part 4

300 39 0
                                    


    Suho menyingkap gorden satin berwarna navy jendala kamarnya. Hari yang cerah membuat moodnya sangat bagus pagi ini. Ia berniat mengajak Kris menghabiskan weekend mereka di rumah orangtuanya, ia rindu ibunya.

    "Kris, bagaimana kita ke rumah eomma hari ini?" Ajak Suho bersemangat.

Kris menggaruk kepalanya yang tak gatal.

    "Aku ada janji dengan temanku, bagaimana besok?" Tawar nya, berharap Suho tak marah.

Raut kecewa terlihat jelas di wajah manis itu tetapi ia kemudian tersenyum. Menggeleng pelan seolah tak apa-apa.

     "Terima kasih, love. Kau memang pengertian."

Kris memeluk Suho dari belakang dan  mengecup pipi gembil itu.
Suho hanya menatap sendu punggung Kris yang menjauh dan menghilang dibalik pintu kamar mandi. Ia masih menunggu Kris mengatakan siapa teman yang selalu menyita waktu Kris belakangan ini. Mengatakannya sendiri tanpa harus Suho bertanya. Ada niat untuk menguntit pria tampan tersebut namun tidak, Suho percaya pada Kris. Ia akan terus menunggu tetapi entah sampai kapan.
.
.
.

     Dua pria berperawakan pendek dan kecil tampak bersemangat mengelilingi baby store. Ya, salah satu dari mereka sedang hamil. Tangan keduanya begitu semangat memilah pakaian ataupun peralatan bayi yang terlihat lucu.

    "Hyung, kau tidak apa-apa?" Tanya Suho khawatir ketika sahabatnya itu meringis sambil memegangi perutnya.

     "Tidak apa-apa, hehe. Sepertinya baby bear kelelahan." Jawabnya menenangkan Suho.

     "Kau juga belum makan, kita cari makan siang disekitar sini." Kata Suho masih panik, takut calon ibu dan bayi ini kenapa-kenapa.

Xiumin hanya tertawa, ekspresi Suho begitu lucu baginya.

Mereka berakhir di restoran Jepang pilihan Xiumin, katanya ia sedang ingin beberapa makanan khas negeri sakura itu. Mengidam hm? Pikir Suho.

      "Hyung, aku ke toilet sebentar." Pamit Suho tergesa-gesa.

      "Eoh, kenapa anak itu?" Heran Xiumin, tetapi ia kembali pokus dengan hidangan di depannya.

Bruk!

Suho mendesis, kenapa harus menabrak orang? pikirnya.

      "Maafkan aku."

Suho membungkuk dan meminta maaf.

Namun ia dan yang ditabrak sama-sama terkejut.

     "Tidak apa-apa." Balas satu-satunya wanita diantara mereka.

Atensi Suho beralih pada sosok cantik itu, ia tersenyum.

     "Siapa dia, Kris? Kekasih mu?" Tanya Suho mengulas senyum.

Senyum paksa.

     "Kalian saling mengenal?" Tanya Tiffany.

     "Ya, dia teman ku." Jawab Kris pelan.

Teman ya? Suho tertawa dalam hati.
Memang benar Kris tak mengumbar status hubungan mereka. Awalnya Suho tak mempermasalahkannya, tetapi hari ini Suho paham kenapa Kris menutupi hubungan mereka.

    "Aku terburu-buru, nikmati waktu kalian." Ujarnya dan melangkah dengan cepat.

Kris hanya terdiam sedangkan Tiffany sendiri bingung dengan suasana yang canggung ini.

Suho membanting pintu kamar mandi dengan kasar. Ia terduduk lemas. Pria cantik itu menangis tertahan. Apa maksud ini semua? Ia terisak lirih. Siapa wanita itu hingga Kris menggandengnya? Apa wanita itu yang dimaksud Taehyung? Jika mereka tak ada hubungan apa-apa tak mungkin Kris bersikap terlalu acuh padanya. Suho menghapus air matanya cepat, ia teringat akan Xiumin yang menunggunya. Ia mencuci wajahnya dan mulai merangkai alasan yang masuk akal jika Xiumin bertanya.
.
.
.

Our Pea(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang