Saat makan malam menjadi saat yang paling ramai bagi semua penduduk Liberio. Para penduduk yang sudah bermukim hampir seratus tahun di selatan wilayah Marley itu, sangat menikmati festival yang tengah berlangsung.
Lampu warna-warni memenuhi jalan. Anak-anak berlomba menghabiskan isi kantong mereka, orang-orang berbeda warna kulit juga memenuhi tempat itu. Bagi muda mudi, inilah kali pertama sebuah festival diadakan di tempat mereka. Mengingat pemerintahan Marley yang begitu ketat pada Eldia, ini merupakan keajaiban.
Sementara itu, terletak dibawah keramaian dari festival yang tengah berlangsung. Tanpa berusaha menikmatinya, dua orang pemuda dan satu anak remaja malah berkumpul di ruangan yang bisa dibilang sempit yang besarnya tidak seberapa.
Satu orang pemuda berambut pirang memandang kaget hingga mulutnya ternganga pada pemuda lain berambut panjang yang berekspresi biasa saja.
"Eren."
"Yo, sudah empat tahun ya? Reiner."
Mencoba mengabaikan ketakutan yang perlahan menyusup di hatinya, pemuda pirang itu bertanya dengan hati-hati. "Bagaimana kau bisa sampai disini?"
Masih bersikap tenang, pemuda bernama Eren itu membalas. "Sama seperti kau dulu."
Menyadari kecanggungan yang menyelimuti percakapan dua orang dewasa di depannya, Falco lebih baik pergi. Ia rasa mereka butuh waktu berdua untuk berbincang. Saat ia pamit dan hendak melangkahkan kaki keluar dari tempat itu. Suara Eren yang mencegahnya pergi dan ucapan Reiner membuat tubuhnya berhenti seketika.
"Lakukan apa yang dia katakan, Falco."
Mata Falco terbelalak menatap tetesan cairan kental berwarna merah di lantai tempat ia berpijak.
"Kruger-san, tanganmu terluka."
.
Deretan kursi yang telah dipenuhi penumpang itu diisi oleh beberapa gadis yang didominasi pria-pria lainnya. Empat orang diantaranya menduduki kursi terpisah dari rekannya. Salah satu gadis di sana sibuk mengusap thunder spears yang dibawanya, seperti berusaha menghilangkan debu yang menempel di ujung permukaan nya. Hal yang tidak berguna.
Akhirnya hari ini tiba. Hari dimana ia akan bertemu lagi dengan sang pemilik Founding Titan, Eren Yeager. Mikasa telah membulatkan tekad membawa Eren pulang. Ia akan menyelamatkan pemuda itu, walau nyawa adalah taruhannya.
"Anak baru. Berkumpul." Suara Levi memecah keheningan di ujung saja. Membawa kaki-kaki anggota Survey Corps yang baru tahun lalu bergabung memenuhi panggilannya. Dapat Mikasa lihat, tubuh pria itu hampir tenggelam dalam kerumunan manusia yang lebih tinggi darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frieden
FanfictionMikasa Levi - Mikasa Eren Rated M (pembaca di bawah umur harap mundur) Setting Canon. Banyak time skip. OOC maybe, silakan menilai sendiri. "Mikasa bingung akan perasaannya terhadap Eren, seiring waktu ia seperti tidak mengenal pemuda itu. Semua hal...