HoekHoek
Hoek
Suho mencuci mulutnya setelah mengeluarkan semua makanan yang di telan nya. Ini pertama kalinya Suho merasa mual dan muntah.
"Kau marah?" Tanya nya mengelus perutnya yang datar.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menjadi ibu mu."
"Aku membencimu karena kau bagian darinya."
Suho terisak, hatinya kembali sakit mengingat Kris. Tak ingin semakin larut dalam kesedihan Suho segera mencuci wajahnya. Ia berbaring diatas ranjang yang dulu juga ditempatinya bersama Kris. Suho memejamkan coffee nya, mengistirahatkan badannya yang letih.
Suho menatap sekelilingnya, ini dimana? Pikir lelaki itu. Ia berada disebuah taman yang luas seorang diri.
"Mom?"
Suho menunduk ketika ada sosok kecil memeluk kakinya.
"Mom, aku tidak marah."
Suho mencoba melihat wajah anak itu.
"Aku sangat senang berada dalam perut mu walau hanya sebentar, berbahagialah aku akan pergi."
Bocah itu melambaikan tangannya pada Suho dan berlari. Suho memanggil dan berusaha mengejarnya tetapi ia tak bisa, seolah membatu.
"Tunggu!!"
Suho terbangun dari tidurnya. Refleks memegang perutnya sendiri.
Mimpi apa ia tadi? Apa itu anaknya? Suho tak melihat wajahnya, bahkan tidak tahu anak itu lelaki atau perempuan. Suho meraih ponselnya terdapat pesan dari Hyekyo."Noona sudah menjadwalkan nya besok, jadi jangan terlambat."
Suho menghela nafas gusar. Apa ini sudah benar? Sejujurnya, jika tak memikirkan egonya Suho mencintai bayinya. Ia sangat bahagia ketika dokter berkata ia sedang hamil. Suho antusias sekali ingin mengatakan ini pada Kris sebelum Kris berkata akan melamar Tiffany. Tetapi ada juga pikiran nya membenci janin nya kerena ia adalah benih dari sosok bajingan seperti Kris. Suho dilema.
.
.
.Dan disini Suho sekarang, ia sudah mengganti pakaiannya dengan baju pasien. Bersiap berpisah dengan anaknya yang bahkan baru seukuran kacang polong.
"Tuan Kim, anda siap?" Seorang perawat menghampirinya.
Suho masuk ke dalam ruangan itu dan berbaring di ranjang sesuai instruksi.
"Mohon tunggu sebentar, dr. Song masih menangani pasien."
.
.
.
.
."Bagaimana kau siap?" Tanya Hyekyo memasuki ruangan yang telah disiapkan untuk mengaborsi calon keponakannya sendiri.
"Maaf dr. Song, Tuan Kim membatalkan niatnya." Jawab salah seorang perawat tersenyum.
Tak kalah lebar wanita itu tersenyum. Satu nyawa tak bersalah selamat hari ini.
.
.
."Yak! Anak nakal, setidaknya kau mengambil vitamin mu." Teriak Hyekyo ketika Suho menjawab telepon nya.
"Aku belum tuli, Noona." Protes Suho.
Wanita itu terkekeh.
"Kau hebat, Noona bangga pada mu."
Suho tahu wanita itu menangis.
"Besok aku akan mengambil vitamin ku, aku mau belanja untuk Pea."