Maaf banyak typo
Kesal karena pintu kamar sudah di kunci Alex dari luar, laptop Alex yang ada di atas meja depan sofa menjadi sasaran kemarahan Ayu.
Ayu membanting laptop itu kuat dan setelah laptop itu terpecah menjadi beberapa bagian, Ayu langsung meleset menuju balcon, menunggu Alex yang lewat di bawah sana, lalu... bangkai dari laptop itu akan Ayu lempari Alex di bawah sana.
Tapi, sayang. 3 bagian laptop mahal yang sudah hancur itu tidak mengenai Alex sedikitpun. Alex dengan gesit menghindar, dan lebih parahnya lagi, melihat laptopnya yang sudah hancur dan pernah Ayu dengar 2 hari yang lalu, laptop itu banyak berisi file penting entah file apa. Alex... Alex tadi tidak terlihat marah sedikitpun, hanya menatapnya tajam sebelum laki-laki itu masuk ke dalam mobilnya dan membawa sendiri mobilnya untuk ke apotik terdekat. Meninggalkan Ayu yang sedang merana, takut, dan bingung di depan pintu kamar yang sudah Alex kunci dari luar.
Capek. Demi Tuhan, mulut Ayu capek dan tenggorokan Ayu sangat sakit di dalam sana.
Teriakan minta tolongnya tidak di sambut oleh para pembantu yang ada di luar sana, di bawah sana.
Ah, tidak. 2 menit yang lalu, dapat Ayu dengar, ada suara Mbak Mini yang meminta maaf karena tidak bisa menolongnya. Apabila menolongnya, maka wanita parubaya itu akan mampus di tangan Alex. Alex memecatnya maka Mini tidak bisa makan dengan anak dan cucunya. Mini yang sudah tua, akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan lagi.
Mendengar ucapan lirih dan tak berdaya Mbak Mini, membuat Ayu sadar kalau ia berteriak di rumah yang jaraknya dengan rumah tetangga yang lumayan jauh, tidak ada artinya sedikitpun.
"Nggak, mama nggak mau kamu cacat atau mati misal sudah ada kamu yang sudah dan sedang tumbuh dalam rahim mama saat ini. "
"Mama nggak mau kamu terluka karena obat sialan itu! Nggak akan mau, Nak!"Ucap Ayu dengan geraman tertahannya. Kedua tangannya semakin memeluk erat dan possesive perutnya yang masih rata.
Ayu tidak mau menjadi ibu yang lemah , membuat anaknya harus mati di tangan Papanya sendiri lewat pil kb sialan itu.
Sejak kecil, Ayu sudah menggila dengan bayi dan anak kecil. Hidup bertiga dengan mama dan papanya, dan selalu di tinggal pergi ke luar kota membuat Ayu merana dan kesepian setiap saat.
Dan peduli setan, Alex mau menalaknya, mau mengusirnya, dan tidak suka dengan bayinya. Tidak masalah. Toh, ia tidak akan mati. Masih ada mama dan papanya yang bisa Ayu mintai tolong. Ia hidup tidak kekurangan selama ini, malah lebih. 10 bayipun bisa Ayu besarkan dan rawat.
Dan kedua mata Ayu yang bulat, berbinar bahagia di saat Ayu... Ayu melihat ada ponsel jadul yang ada di atas meja di depan sofa, ponsel jadul yang letaknya bersampingan dengan laptop yang sudah Ayu hancurkan tadi.
Bagai anak peluru, tanpa membuang waktu, Ayu meleset mendekati meja itu, dan saat ini ponsel jadul itu sudah ada dalam genggaman tangan Ayu.
Ponsel jadul yang beberapa kali pernah Ayu lihat di gunakan Alex entah untuk menelpon siapa tadi malam dan 2 hari yang lalu.
Dan Ayu dengan senyum haru dan lega, dengan lihay memasukan nomor mamanya yang sudah Ayu hapal mati.
Ya, peduli setan mamanya tahu betapa bejatnya Alex. Ayu... Ayu akan minta tolong dan bantuan pada mamanya agar supir atau bahkan polisi datang menjemputnya di rumah Alex.
Tapi, semenit berlalu. Senyum lega dan haru luntur di kedua bibir dan raut wajah Ayu di saat panggilannya malah di jawab oleh operator. Nomor mamanya tidak aktif.
Tapi, Ayu tidak menyerah. Dengan jantung yang sudah berdegup kencang di dalam sana, Ayu... Ayu memasukan nomor papanya. Nomor papanya yang sudah Ayu hafal mati juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayu ( Menikah Dengan Guruku)
Romance"Setiap aku menyentuhnya, sumpah yang ada dalam pikiran dan benak aku hanya kamu, Lisa. Bukan Ayu. Kamu tahu bukan, Aku menikahinya karena terpaksa. Bukan terpaksa, tapi kami di anggap melakukan hal yang tidak-tidak, dan para warga sialan itu salah...