Part 1

711 54 3
                                    


Pagi telah menjelang tetapi dua anak Adam ini masih setia bergelung dalam selimut. Hujan diluar sana membuat mereka semakin enggan meninggalkan kasur. Salah satu dari mereka semakin merapat, memeluk sosok lelaki yang lebih mungil darinya.

"Kris?" Panggil lelaki yang lebih kecil tersebut sambil mengucek matanya pelan.

"Hm." Sahut yang lain.

"Jam berapa ini?" Tanya nya lagi.

Tak ada jawaban, lelaki manis itu melepaskan tangan Kris yang melingkar diperutnya. Sosok tampan itu mengerang, tak suka kenyamanannya di usik.

"Ini sudah pukul 11.23 am, Kris." Decak si manis kesal.

"Oh ayolah ini hari libur." Balas lelaki jangkung itu menaikkan selimut nya lagi yang tadi ditarik lelaki bernama Suho tersebut.

"Libur, tapi bukan berarti lambung mu juga libur untuk diisi makanan!" Cerocos Suho beranjak menuju dapur sedangkan Kris kembali melanjutkan tidurnya.
.
.
.

"Hari ini Mama meminta ku ke rumah, tertarik?" Tanya Kris sambil memakan sarapan yang merangkap makan siang.

"Baiklah, asal Mama membuat cookies kesukaan ku." Jawab Suho dengan cengiran.

"Heh, tidak jadi. Aku selalu jadi anak tiri jika ada kau." Keluhnya.

"Aaa.. ayo lah." bujuk Suho merangkul lengan Kris.

"Iya.. iya.." Ujar lelaki tampan itu mengalah.
.
.
.
.

Mansion megah keluarga Wu yang biasanya sunyi kini terdengar sangat ramai, padahal mereka hanya kedatangan Kris dan Suho. Dua lelaki itu berlarian di ruang keluarga, Kris tampak membawa setoples cookies ditangannya. Nyonya Wu menggeleng pelan, penampakan seperti ini bukan hal asing lagi.

"Lihat, Mama bawa apa." Kata Yoona memamerkan dua toples cookies yang mereka rebut kan.

Sontak Suho dan Kris berlari menghampiri Yoona, dasarnya kaki Kris yang panjang melangkah lebih cepat jadi ia yang mendapatkan nya.

Bibir Cherry itu mencebik, kesal karena Kris mengambil semua cookies nya.

"Heh, anak nakal! Ini milik Suho." Ujar wanita cantik itu ngambil toples cookies ditangan Kris dan memberikan nya pada Suho.

"Lihat, siapa yang anak kandung." Sungut pria tampan itu mendudukkan dirinya di sofa.

Suho memeletkan lidahnya, mengejek Kris yang manyun.

Kris dan Suho adalah sepasang kekasih? Walau banyak yang berpikir begitu tetapi jawabannya tidak. Mereka adalah dua orang sahabat, sejak kecil bahkan sejak dalam kandungan mungkin. Orang tua yang sibuk juga sebagai anak tunggal membuat hubungan mereka makin erat. Rumah mereka bersebelahan dan ada semacam jembatan yang menghubungkan kamar Suho dan Kris. Sejak kecil mereka selalu bersama seperti kembar Siam, dimana ada Kris disana ada Suho jika tidak ada Suho maka tidak ada Kris. Sejak kecil pula mereka terbiasa tidur bersama, ketika orang tua mereka keluar kota atau keluar negeri Kris dan Suho akan bergantian menginap dikamar masing-masing.
.
.
.

"Kris, mereka membicarakan kita." Kata lelaki manis itu pada sang sahabat ketika orang-orang menatap mereka sedari tadi sambil berbisik.

Lelaki tampan itu mengedikkan bahunya acuh. Ia kembali melanjutkan menikmati es krim nya.

"Kris.." rengek Suho, karena ya itu es krim nya.

Pemuda blasteran Kanada-China-Korea itu pun hanya membalas dengan senyuman tanpa dosa.

Kris dan Suho tak jarang di gosip kan memiliki hubungan istimewa. Ya, memang istimewa yaitu saudara pikir Kris itulah mengapa ia mengabaikan orang-orang yang membicarakan mereka. Sejauh ini bahkan sudah 25 tahun keduanya belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Namun bukan berarti ia gay seperti yang mereka katakan, Kris dan Suho sedari dulu sudah berjanji untuk mencari kekasih kelak ketika mereka sudah memimpin perusahaan masing-masing. Dua lelaki beda tinggi tersebut sibuk bersaing jadi tak sempat untuk hal-hal tidak berguna seperti itu.
.
.
.
.

Our Pea(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang