Bintang yang redup dan bulan yang menagis di balik awan gelap

14 1 0
                                    

🌜🌜🌜🌜🌜🌜🌜🌜🌜🌜🌜

Luna melangkah ke depan pemuda itu dan nampak lah seorang pemuda yang masih sangat muda sedang asik menyusun Lego nya.

Luna : tuan muda Jefri?

Jefri : jangan ganggu aku sebelum selesai memasang ini!

Luna duduk lemas di sofa yang berhadapan dengan sofa Jefri. Pandangannya tak lepas dari Jefri, seorang pemuda yang masih sangat muda. Luna berusaha menahan air matanya. Masih segar di ingatan Luna, Jefri adalah salah satu muridnya di SMA Bakti Asih sewaktu dia magang tugas kuliah semester akhir. Jelas sekali kalau Jefri baru tamat SMA. Luna sangat tak menyangka kalau dia dinikahkan dengan pemuda yang baru keluar SMA dan menyandang autis. Luna tak menyangka kalau pemuda yang bernama Jefri yang akan menikah dengan nya itu bukanlah Jefri murid nya sewaktu SMA.

Luna masih duduk memperhatikan Jefri memasang lego-legonya. Hatinya berkecamuk tidak jelas antara syok dan menderita, namun keadaan ayahnya yang butuh bantuan nya sedikit memberi energi untuk tabah. Tapi hatinya begitu berantakan dan terhantam keras sehingga mau berontak pun sudah tak bisa.

Luna : bolehkan aku ganti pakaian dulu?

Jefri hanya mengangguk dan sama sekali belum meliriknya. Luna masuk ke kamar mandi, dan tertegun sambil memandang wajahnya di cermin wastapel. Airmata nya meleleh namun bibirnya rapat dan terasa kelu, bahkan dada nya pun seolah malas untuk berguncang, jantungnya pun seolah sudah malas berdetak.

20 menit di kamar mandi, Luna pun keluar karena takut Jefri tersinggung. Sedikit Luna memahami karakter Jefri saat di sekolah. Seorang anak yang lebih banyak diam dan menyendiri, kalau tersinggung antara marah menyerang atau menyakiti dirinya sendiri.

Jefri masih nampak asik memasang Lego nya, nampaknya dia sedang membuat sebuah rumah besar.

Luna duduk kembali dan memperhatikan nya. Luna bingung karena Jefri diam dan tak melihatnya sama sekali.handphhone di saku nya terus bergetar tanda pesan masuk. 

Jefri : aku lapar!

Luna : kamu mau makan apa?

Jefri tak menjawabnya dan tetap fokus dengan Lego nya. Luna makin bingung. Luna bangkit dan beranjak pergi ke dapur. Sudah tak ada siapa-siapa mungkin sudah pada istirahat dan ini membuat Luna makin bingung harus bertanya ke siapa tentang menu yang mesti dia sediakan untuk Jefri. Luna menyempatkan membuka pesan dari Andin. Ada puluhan panggilan dari Akbar berikut pesan nya yang tak Luna buka.

"Aku menikah dengan Jefri, murid ku sewaktu kita magang di SMA Bakti Asih"📨 

Balas pesan Luna yang secepat kilat dibuka oleh Andin. Seketika tubuh Andin terkulai lemas dan menangis meraung menangisi kehidupan teman nya yang sudah seperti saudara kandungnya. Andin menyambar kunci mobil nya dan berlari ke luar entah menuju kemana.

💔💔💔💔💔💔💔

Luna menyiapkan buah-buahan bermacam-macam yang telah dikupas dan segelas susu. Luna menghampiri Jefri dan menaruh makanannya di mejanya.

Luna : aku tidak tahu mesti menyiapkan apa, aku belum tahu kesukaanmu.

Jefri melirik ke arah makanan di meja. Kemudian fokus lagi.

Moonlight For The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang