SEMBILAN

16.9K 1.1K 9
                                    

         setelah acara itu, semua kembali seperti semula. Tidak ada yang berubah, Mario tetap dengan kehidupannya, dan amanda pun masih tetap dengan hidupnya. Orang tuanya hanya akan bersikap baik kepadanya jika didepan orang-orang. Selain itu, amanda bagaikan bayangan dalam kegelapan.

        Yang berubah, hanya status mereka.

Amanda duduk sendiri di bangku taman sambil menunggu kelasnya mulai 30 menit lagi. Sendiri, tanpa teman, sudah Amanda rasakan sejak kecil. Dia tidak pernah punya teman. Bukan karena dia tidak mau, dia sangat ingin punya banyak teman. Hanya saja orang-orang lebih senang berteman dengan alexa daripada dirinya.

        Hanya Fandi, yang melihat amanda sebagai dirinya sendiri. Hanya fandi yang ingin berteman dengan Amanda.

Dan, hanya Alexa yang akan selalu membelanya .

     Siang itu panas sangat terik, amanda memilih untuk membaca buku dibangku dibawah pohon yang ada ditaman sekolahnya. Tiba-tiba sebuah jus alpukat terulur ke arahnya, amanda mendongak. Lalu gadis itu tersenyum lebar, alexa ikut tersenyum sambil memberikan jus alpukat kesukaan amanda itu.
         "makasih kak...." ucap Amanda sambil menerima jus dari Alexa. Alexa tersenyum lagi, lalu mengangguk.  Dalam hati Amanda bersyukur memiliki kakak sebaik alexa, gadis ini bisa dibilang termasuk gadis yang paling populer disekolah sedangkan amanda hanya siswa cupu kelas rendahan. Tapi, Alexa tidak pernah malu mengakui amanda sebagai adiknya.

"ngapain sih disini dek? Panas-panasan...." ucap alexa sambil duduk dibangku disebelah amanda.
      "asik aja kak... Disini teduh kok..." ucapnya sambil menutup buku yang tadi dia baca.

        "Alexaaaaa!!!" panggil seseorang, membuat dua gadis cantik itu menoleh. Ternyata, teman-teman alexa.
      "ngapain lo disini?" tanya seorang teman alexa sambil mengangkat alisnya melihat Amanda.
    "ini gue sama adek gue..." kata alexa seraya tersenyum. "ini beneran adek lo?" tanya temannya yang lain.

     "iya... Namanya amanda. Adek gue satu-satunya." ucap Alexa sambil merangkul bahu amanda sayang.
   Teman-teman alexa hanya saling pandang. Lalu menarik alexa.
   "itu adek kandung? Bukan anak angkat?" kata salah satu temannya.
     "apaan sih lu.. Dia tu adek kandung gue..."

   "yaudah Lexa, pergi yuk..." ajak temannya tadi.  "tapi-" alexa menoleh kearah adiknya.

    "udah gapapa kak, pergi aja manda gapapa.."  Amanda yang sejak tadi terdiam, mulai berbicara. Alexa tersenyum hangat, adiknya ini memang yang terbaik. Tidak salah dia sangat menyayangi adiknya.

      "yaudah, kakak pergi dulu..." ucap alexa, lengannya langsung ditarik pergi oleh teman-temannya. Amanda menatap kakaknya, rasa senang mengembang di hatinya, kakaknya membelanya itu sudah cukup untuk amanda.

      Tiba-tiba, sebuah buku tersorong kearah nya, amanda menoleh kearah orang itu.
   "buku lo kan?" tanya orang itu, lebih tepatnya laki-laki itu. Amanda mengangguk. Sedikit bingung kenapa bukunya bisa ada dengan laki-laki itu.

    "tadi, buku lo jatuh disana..." seakan mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh amanda, laki-laki itu menjelaskan.

   "oiya, gue... Fandi." ucapnya sambil menggulurkan tangannya. Amanda menatap bingung, belum ada yang pernah mengajaknya berkenalan sebelumnya. Fandi menatap bingung amanda.
    "lo gamau kenalan sama gue?" tanyanya. Amanda tersentak, gara-gara sibuk dengan fikiran nya, amanda sampai lupa menyambut tangan fandi.

     "eh.... Amanda."

    Amanda tersenyum kecil, mengenang kenangan manis itu. Semenjak kejadian itu, amanda dan fandi tidak bisa dipisahkan. Fandi akan selalu ada untuk amanda kemanapun amanda pergi. Bahkan, orang-orang sampai mengira mereka berpacaran. Tapi, amanda dan fandi pun sadar, mereka lebih nyaman dengan persahabatan ini. Dan tidak berniat untuk merasakan dengan sebuah rasa cinta.

       Amanda kembali tercenung, semenjak pertunangan itu. Amanda belum bertemu dengan laki-laki itu. Dan amanda merindukannya. Merindukan tatapan sinisnya, merindukan kalimat dinginnya, walau amanda tau laki-laki itu tidak merasakan hal yang sama. Amanda membulatkan tekadnya,hari ini dia akan menemui Mario, tadi dia juga sudah memasakan spaghetti untuk Mario.

       Dan, disinilah amanda. Berjalan menuju kelas Mario. Amanda mengamati kelas Mario, kelas itu sepi. Sepertinya kelas Mario sudah selesai sejak tadi.

      "nyari Mario ya?" tanya seseorang dibelakangnya, membuat Amanda terlanjur kaget. Dia lalu menoleh, seseorang dibelakangnya langsung tersenyum. Amanda ikut tersenyum, dia ingat laki-laki berkacamata ini, dia teman Mario.

      "stefan...." ucapnya pelan. Stefan terkekeh, "iya gue tau gue ganteng, tapi gausah gitu juga kali liatnya... Lo nyari Mario ya?" tanya stefan sambil memperbaiki letak kacamatanya, dan sebagai wanita normal amanda terpesona dengan laki-laki ini. Tapi, dia hanya sekedar mengagumi tak lebih.

    Amanda mengangguk menjawab pertanyaan stefan.

      "Mario udah pulang duluan tadi, gue fikir dia nyamperin elo...." ucap stefan. Amanda terdiam,

     "tapi kayanya enggak ya... Oh mungkin dia masih di parkiran. Soalnya belum lama juga sih dia pergi..." ucap stefan.

   Amanda tersenyum, "yaudah, makasih ya,stefan.".stefan mengangguk.

Amanda berbalik, baru beberapa langkah, tangannya ditahan stefan. Amanda menoleh lalu menatap stefan bingung.

     " gue kemaren belum sempat bilang selamat buat pertunangan kalian... "ucapnya, amanda kembali tersenyum.

      " makasih... "

Setelah itu, amanda benar-benar melangkah pergi. Stefan menatap punggung amanda, punggung yang terlihat rapuh itu. Jangan kira stefan tidak tau apa yang terjadi dengan amanda dan Mario, dia tau semuanya. Tapi dia hanya bisa diam, dia tidak ingin ikut campur.

   Tapi, dia selalu berdoa yang terbaik untuk mereka....

***

          Amanda berjalan menuju parkiran, mencari mobil Mario. Dan bernafas lega karena mobil hitam Mario masih terparkir rapi disana.

Amanda mempercepat langkahnya, dia tersenyum senang ketika melihat punggung Mario yang membelakanginya. Tapi, langkahnya mulai melambat ketika menyadari Mario tidak sendiri.

    Dan senyumnya, langsung lenyap ketika menyadari siapa orang yang bersama Mario. Arinda.

    Dan langkah amanda pun santai berhenti dan terpaku ketika tiba-tiba Arinda memeluk Mario erat, dan Mario pun membalasnya tak kalah erat.

   Mata amanda mulai berkaca-kaca. Apalagi ini tuhan...

Tiba-tiba Mario menoleh kearah Amanda. Sort matanya datar. Seolah tak peduli, dia melepas pelukan Arinda.

    "apa?" tanyanya datar, sambil menggenggam tangan Arinda. Dan amanda hanya bisa menatap nanar kedua tangan yang terpaut itu.

    Lalu, Mario menarik Arinda memasuki mobil nya, tak peduli dengan amanda yang masih terpaku disamping mobil nya. Tanpa peduli melakukan mobil nya.

Dan hancur sudah pertahanan Amanda.

Tangisnya pecah....

Hatinya sakit.... Benar-benar sakit....

***

TBC
Vomentnya yooo!
Salam damai,

WHEN I'M GONE (end✔) available on playstore! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang