....
Happy readAyu menghembuskan nafasnya lega. Untung lah mamanya percaya kata demi kata yang keluar dari mulutnya. Kalau rumah tangganya yang baru hitungan jari baik-baik aja. Alex adalah suami yang baik, lembut, pengertian dan penyayang. Bohong besar. Tapi, apa boleh buat. Ayu nggak mau membuat mama dan papanya khawatir. Walau Ayu membenci kedua orang itu yang sama sekali tidak pernah ada waktu untuknya. Kerja terus dalam hidup dan pikirannya.
Ya, barusan Ayu melakukan video call dengan mamanya. Ayu yang sedang belajar untuk bekal ujiannya nanti, terhenti sejenak di saat ponselnya tiba-tiba bergetar dan berdering. Sekitar 30 menit waktu yang Ayu gunakan untuk mengobrol dengan mamanya. Mamanya yang akan pulang lebih lama lagi. Mamanya akan pulang sekitar 5/6 hari sebelum ia melakukan ujian nasional yang artinya tinggal 1 bulan lagi. Tak hanya mamanya, papanya pun, yang ikut melakukan video call. Video call grop di wa mengatakan kalau akan pulang sama seperti mamanya, di saat detik-detik ia akan melakukan ujian nasional.
"Siapa yang barusan menelponmu?"
Ucapan dengan nada tegas di atas berhasil membuat Ayu sedikit terlonjak kaget, dan siapa lagi pemilik suara tegas dan terdengar dingin barusan kalau bukan Alex
Ayu tidak menjawab. Ayu malah terlihat mengernyitkan keningnya bingung saat ini. Bagaimana bisa Alex masuk. Pintu kamar sudah ia kunci.
"Seharusnya sejak 30 menit aku berada dan sudah masuk dalam kamar ini. Tapi, aku lupa naruh kunci serep kamar ini dimana, dan bibi Nina baru menemukannya sehingga aku bisa berdiri di depanmu saat ini,"
"Siapa yang menelponmu tadi? Sampai harus berbicara mengumpat dalam kamar bagai maling."Ucap Alex dengan nada tidak sabarnya. Sebenarnya, kalau Ayu jeli. Ada nada cemburu dan was-was dari nada suara Alex barusan.
Alex penasaran. Di saat ponselnya berdering, Ayu terlihat ketakutan dan kaget. Apalagi Ayu sampai harus mengobrol di tempat lain.
Alex mengikuti Ayu dari belakang. Tapi, sialanya malah Ayu masuk ke dalam salah satu kamar tamu, dan lebih sialnya lagi, pintu kamar di kunci dari dalam sama Ayu. Alex berusaha menguping, tapi Alex tidak mendapatkan apa-apa. Jelas, Ayu mengobrol dengan mamanya dalam kamar mandi. Mencari kunci serep, tidak Alex temukan. Sampai 10 menit pencarian tetap tidak di temukan. Alex menyerah, dan menyuruh Bi Nina untuk mencarinya. Dan 20 menit kemudian baru di temukan tepat di saat Alex selesai mengoreksi jawaban dari soal try mata pelajaran matematika yang Alex isi secara diam-diam memperbaiki jawaban Ayu yang 90% salah.
Raut bingung di wajah Ayu kini sudah berubah menjadi raut datar di saat Ayu ingat. Ini kali pertama sejak 2 hari yang lalu, mereka yang bercinta di sofa ruang keluarga, Alex mengajaknya bicara. Sepatah katapun selama 2 hari mereka tidak pernah berkomunikasi sedikitpun. Alex terlihat dingin dan tidak tersentuh. Ayu? Gengsinya tinggi, hatinya masih sakit, sehingga Ayu juga enggan untuk menyapa dan menegur Alex duluan.
Dan laki-laki itu lah yang menegur Ayu duluan.
"Ayu... siapa yang menelponmu tadi?"Geram Alex dengan wajah yang sudah merah padam.
"Mama dan papaku."Ketus Ayu.
Dan Ayu tercekat di saat tiba-tiba ponsel yang baru Ayu beli kemarin sore sudah ada dalam genggaman Alex saat ini. Ya, Alex merampas kasar ponsel dari tangannya barusan.
"Apa yang kau lakukan! Kemarikan ponselku!"Ucap Ayu geram dan mencoba merebut ponselnya dari Alex.
Lagi, dan lagi Ayu yang kalah. Alex tidak mendengar, pura-pura tidak mendengar lebih tepatnya. Dan Laki-laki itu saat ini sedang mengotak-ngatik ponsel Ayu. Tidak percaya kalau Ayu mengobrol dengan mama dan papanya.
Tapi, sepertinya Ayu tidak bohong. Benar. Ayu mengobrol dengan mama dan papanya. Tapi, kenapa harus menjauh darinya? apakah Ayu mengadu hal yang tidak-tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayu ( Menikah Dengan Guruku)
Storie d'amore"Setiap aku menyentuhnya, sumpah yang ada dalam pikiran dan benak aku hanya kamu, Lisa. Bukan Ayu. Kamu tahu bukan, Aku menikahinya karena terpaksa. Bukan terpaksa, tapi kami di anggap melakukan hal yang tidak-tidak, dan para warga sialan itu salah...