..
"Lalu sekarang apa? Kau menyuruh kakakmu ini pulang lagi begitu?"
"Aish, kan sudah ku katakan jika aku pulang bersama temanku," balas Yeji berbisik pada Sang kakak.
Hyunjin mendengus pelan, "tapi ini perintah Ibu."
"Tapi aku sudah bilang ingin pulang dengan mereka," tunjuk Yeji pada Ryujin, Beomgyu, dan Yeonjun yang sedang duduk di depan kelas setelah mengganti pakaian mereka dengan baju olahraga.
Yah, karena asyik bermain di kolam tadi.
Dan Hyunjin lagi-lagi mendengus. Sebenarnya ia juga ingin menjemput Yeji, tapi apa boleh buat, Yeji justru ingin pulang bersama dengan teman barunya itu.
"Hmm, ya sudah. Berhati-hatilah ketika pulang," ucap lelaki itu sembari berjalan lewat koridor depan kelas Yeji. Hei, dia mau kemana?
"Kau tidak pulang?"
"Hehe, mau mampir dulu sebentar," dan Hyunjin melanjutkan langkahnya. Melewati kelas Yeji dengan santai. Bahkan, ia tak tahu salah seorang disana tengah menahan napasnya ketika lelaki itu lewat. Apa ia tak tahu jika Hyunjin baru saja berbicara dengan Yeji?
Entah.
"Oh ya Tuhan, senior tampanku.. astaga sepertinya aku sesak napas.. huh.. huh.." pun Ryujin menggunakan kalimat yang mengandung hiperbola di dalamnya. Ah, gadis itu memang selalu saja seperti ini.
Dan tahu apa yang Beomgyu dan Yeonjun keluarkan sebagai respon? Mereka memandang geli ke arah Ryujin. Yah, sudah beberapa bulan lalu sejak Ryujin tak sengaja menjatuhkan buku di tangga, Hyunjin yang kebetulan lewat pun turut mengambilkan buku itu.
Niat untuk membantu, justru Ryujin jatuh hati padanya. Gadis itu juga selalu bersemu tiap kali melihat Hyunjin. Yah, walau mereka tak melakukan interaksi apapun.
"Geli sekali mendengarmu seperti itu, dasar budak cinta," timpal Beomgyu masih menatap Ryujin geli. Dan lelaki itu juga bergidik ngeri.
"Biar saja, dia kan, memang tampan. Tidak seperti kau, dasar jelek," tukas Ryujin sembari mengibaskan rambut sebahunya mengejek Beomgyu.
Ah, sepertinya akan ada perang lagi setelah ini.
"Mana bisa makhluk tampan sepertiku disebut jelek, penglihatanmu pasti bermasalah," balasnya tak mau kalah.
"Terserah, senior Hyunjin adalah yang paling tampan," oh Ryujin, kau hanya tidak tahu hati orang yang sedang kau ajak bicara. Jika gadis itu dapat mendengar sudah pasti ia terkejut bukan main. Karena.. Beomgyu sudah merasa panas dan kesal terlebih dulu.
Apakah ini termasuk tanda cemburu?
"Hei, sudah. Biarkan saja, anggap saja Ryujin sedang mabuk," sahut Yeonjun yang sedari tadi hanya menyimak sembari membaca satu buku.
"Gadis tomboi satu ini hmm.. aku harus sabar menghadapinya, Yeon," bahkan, Beomgyu sampai mengusap dadanya secara dramatis.
Jangan lupakan, Yeji yang datang sembari tertawa melihat pertengkaran mereka untuk yang kesekian kalinya.
"Kenapa berhenti? Aku suka kalian bertengkar seperti tadi," kini ia sudah berdiri di depan Ryujin dan Beomgyu.
"Ish, Yeji kau harus membantuku ya."
Yeji membeo, "membantu apa?"
"Hehe, dekat dengan senior Hyunjin," tutur Ryujin dengan senyum lebarnya secara terang-terangan.
Yeji tak salah dengar? Kakaknya disukai oleh Ryujin? Apa ini benar? Oh sepopuler apa Hyunjin di sekolah ini? Pikir Yeji mencerna semuanya.
"Ah, kau menyukainya? Hmm, boleh-boleh."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUPHORIA [✔]
Fanfiction"Aku yakin kita pasti akan bertemu di lain waktu." -dariku untukmu, Si penyuka buku dan penikmat kesendirian. Semoga Tuhan mengizinkan kita untuk menatap satu sama lain, lagi. P.s. 143-637 . . . . . in TXTZY line Written by @Imchole ----- read first...