Lengkungan manis di bibir pria bak dewa Yunani itupun menambah ketampanannya. Tak heran beberapa orang yang melihatnya menjerit tak karuan. Jemari nya yang panjang mengelus kaca dengan lembut. Tidak, sebenarnya ia sedang mengelus pipi sang bayi yang sialnya terhalang oleh kaca pembatas antara ia dan buah hatinya. Anaknya telah lahir tadi malam. Seperti musim semi yang membawa kebahagiaan dan keceriaan. Kulit nya putih bersih layaknya salju dengan pipi gembil merona seperti sakura yang sedang bermekaran. Hidung itu milik Kris, bibir nya menyerupai Suho. Ah matanya juga mengcopy milik Suho tapi warna maniknya justru kelabu, Yoona bilang itu hal yang wajar. Bayinya benar-benar hasil sempurna dari Kris dan Suho, walau ia lebih terlihat seperti ayahnya. Ia tak bosan berterima kasih kepada Tuhan dan tentunya Suho karena telah memberi sosok bayi yang sehat dan menggemaskan.
Kris yang masih larut dalam euforia nya tak menyadari sosok pria tampan yang menyodorkan tissue padanya.
"Kau menangis?"
Kris menoleh, pria baby face itu justru menatap fokus kearah bayi Kris.
Ayah muda itu menghapus liquid bening yang mengaliri pipinya.
"Terima kasih."
Terlalu banyak yang ia lewati dan ungkapan terima kasih itu mencakup berbagai hal atas apa yang dokter ini lakukan untuknya.
Song Joongki tersenyum haru tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya. Melihat Kris tumbuh dewasa seperti ini memberikan rasa bangga atas apa yang telah dicapai pria itu, layaknya seorang ayah yang menyaksikan kesuksesan putranya.
"Kau berhasil!"
Pria itu menangis memeluk Kris, perasaan yang tak dapat ia ungkapkan.
Mengingat Kris yang nyaris mati bunuh diri, membantu bangkit dari depresi dan self injury, dan hampir kehilangan Kris lagi beberapa waktu lalu, itu semua sulit jika dipikirkan tetapi ia berhasil.
Sama, bagi Kris pria itu adalah pahlawan nya.
.
.
."Love, tidurlah kau pasti lelah."
Kris mengelus pipi Suho yang tengah menimang bayi mereka. Ibu muda itu tersenyum dan menggeleng pelan.
"Minumlah."
Kris menyerahkan segelas susu hangat berharap membuat Suho lebih rileks dan bisa terlelap.
"Terima kasih, dear."
Kris mengambil alih anaknya yang terlelap membiarkan kekasihnya istirahat sejenak. Ia mencium pipi gembil sosok mungil itu hati-hati. Tak ada pergerakan dari Suho, mata indahnya terpejam. Wajah cantik itu dihiasi raut lelah, Kris merasa bersalah karena membiarkan Suho merawat anak mereka sendirian.
Dengan perlahan ia meletakkan buntalan biru itu dalam baby boxnya. Lalu menyelimuti Suho, ia mengecup kening kekasihnya dengan penuh kasih dan memeluknya.
Rengekan dari bayinya membangunkan Kris. Ia beranjak dari ranjang hati-hati takut membangunkan Suho.
"Daddy disini sayang."
Ia menggendong malaikat kecilnya, senyum menghiasi paras tampan yang juga tampak letih.
Kris bersenandung kecil dan menimang-nimang Pea yang sudah berumur satu bulan.
Suho yang terbangun terkekeh pelan, lagu yang Kris nyanyikan jelas ia ciptakan secara acak.
"Sepertinya ia haus."
Kris membalikkan badannya dan menyerahkan Pea untuk disusui.
"Terima kasih." Ujar Suho tulus.
Kris yang semula memperhatikan bayinya yang semangat menyedot puting sang ibu mengalihkan perhatiannya pada Suho.