LIMA

17.9K 1.1K 12
                                    

          Mario melirik Arlojinya, kelasnya masih lama. Memasang earphone di telinganya, lalu menambah volume musik di ipod-nya. Matanya menyusuri setiap sudut kantin, cukup ramai dengan para mahasiswa. Matanya jatuh keranselnya yang terletak diatas meja disampingnya. Kotak makan itu....

       Mario mengambil kotak makan itu dari dalam ranselnya. Menatap kotak itu lama, setaunya Amanda tidak pernah menyentuh alat dapur sama sekali, tapi sekarang dia bahkan membuatkan Mario Makanan. Sudut bibir Mario terangkat, senyuman kecil. Entah akan seaneh apa rasa makanan ini?.

       Tangannya tergerak untuk membuka tutup kotak makan berwarna kuning terang itu.

      Nasi goreng, huh?.

     Wangi khas nasi Goreng memyeruak memenuhi indra penciuman Mario. Membuat dia mau tak mau penasaran bagaimana rasanya. Dengan perlahan, dia menyendokan nasi goreng itu kemulutnya. Bersiap dengan kemungkinan akan menyemburkannya keluar. Mario memejamkan matanya sambil mengunyah perlahan.

         Well, not bad. Gumamnya sambil menganggukan kepalanya, lalu kembali menyendokan nasi goreng itu ke mulutnya. Nasi goreng ini lumayan, ya walau tak seenak nasi goreng bikinan ibunya.

***

        Kelas Mario baru saja selesai dan Mario baru saja keluar dari kelasnya ketika handphone di sakunya berdering. Mario merogoh sakunya, menatap layar ponselnya.

     Arinda calling...

Senyum kecil mengembang dibibir Mario.

   "hallo.."

" kamu dimana sih? Aku udah nungguin dari tadi! "
   " iya sorry aku masih ada kelas tadi. Yaudah yaudah,aku kesana. Kamu tunggu aja disana"

     "yaudah buruan!"

     "iya bawel..." tut!.  Mario memutuskan sambungan telponnya, lalu bergegas menuju mobilnya diparkiran tanpa menyadari kepergiannya ditatap lirih oleh seseorang.

***

        Amanda tersenyum miris, ditinggal lagi..

Mario pergi lagi tanpa peduli dengan dirinya . Padahal sejak tadi kelasnya sudah selesai dan gadis itu menunggu Mario. Tapi apa? Laki-laki itu malah pergi, tanpa repot - repot memberitahunya atau menunggunya.

     

       Oh, apa peduli Mario?  Kehadiran tu gak pernah di inginkan, manda.

     Amanda masih terdiam ketika dia merasakan sebuah lengan merangkul bahunya.

  "sendirian aja neng. Temenin abang yok?" ucap orang yang merangkulnya tersebut. Tanpa menoleh pun Amanda sudah tau siapa orang bawel disebelahnya ini. Fandi, sahabatnya.

     "apaan sih, Fan. Alay!" ucapnya. Fandi nyengir kuda disampingnya.

     "lo gak pulang? Mana itu pangeran kodok lo?" tanya Fandi beruntun. Amanda hanya tertunduk lesu.

      "udah pergi.." jawabnya lesu.

"ninggalin elo? Gilakk! Dan lo diem aja? Lo lebih gila lagi!" ucap Fandi sontak langsung mendapat jitakan sayang dari amanda.

     "duhh... Sori sori.."ucap Fandi sambil mengelus kepalanya.

    " yaudah.. Yaudah.. Mending lu nemenin gue ke Mall.. Gue pengen shopping neeh! "

   Inilah yang membuat Amanda betah bersahabat dengan si alay Fandi. Walaupun, Fandi bisa disebut laki-laki  tulen. Tapi ada satu hal yang membuat Amanda tak habis fikir, Fandi suka shopping. Aneh memang, tapi itu yang membuat mereka bersahabat. Mungkin tidak ada salahnya menemani Fandi, setidaknya dia bisa melupakan sejenak rasa sakit ditinggal oleh Mario.

         "yaudah, ayuuukkkkkk!"

***

         Amanda benar-benar dibuat lupa dengan rasa sakit hatinya.  Fandi benar-benar bisa membuat Amanda kembali ceria. Mereka berdua berkeliling Mall untuk berburu barang barang baru. Ya, walau Amanda tidak beli terlalu banyak dia hanya menemani Fandi. Tapi, amanda tetap senang.

     Akhirnya, setelah puas berkeliling. Fandi mengajak Amanda ke Cafe yang ada di Mall. Dan lagi lagi, amanda hanya mengekor kemanapun Fandi pergi.

     "Man, itu.... Bukannya pangeran kodok lo ya?" tanya Fandi hati-hati sambil menunjuk kepada seseorang yang sedang duduk didalam Cafe, bersama seorang gadis. amanda menatap kearah yang ditunjuk Fandi. Dan betapa terkejutnya dia.

    "Mario..."

Laki-laki itu sedang duduk bersama seorang wanita cantik, sangat sangat cantik. Dan Amanda sepertinya tau itu siapa. Ya, dia tau siapa gadis itu. Arinda. Mantan pacar Mario, oh atau mereka masih berpacaran? Amanda tak pernah tau. Amanda masih terpaku menatap pemandangan menyakitkan dihadapannya, Mario tertawa bersama gadis itu. Bayangkan, tertawa! Bahkan laki-laki itu tidak pernah tertawa bersamanya.

     Hati Amanda serasa diremas, sakit....

Fandi yang tau sahabatnya ini sedang tidak baik-baik saja.  Menarik tangan amanda menjauh.

      "gue mendadak kenyang. Kita pulang aja...." ucap Fandi. amanda hanya menganggukan dalam diam.

   Baru saja dia ingin meluluhkan hati Mario, tapi selalu saja ada penghalang.

Apa dia memang tidak ditakdirkan untuk Mario?

***

TBC
    Vomentnya thanks!
  Salam damai,

        

     

WHEN I'M GONE (end✔) available on playstore! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang