part 9

344 41 0
                                    

   Kicauan merdu burung diluar sana terdengar bersahut-sahutan menyambut pagi yang cerah. Lelaki tampan bersurai caramel ini tampak masih enggan membuka hazelnya untuk memulai hari.

    "Kris, bangun."

Singkat dan datar.

Tetapi itu cukup membuat Kris terbangun dengan cepat, jangan lupakan pula senyuman lebarnya.

Setelah insiden pelukan di rumah sakit setidaknya hubungan Kris dan Suho mengalami sedikit kemajuan, ya sedikit saja tetapi itu sudah sangat cukup bagi Kris. Pemuda cantik itu sudah mengizinkan Kris tidur satu ranjang dan makan bersama nya. Sudah sangat bagus bukan? Walau Suho masih bersikap dingin dan datar pada pria tampan tersebut. Ia juga tak mengizinkan Kris melakukan skinship sedikitpun, hal itulah yang membuat Kris selalu mengelus dan mencium perut Suho diam-diam ketika ibu hamil itu tengah tidur.

Sekedar informasi saja pasangan kesayangan kita ini sudah menikah. Setelah mengetahui Suho hamil ia segera memberitahu pada orang tua mereka. Kris baik-baik saja? Tidak. Ia babak belur dan berakhir dirumah sakit setelah mengabarkan berita bahagia tersebut. Ayah Suho pelaku? Jawabannya kembali tidak. Siwon lah tersangka penganiayaan itu, karena ia merasa sangat bersalah pada keluarga Kim atas perbuatan putra nya.

   "Kris, aku akan keluar bersama Jessica Noona."

Kris yang tengah melamun tersentak, tak lama ia mengulas senyum tipis.

   "Hati-hati, kalau ada apa-apa hubungi aku." Balas pria jangkung itu.

Suho hanya balas mengangguk dan menyudahi sarapannya.
.
.
.

   Suho dan Jessica tampak sedang memilah beberapa kemeja. Sejujurnya Suho sudah memaafkan Kris dan mulai menerima kembali kehadiran pria itu dalam hidupnya. Sikap Kris yang hangat dan perhatian padanya dan calon bayi mereka membuat Suho menyadari bahwa ia masih mencintai sosok tampan tersebut.

   "Ku pikir ini cocok untuk Kris, Noona."

Pilihan Suho jatuh pada kemeja berwarna baby blue. Entah kenapa belakang ini ia suka sekali segala sesuatu yang berwarna biru, mungkin bayinya laki-laki.

    "Bagus, ku yakin Kris suka apalagi istrinya yang membelikan."

Jessica tertawa mendapati semburat merah di pipi gembil lelaki cantik itu, berhasil menggodanya.

   "Kau tunggu disini ya? Noona akan ke toilet sebentar."

Dan Suho hanya mengangguk singkat.

Cukup bosan berdiri disini, Suho celingak-celinguk seperti anak yang kehilangan ibunya.

Wajahnya manisnya berubah datar ketika mendapati sosok tinggi yang tak asing baginya disebuah toko perhiasan. Kris tidak sendiri, Suho ingat jelas wanita itu Tiffany. Suho meremas kasar paper bag yang dipegangnya ketika Kris memberikan sebuah kalung pada Tiffany.

   "Suho, ayo. Noona sudah selesai."

Jessica yang tak menyadari perubahan mimik wajah dari sahabatnya itu hanya menggandeng pria cantik tersebut untuk melanjutkan acara belanja mereka.
.
.
.

   "Suho, sudah pulang?"

Pertanyaan basa-basi dari Kris tak diacuhkannya. Suho berlalu begitu saja ke kamar. Kris mengernyit, kenapa lagi? Kris mencoba maklum, ibu hamil memang memiliki mood yang tak bisa ditebak.

Kris pikir hanya sebatas hari itu saja, tapi ia salah. Sudah satu minggu pria kesayangannya itu mengacuhkan Kris. Ia sengaja makan sebelum Kris, tak pernah menjawab ketika Kris bertanya, Suho benar-benar bersikap seolah Kris tidak ada disana.
Parahnya lagi malam ini Suho hanya memasak makan malam untuknya sendiri. Tubuh yang lelah juga perut yang lapar membuat Kris tak ada pilihan kecuali memasak ramen instan. Aroma yang menggoda membuat Kris tak sabaran melahapnya.

Our Pea(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang