya akan tetapi rasa sakitku juga tidak bisa dibendung. Akhirnya aku memilih membuka kenop pintu mobil dan berkata. "Kalau begitu aku turun disini. Terima kasih untuk semuanya."
"Tidak, Jane!" Teriak V marah saat aku sudah keluar dari mobil. Dan untung ada taksi yang memang ingin berjalan melewati kami jadi aku langsung memberhentikan taksinya sebelum V menyusulku.
Aku langsung masuk ke dalam taksi dan mengunci pintu taksinya sebelum V membukanya. Aku melihat V sedang mengetuk-ngetuk jendela taksinya dengan keras dan sepertinya ia sedang marah dan berteriak memanggilku tapi aku tidak mendengarnya.
"Jalan pak."
***
Sesampainya aku dirumah, aku melihat Jiah sedang bercumbu di ruang makan bersama Jin. Oh tidak, pemandangan ini membuatku jijik.
"Jane? Kau darimana saja?" Ucap Jiah langsung menghampiriku ketika aku mendapatinya seperti tadi. Aku melihat Jin hanya cengengesan disitu.
"Habis dari luar. Semalam ibuku datang dan dia sudah masak tadi pagi. Makanlah."
"Oh benarkah! Maaf aku tidak sempat bertemu ibumu. Kau tahu, aku bertemu keluarga Jin jadi tidak bisa pulang."
Aku berdehem. Sudah biasa aku dirumah sendiri. "Kau mau makan? Aku lapar."
"Tentu. Masakan ibumu yang paling enak. Sayang, ayo makanlah." Ucap Jiah mengajak Jin juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGULAR (taennie)
FanfictionBercerita tentang seorang wanita bernama Janetta Lee aka Jane yang jatuh cinta dengan seorang pria bad boy tampan dan kriminal bernama V. V memiliki masa lalu yang buruk hingga ia menjadi tertutup, kasar dan dingin kepada orang lain dan itu membuat...