..
"Sejauh ini kemo terapinya berjalan lancar. Mungkin Yeji sudah mengontrol aktifitas beratnya selama di sekolah." Tutur Sang Dokter pada Minhyun dan juga Eunji.
Mereka yang mendengar kabar baik pun, menghela napas lega. Jika seperti ini, kekhawatirannya akan Sang putri tidak sebesar sebelumnya. Dimana Yeji jatuh pingsan saat bersama Yeonjun waktu lalu.
Eunji sendiri yakin, jika Yeji dapat mengontrol aktifitasnya dengan baik, mengikuti kemo dengan sesuai jadwal, dan juga mengkonsumsi obat secara rutin, pasti Yeji bisa sembuh seperti dulu lagi. Ya, Eunji sangat yakin dengan semua itu. Bahkan Ibu dua anak itu tidak peduli seberapa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan Yeji. Apa boleh buat, putrinya memang harus mendapat perawatan yang baik, apalagi Osteomielitis bisa berakibat fatal jika tidak diperhatikan dengan baik.
Juga tak mengindahkan apa respon Yeji jika gadis itu tahu, bahwa sumber bahagianya dipaksa untuk pergi darinya.
"Syukurlah kalau begitu. Apa putriku masih harus menjalani kemo lagi bulan depan?"
Tapi Sang Dokter menggeleng pelan sembari menerbitkan senyum kecil. "Hanya perlu kontrol saja dalam jangka pendek, jika semakin membaik. Aku bisa mengklarifikasi bahwa Yeji terbebas dari penyakit itu."
Alasan kenapa mereka ada di sini, tak bukan dan tak lain adalah karena terapi Yeji yang baru saja usai tadi malam. Dan tentu saja ini menjadi kemo terapi terakhir yang Yeji lakukan sekitar dua bulan belakangan ini.
Minhyun kini turut menjawabnya, "apa pantangannya tetap sama? Aku hanya takut putri kami terkekang oleh itu semua."
"Ya, sebagian besar. Tapi aku yakin jika Yeji akan baik-baik saja selama ia bisa berdamai untuk waktu yang lama."
Hanya berupa kalimat penenang untuk sementara, tapi bukankah lebih baik jika berharap bahwa gadis Hwang baik-baik saja setelah ini? Dengan Dokter sekali pun, mereka hanya punya permintaan agar gadis itu bisa bebas. Begitu juga dengan Yeji sendiri.
"Kami akan memantaunya, Dok. Ah, terima kasih atas semuanya, kami harus kembali lebih awal karena aku harus menghadiri rapat kolega."
"Kalau begitu, selamat siang, Dokter."
"Siang."
Kepergian yang memang seharusnya terjadi. River Lee– Dokter yang menangani Yeji hampir saja mendadak kaku saat kembali menemui Yeji di rumah sakit ini. Ia tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, jika saja lelaki yang ia tahu sebagai teman Yeji tak segera membawa Yeji ke rumah sakit beberapa hari lalu.
"Kau hampir mirip dengan putriku. Aku akan mengusahakan semaksimal mungkin agar kau dapat bahagia sedikit lebih lama."
Sama bukan, harapan mereka?
..
Mint choco ☆
Tidak. 2dMint choco, bisa kita pergi ke toko buku dekat sekolah nanti siang?
Aku akan mentraktirmu sesuatu, mungkin ramyeon? Ayo!
kau sedang berada di gym? Atau kau sedang membantu Ibumu? Balas aku jika kau sudah membaca pesan ini.
Hello? Balas ya!
Delivered.Gadis Hwang yang semula ceria ingin segera bertemu dengan lelaki penyuka buku itu, kini justru terlihat lesu. Ia menurunkan pundaknya begitu saja saat melihat tanda pada pesannya yang hanya terdapat status terkirim dan belum terbaca. Yeji– gadis itu hanya mengetuk layar ponsel yang sudah menghitam itu. Bukan hanya menunggu balasan Yeonjun, ia sendiri bosan setengah mati karena harus menunggu orang tuanya menjemput ke ruang rawat inap yang sebentar lagi akan ia tinggalkan ini.
Tapi ia sendiri heran, kenapa Yeonjun tidak membalas pesannya? Padahal, kan, setiap mereka bertukar pesan, lelaki itu pasti membalasnya setelah beberapa menit terjeda. Namun kali ini tidak, sudah hampir 20 menit Yeonjun tidak membalas atau setidaknya membaca pesan yang Yeji kirimkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUPHORIA [✔]
Fanfiction"Aku yakin kita pasti akan bertemu di lain waktu." -dariku untukmu, Si penyuka buku dan penikmat kesendirian. Semoga Tuhan mengizinkan kita untuk menatap satu sama lain, lagi. P.s. 143-637 . . . . . in TXTZY line Written by @Imchole ----- read first...