part 8

337 43 2
                                    

   Kris tampak sibuk pagi ini menyiapkan keperluannya sendiri. Ia kesiangan karena lupa menghidupkan alarm dan Suho masih betah dengan sikap dinginnya hingga enggan membangunkan Kris. Sudah dua bulan dan sikap Suho belum ada perubahan sama sekali.

   "Argh.. ayolah."

Sesempurna apapun seseorang pasti ada kelemahannya, termasuk hal sepele sekalipun dan inilah hal mudah yang tak bisa Kris lakukan.

   "Suho, ku mohon kali ini pasangkan dasi ku."

Ia memelas, Kris harus segera menghadiri rapat penting dan ia masih mondar-mandir di sini. Suho akhirnya berbaik hati dan membantunya.

Lagi, Kris dengan tidak tahu dirinya merampas susu Suho dan meneguknya cepat.

    "Terima kasih!" Teriaknya dan berlari dengan cepat meninggalkan Suho yang melongo.

    "Hah... Lagi-lagi susu mu dirampas oleh pria itu." Decak Suho dan kembali membuat susu untuk nya.
.
.
.

Akibatnya aduan Kris pada Leeteuk tentang kesehatan Suho yang tidak stabil belakangan ini membuat Leeteuk mempercayakan perusahaan pada Kris karena tak bisa dipungkiri Kris memang lebih handal. Pekerjaan Suho jadi jauh lebih sedikit dari sebelumnya sehingga ia memiliki banyak waktu luang dan mudah merasa bosan.

   "Bagaimana hubungan mu dengan Kris saat ini?" Tanya wanita berambut kemerahan disamping Suho.

   "Tidak ada yang special, Noona." Jawab Suho malas.

    "Benarkah?" Tanya wanita lainnya.

    "Kita disini ingin bersenang-senang bukan? Jadi berhenti membahasnya."

Jelas terdengar bahwa pria cantik itu tidak suka.

     "Baiklah, mari kita bersenang-senang." Teriak Jessica dan menuangkan wine pada gelas mereka dengan semangat.

    "Aku tidak bisa minum, Noona." Elak Suho ketika ia disodori gelas berisikan cairan merah tersebut.

     "Ah, hanya sedikit."

Ketiga wanita itu memaksa Suho meminum nya dengan cara menahan pria itu dan yang lainnya memaksa Suho meneguknya. Suho terbatuk dan   memandang kesal ketiga sahabatnya itu.
.
.
.

   Apartemen yang gelap menyambut kepulangan Kris. Setahunya Suho tak ada kerjaan, lalu dimana pria itu? Kris menelponnya tetapi tak ada jawaban.
Mungkin saja keluar dengan teman-temannya pikir Kris. Lelaki blasteran itu memilih untuk masuk ke kamar Suho. Berbaring di ranjang dan menghirup aroma tubuh si manis mungkin dapat melepaskan penatnya. Tentu saja jangan sampai Suho tahu atau ia akan babak belur.

    "Ah, nyaman sekali." Ujarnya membenamkan wajahnya di bantal beraroma kan vanila itu.

Hingga akhirnya ia merasakan sesuatu yang keras dibawah bantal. Jemarinya yang panjang langsung meraih benda itu. Sebuah buku? Kris membuka buku kecil tersebut tetapi kosong, tidak ada apa-apa. Hingga di bagian tengahnya terdapat kertas yang lebih kecil. Hazel Kris mengerjab beberapa kali untuk memastikan apa yang ia lihat. Kris langsung terduduk sambil memegang gambar Hitam putih itu.

    "My pea." Ujar Kris mengeja tulisan dibelakang gambar.

Kris beranjak dari ranjang dan membuka laci Suho dengan tidak sabaran. Ia membongkar semuanya tetapi tak menemukan apa yang ia cari. Hingga sebuah amplop putih jatuh ketika ia memeriksa lemari Suho. Dengan tidak sabaran ia membukanya. Matanya membulat tak percaya dan kertas itu jatuh seketika ketika mengetahui apa isi dari amplop tersebut. 5 Agustus tertera pada kertas itu, pikiran Kris kembali ke pada dua bulan yang lalu.

Our Pea(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang