DELAPAN

17.7K 1.1K 32
                                    

         setelah acara selesai, amanda langsung keluar menuju taman yang ada disamping gedung. Harusnya dia bahagia, hari ini pertunangannya bersama orang yang dia sayangi. Ya, amanda bahagia. Tapi, dia juga sedih.. Karna orang yang dia cintai, tidak bahagia dengan pertunangannya ini.

        Amanda menyeka airmatanya yang tiba-tiba jatuh. Tanpa sengaja dia melihat kilatan dijari manisnya.

   "pertunangan ini.... Pertunangan Alexa...."

Perkataan bundanya kembali terngiang ditelinga Amanda. Dan kata-kata itu kembali menyesakkan dadanya. Apa salahnya? Kenapa semua ini begitu menyakitkan.

     Amanda merasakan seseorang duduk disampingnya. Buru-buru dia menghapus air matanya dan menghentikan isakannya.

      "ngapain lo nangis?"tanya orang itu, dari suaranya pun amanda sudah tau, itu Mario. Kenapa laki-laki itu selalu ada disaat seperti ini. Disaat dia benar-benar hancur. Mau apa lagi dia? Memberitahukan lagi kalau amanda memang tidak diinginkan?.

     Amanda hanya diam sambil sesekali menghela nafas nya sesak, sisa-sisa isakannya tadi. Mario pun hanya diam, dia tidak tau harus apa sekarang. Dia tidak ingin berdebat sekarang. 

       "apa kamu pernah rasain gimana rasanya gak dianggap? Gak diinginkan? Bahkan sama orang tua kamu sendiri.. Pernah gak?" tanya Amanda pelan, sangat pelan seperti sedang berbicara kepada dirinya sendiri. Tapi, Mario dapat mendengarnya dengan jelas karna taman itu cukup sepi. Hanya mereka berdua.

      Mario tercenung, dia memang tidak pernah merasakan itu. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya berhubung dia anak tunggal. Kasih sayang melimpah Mario rasakan sejak lahir.

       Amanda tertawa pedih, "tentu aja kamu gak pernah ngerasain kan.... Bagaimana rasanya dikucilkan sama orang-orang.. Bahkan keluargamu sendiri..." ucap amanda, matanya menerawang mulai berkaca-kaca.

     Keluarga besar amanda semua berkumpul dirumah itu untuk berlibur. Alexa dan amanda senang karena kedatangan sepupu-sepupu mereka. Terutama amanda, dia tidak merasakan kesepian lagi, selama sepupu-sepupunya masih ada dan menginap disini, amanda punya teman. Ada yang menemaninya tidur dikamarnya yang kecil, memang tak sebesar kamar Alexa. Dan sepupu-sepupunya lebih memilih dikamar Alexa karena lebih luas. Hanya Raya - kakak sepupunya- dan Jack - adik sepupunya-. Yang mau tidur bersama amanda dikamarnya, tapi amanda tetap senang dengan itu. Dia benar-benar bahagia.

      Hari ini, keluarga besar Prawira memutuskan untuk menghabiskan hari di pantai. Alexa dan amanda bersama para sepupunya sudah siap sejak pagi tadi. Amanda sangat bersemangat, dan Alexa senang bisa melihat adiknya bahagia.

         "Amandaaaaa!" panggil bundanya dari arah dapur. Amanda berlari menghampiri bundanya.
         "kenapa bun.." tanyanya.
     "tolong ambilin keranjang buah di loteng!" ucap bundanya sambil sesekali membenahi makanan yang akan dibawa. Dengan semangat, amanda menapaki tangga dengan kaki mungilnya. Menuju loteng dan mengambil keranjang buah itu. Setelah turun, amanda bingung karena rumah sudah sepi. Amanda mulai ingin menangis. Ketika dia berjalan kedepan ternyata mereka belum berangkat. Sisa mobil ayahnya saja yang belum berangkat.

      "bunda..." panggilnya. Sambil berlari menghampiri bundanya.
       "ini keranjangnya bunda..."ucapnya.
  " udah gak usah... Udah ada tempatnya.."ucap sang bunda. Amanda pun meletakkan keranjang itu diteras lalu beranjak menuju mobil menghampiri kak Alexa yang sudah melambaikam tangannya memanggil amanda.
    Tapi, baru beberapa langkah, bundanya sudah menahannya.
        "amanda tinggal aja ya..." ucap bundanya. Amanda mengernyit bingung.  "kenapa bunda?".
        "bunda udah repot ngurusin alexa. Nanti gak ada yang ngurusin kamu... Kamu tinggal aja..." ucap bundanya. "

        tapi, amanda pengen ikut..." ucapnya dengan mata berkaca-kaca. 
      "Kamu udah gak nurut sama bunda ya! Udah kamu tinggal aja. Nanti kapan-kapan bunda ajak kamu kepantai, asal kamu tinggal sekarang." ucap bundanya sambil mendorong amanda menjauh. Amanda memandang ibunya siap menangis.  "bunda janji kan?"

    "iya bunda janji... Udah sana masuk! Bunda mau berangkat. Kasian kakak kamu nunggu kelamaan." ucap bundanya sambil beranjak menuju mobil. "loh bunda, kenapa amanda gak masuk mobil, nanti dia ketinggalan." ucap alexa sambil menatap adiknya dari jendela mobil. "dia gak mau ikut, udah biarin aja... Ayuk ayah jalan. Kita ditungguin sama mereka..." ajak bundanya. Alexa menatap nanar adiknya yang berdiri mematung dibelakang mobil, adiknya menangis. Dia tau bukan amanda yang tidak ingin pergi, tapi bundanya lah yang melarang amanda untuk ikut. Alexa melambaikan tangannya kearah amanda. Adiknya itu tersenyum, lalu balas melambaikan tangan kearah alexa...

      Perlahan, mobil itu menghilang dibelokan, amanda kecil terduduk sambil menangis ditanah. Dia ingin sekali ikut, tapi dia tidak bisa membantah ibunya, dia tidak ingin menjadi anak durhaka. Amanda kecil berusaha menguatkan dirinya sendiri.
    "gapapa... Bunda kan udah janji.. Nanti bakal ajak amanda ke pantai... Amanda bakal main sepuasnya sama bunda.. Sama ayah... Yee..." ucapnya dalam tangis.

    Bahkan sampai sekarang, bundanya belum pernah menepati janjinya itu. Apa bundanya lupa? Tidak, amanda tau bundanya tidak mungkin lupa. Dia meneguhkan hatinya, mungkin ibunya hanya sibuk. Tapi setelah bertahun-tahun lewat, bahkan sampai amanda dewasa, janji itu tidak pernah terlaksana. Dan dengan sabar, dia terus menunggu. Di pernah mengungkit janji itu kepada bundanya ketika dia berulangtahun. Tapi, saat itu kondisi kakaknya sedang tidak bagus. Jadi, bundanya tidak bisa menepati janjinya.

     Amanda tersenyum miris, ditengah tangisnya. Apa bundanya masih ingat sekarang? .

     Mario menatap Amanda yang duduk disampingnya, make up gadis itu sudah hancur tak karuan. Mario tau gadis ini sudah menanggung rasa sakit dari kecil, yang semakin lama semakin menumpuk. Mario tau, harusnya dia tidak membenci gadis ini. Tapi, iblis dihatinya selalu menang. Iblis dihatinya selalu membisikan bahwa gadis inilah yang salah, gadis inilah penghancur kebahagiaannya. Dan rasa kasihan Mario pun kalah dengan rasa bencinya.

***

     Tenanglah, kekasihku...
Ku tau hatimu menangis...
Berani lah tuk percaya....
Semua ini pasti berlalu...
Meski takkan mudah... Namun kau takkan sendiri...
Ku ada disini..

     Untukmu aku akan bertahan...
   Dalam gelap takkan ku tinggalkan...
    Engkaulah teman sejati, kasih ku..
   Disetiap hariku ..
     Untuk hatimu ku kan bertahan...
     Sebentuk hati yang ku nantikan...
      Hanya kau dan aku yang tau...
     Arti cinta, yang tlah kita punya...

(AFGAN - UNTUKMU AKU BERTAHAN)

***

TBC
    Salam damai,

WHEN I'M GONE (end✔) available on playstore! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang