TUJUH

17.7K 1.1K 10
                                    

jantung amanda berdegup kencang,

Hari itu akhirnya tiba, hari pertunangannya... Dan sekarang, dia sedang berdiri didepan cermin menatap pantulannya disana. Amanda nyaris tak mengenali dirinya disana. Gaun ini benar-benar pas membalut tubuhnya, dan dengan make up tipis yang menghiasi wajahnya amanda terlihat sangat cantik.

Suara pintu dibuka membuat amanda menoleh ke belakang. Ternyata itu Bundanya. bundanya berjalan menghampiri Amanda. Amanda tersenyum kecil, dia menatap bundanya hangat. Bundanya balas menatapnya entahlah Amanda melihat ada sedikit kilat kesedihan disana.

"kenapa bun?" tanyanya. Bundanya menghela nafas sambil terus menatap Gaun yang digunakan Amanda.

"sebenarnya Gaun itu milik Alexa... Kami bahkan sudah menyiapkannya jauh-jauh hari.. Untuk pertunangan ini... Pertunangan Alexa." ucap sang bunda tanpa menatap Amanda.

Hati Amanda benar-benar hancur mendengar itu. Ya, seharusnya dia sadar diri... Ini semua disiapkan untuk kakaknya, bukan dirinya. Dia hanya seorang pengganti yang tidak di inginkan. Bahkan bundanya sendiri yang mengatakan itu.

"cepatlah bersiap. Sebentar lagi kamu harus turun." ucap Bundanya lalu pergi meninggalkannya. Padahal tadi amanda sempat berfikir mungkin Bundanya akan menemaninya disini, membantu mendandaninya seperti yang biasa dilakukan ibunya dengan kakaknya. Amanda terduduk lemas di pinggir kasur. Tangannya tergerak menyentuh dadanya yang terasa sangat sakit.

Selama ini, Amanda tidak benar-benar tau bagaimana rasanya diperhatikan oleh seorang ibu. Dia tidak pernah benar-benar merasakan rasanya diharapkan. Semua orang, bahkan kedua orang tuanya menumpahkan kasih sayang mereka penuh untuk Alexa, kakaknya. Dan Amanda hanya bisa diam, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa melihat bagaimana diperhatikan oleh seorang ibu ketika Bundanya sedang bersama Alexa. Mereka terlihat bahagia, Amanda ingin ikut juga, tapi dia takut merusak suasana. Amanda tau dia tidak boleh iri, apalagi kepada kakaknya. Dia terus meyakinkan dirinya kalau kakaknya itu memang sangat membutuhkan kasih sayang karna kakaknya lemah, kakaknya berbeda. Sedangkan amanda kuat dia lebih kuat dari kakaknya. Dan, melihat kedua orang tua dan kakaknya bahagia sudah cukup untuk amanda. Walau kadang dia juga sangat ingin merasakan bagaimana rasanya diberi kasih sayang seperti itu.

Suara tawa terdengar jelas dari mulut dia gadis kecil yang sedang asyik bermain ditaman belakang rumah mereka.
"kak Alexa.... Ini masakan Amanda.. Kakak coba.. Ya..." ucap Amanda kecil sambil memberikan sebuah mangkuk plastik kecil berisi plastisin(?) warna-warni. Alexa menyambut mangkuk itu lalu mengambil sendok kecil berpura-pura seolah memakannya. "wah enak!!!" ucapnya. Amanda kecil tertawa. "kakak kita main sepeda disana yok!" ajaknya sambil menarik tangan Alexa.
Mereka pun menghampiri sebuah sepeda kecil yang tergeletak dibawah pohon.
"amanda bonceng kakak ya."ucap amanda sudah siap duduk disepedanya sambil memegang stang sepeda.
" emangnya amanda kuat? Kakak kan berat? "
" amanda kuat kok kak, kan kata bunda kakak gak boleh capek.. Jadi biar amanda aja, oke? "ucapnya sambil tersenyum, memamerkan baris giginya yang ompong. Membuat Alexa tertawa lalu duduk dikursi boncengan dibelakang. " pegangan yang kuat kak.... "ucap amanda penuh semangat, lalu mulai mengayuh sepedanya. Alexa tertawa senang dibelakang membuat amanda makin bersemangat mengayuh sepeda. Sangking semangatnya, amanda tidak menyadari ada lubang ditengah jalannya hingga ban sepedanya terperosok masuk kedalam lubang membuat Amanda dan Alexa terpental jatuh.

"Awwww..."pekik Alexa, siku Alexa kecil tergores, dan darah segar keluar dari sana. Sedangkan amanda meringis melihat lututnya yang robek karna terkena batu.
Ayah dan bunda yang mendengar teriakan Alexa langsung menghampiri anak-anak mereka.

WHEN I'M GONE (end✔) available on playstore! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang