..
19.43
"Mereka bilang mau datang tepat waktu, mana buktinya?"
"Sabar, tunggu saja. Lagipula kita kan sudah sampai disini, apa mau beli sesuatu dulu?"
"Tidak, kita tunggu merek– yak! Kenapa kau lama? ManaYeji?" Begitu yang Ryujin tanyakan pada Yeonjun yang baru saja datang sendirian.
Beomgyu dan Ryujin yang datang terlalu cepat, atau memang Yeonjun dan Yeji yang datang lebih lama dari jam perjanjian? Entahlah, jelas bukan, jika mereka sudah bertemu.
"Yeji? Ku kira datang bersamamu."
Dan Yeonjun sendiri pun tak tahu, sebab ia pergi kemari selepas mengantar sepedanya ke bengkel. Jangan tanya, jalan kaki adalah pilihan terbaik Yeonjun untuk pergi ke tempat ini.
"Haish, kau kan tahu, jika rumahku dan rumahnya beda arah. Payah," balas Ryujin sembari menghela napas seraya melipat tangan di depan dada. Agaknya mereka menunggu satu gadis yang dinanti-nanti.
"Ide siapa ini?"
Pun tiba-tiba Yeonjun bertanya. Karena ia mendapat pesan mendadak dari Beomgyu. Lelaki itu bilang jika malam ini mereka akan pergi ke pasar malam, dan menurut Yeonjun, itu tak buruk juga.
Beomgyu dan Ryujin saling melirik. Memberi kode tentu saja. "Idenya Beomgyu. Baru saja tadi sore," jawabnya, tapi kemudian Ryujin menyadari sesuatu yang aneh pada Yeonjun terlebih dulu. Ya, luka itu.
"Astaga, kau berkelahi dengan siapa?" tanya Ryujin sembari memperhatikan bekas luka di wajah Yeonjun. Pun itu membuat Beomgyu menyipitkan mata. Pencahayaan lumayan remang membuat mereka lama tersadar akan Yeonjun yang masih punya bekas luka.
"Jangan bilang kau dibully ya," Beomgyu menimpali.
Dan Yeonjun yang mau tak mau menceritakan ini, akhirnya sedikit memberi cerita tadi siang. Mulai dari sepedanya yang berpindah tempat, hingga saat dimana terjadi perkelahian kecil– ah bukan, Yeonjun memang tak mau melawannya.
"Aku sangat kesal dengan mereka, benar kan Beom, ada yang aneh dengan sepeda Yeonjun. Mana mungkin bisa pindah sendiri, pasti ini ulah seseorang. Aku yakin."
"Dan lagi, kenapa harus Hyunsuk, sih? Dan kenapa harus kau, Yeon? Aku heran sendiri."
Bisa dilihat bagaimana hipotesa yang mereka buat sedikit punya clue. Tapi mana mungkin mereka menjadikan satu subjek menjadi tersangka peetama. Lagipula, bisa saja orang yang mereka maksud itu tak melakukannya.
Membingungkan.
Dan Yeonjun hanya menghela napas dan mengendikkan bahunya tanda kurang tahu apa tujuan seseorang melakukan itu. "Kita selidiki itu nanti. Sekarang, apa Yeji akan datang? Tidak ada tanda-tanda dia akan datang."
Terus terang, Beomgyu melontarkan godaan setelah mendengar kata-kata langka yang Yeonjun keluarkan dari bibirnya.
"Oh i see, aku tidak menyangka kau akan menantikan Yeji seperti ini."
Dan Yeonjun hanya mengangkat sebelah alisnya. Apa maksudmu Beom?
Pun melihat itu, Ryujin kini mengikuti jejak Beomgyu. Meledek Yeonjun dengan godaan-godaan payahnya. "Iya, bahkan saat aku belum datang kau tidak seperti ini. Kau suka Yeji ya? Iya kan?"
"Kenapa begitu? Persepsi kalian tidak masuk akal," balas Yeonjun spontan. Ia kini memilih mengalihkan pandangannya pada beberpa permainan di depan sana sembari memasukkan tangannya ke dalam saku jaket.
"Menyangkal adalah pertanda benar, sudahlah akui saja. Tidak apa kok, ya kan Jin?"
Gadis Shin mengangguk, "yap. Dan– hei lihat Yeji datang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUPHORIA [✔]
Fanfiction"Aku yakin kita pasti akan bertemu di lain waktu." -dariku untukmu, Si penyuka buku dan penikmat kesendirian. Semoga Tuhan mengizinkan kita untuk menatap satu sama lain, lagi. P.s. 143-637 . . . . . in TXTZY line Written by @Imchole ----- read first...