TIGA

22.7K 1.3K 12
                                    

aku post ceritanya pendek takut kepotong lagi. Emm.. Vomentnya boleh? :D. Lirik media ya, ada Mario *ahaay
Yasudahlah, cekidot!
***

          "maksud lo apa nerima pertunangan ini?" tanya Mario kepada amanda, sekarang mereka berdua sedang duduk digazebo halaman belakang rumah Amanda, para orang tua sibuk membahas acara pertunangan mereka di ruang keluarga.

         Amanda terdiam sambil menunduk disamping Mario, mereka duduk bersebelahan disana tapi rasanya seperti semeter jauhnya.

        "aku.... Aku gak mau... Ngecewain bunda...." ucapnya pelan.

   Mario terkekeh, "gak mau Ngecewain nyokap lo?. Gak ada alasan yang lebih lucu lagi..." ucapnya. amanda menghela nafas, kapan laki-laki ini bisa menganggap serius sesuatu?.

     "aku serius.. Ayah sama bunda pengen banget jodohin anaknya sama anak om Seno, kamu... Harusnya kak Alexa yang-" belum selesai amanda menyelesaikan kalimatnya, Mario langsung memotong.

     "gak usah bahas dia.." desis Mario, entah kenapa nama itu masih menggetarkan rasa perih di hati Mario.

     "maaf...." ucap Amanda sambil kembali menunduk.

    "lo tau gak bakal ada cinta di hubungan ini kan."

Kata-kata Mario itu santai membuat Amanda menoleh, ucapan daftar Mario itu sontak menohok dada amanda, pedih...

      Dan Mario melihat rasa sakit itu dari mata Amanda, tapi dia membuang muka tak peduli.

      "kenapa?" tanya amanda pelan, sangat pelan.

       "lo tau kenapa!" jawab Mario tanpa menatap Amanda. Amanda menggelengkan kepalanya.

"aku gak pernah tau kenapa, kamu gak pernah bilang kenapa? Kamu tiba-tiba bilang kamu benci aku.. Ngejauhin aku... Aku bahkan gak tau kenapa... Kamu bikin aku bingung. "ucap Amanda dengan mata berkaca-kaca, berusaha agar tidak menjatuhkan butir bening itu dari matanya.

        

" gue benci sama lo karena-"

"tolong jaga Amanda buat aku... Aku tau dia sayang sama kamu.... Dan jangan bilang tentang ini semua ke dia... Aku gak mau dia sedih dan menyalahkan dirinya sendiri karena ini.."

Kata-kata itu kembali terngiang diotak Mario, sukses menghentikan mulutnya yang hampir saja membeberkan semuanya. Andai saja dulu dia tidak berjanji. Mario akan meneriakan semuanya didepan gadis ini, agar dia tau seberapa bencinya dia kepada gadis yang ada didepannya ini.

        Amanda diam menunggu kata-kata selanjutnya, kenapa Mario yang dengan tiba-tiba membencinya semenjak..... Semenjak kepergian kakaknya. Kenapa? Apa salahnya?              Tapi, Mario hanya diam. Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Amanda menghela nafas, Mario tidak akan melanjutkan kata-katanya. Akhirnya, dia yang buka suara.

      "aku tau kamu gak mau pertunangan ini... Aku tau kamu bahkan gak akan pernah cinta sama aku seperti yang aku lakukan sama kamu.. Tapi... Apa gak ada kesempatan untukku?"

    "seperti yang gue bilang dulu... Gak akan ada cinta buat lo...sekarang... Maupun nanti"

***

       Pertunangan itu tinggal 2 minggu lagi, tapi semua tetap sama. Mario tetap sama, masih tertutup, dingin, dan membencinya.

Sebegitu parahnya kah dia? Sampai Mario begitu membencinya sampai terlihat ingin membunuhnya jika mereka bertemu. Lebay mungkin, tapi itulah yang amanda rasakan.

         Dan hari ini lagi-lagi amanda datang sendiri untuk fitting baju.

"loh Marionya mana, man? "tanya tante Ana, pemilik butik tempat Amanda memesan gaunnya. Tante Ana adalah adik bundanya dan tentu saja tau tentang Mario.

     Amanda tersenyum," Mario lagi sibuk tante, jadi aku duluan deh yang datang.. "ucapnya. Sudah pintar bohong ya kamu Amanda. Padahal dia sama sekali tidak tau kemana laki-laki itu.

   " maaf tadi macet"ucap seseorang dari arah belakang Amanda, dan dia hapal sekali suara serak itu. Dia menoleh,benar saja. Mario .

   "nah, ini Marionya sudah datang, sebentar ya tante ambilkan bajunya Mario dulu." ucap tante Ana sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.

       Amanda memandang Mario,

"apa?" tanya Mario ketus. "aku fikir... Kamu gak bakal datang..."

     "kalau bukan karena mama yang neror(?) gue, gue juga gamau datang." ucap Mario datar.

      Kapan sih laki-laki ini berkata sedikit manis padanya tanpa nada ketus dan datar seperti itu?.

           Jangan mimpi!. Dia membencimu Amanda!. Batinnya bergumam.

   Tak berapa lama, tante Ana datang membawa sebuah tuxedo hitam beserta kemeja berwarna silver ditangan kirinya yang Amanda yakin untuk Mario. Dan sebuah gaun berwarna silver ditangan kanannya yang pasti gaunnya. Amanda menatap gaun itu takjub. Gaun itu sederhana tapi tetap terkesan elegan. Ah, amanda jatuh cinta pada pandangan pertama pada gaun itu.

***

      Amanda masih tak percaya dengan yang dia lihat. Gaun ini begitu pas membalut tubuhnya seorang pegawai tante Ana yang sejak tadi membantunya memakai gaun kini sedang menyanggul rambutnya yang tergerai dan mempertontonkan leher jenjangnya dan menyisakan sedikit rambutnya yang menjuntai nakal disekitar lehernya. Wow... Hanya itu yang bisa dia katakan. amanda keluar dari ruang ganti untuk memperlihatkannya kepada tante Ana. Dan ternyata bukan hanya tante ana yang ada disana, Mario yang ternyata juga sudah selesai berganti baju juga ada disana, Amanda terpesona. Laki-laki itu sangat tampan dengan tuxedonya yang sangat pas ditubuhnya. Rambutnya yang berantakan.

Ah betapa indahnya ciptaan tuhan ini? Batin Amanda lebay.

     "wah... Amanda kamu cantik sekali..." pekik tante Ana girang,bangga dengan hasil karyanya yang ternyata sangat cocok ditubuh keponakan Kesayangan nya ini.

       Amanda tersenyum malu, dia melirik Mario yang berdiri disamping tante Ana.

    Laki-laki itu hanya menenaikan alisnya , menatap Amanda datar sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana bahannya.

        "wah... Mario aja sampai terpesona. Hahaha..."pekik tante Ana.

***

        Amanda berdiri didepan butik tante Ana menunggu taksi. Dia menolak tawaran dari tante Ana yang ingin menyuruh anak buahnya untuk mengantarkannya. Amanda tidak ingin merepotkan Tante nya itu. Mario? Boro-boro(?) mengajak pulang bersama. Sehabis ganti baju tadi saja, laki-laki itu sudah pergi entah kemana.

Amanda bingung, harus bagaimana lagi menghadapi Mario. Laki-laki itu terlalu keras untuk diluluhkan. 

     Andai ka Alexa masih ada, mungkin-

Lamunan Amanda terhenti ketika suara klakson mobil mengejutkannya.

  "Mario?..."

Laki-laki dalam mobil itu menatapnya.

"masuk cepat...." ucapnya datar.

"aku nunggu taksi aja.... "jawab Amanda pelan.

" sampai kapan? Jam segini mana ada taksi yang lewat disini.. ".  Amanda melirik arlojinnya. Sudah sore...

      Akhirnya, dia menuruti kata Mario. Dia masuk kedalam mobil itu. Dan perlahan, mobil itu melaju kembali.

***

TBC.
Jangan lupa Vomentnya ya, hehe
      Salam damai,


       

WHEN I'M GONE (end✔) available on playstore! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang