21

24K 359 15
                                    

semua berkumpul dirumah hana, awalnya dadang menatap ravi dengan tatapan tajam seperti harimau yang akan memakan mangsanya. ravi yang merasa di lihat terus jadi merasa agak canggung.

"ravi, sini" dadang menggerakkan tangannya memberi tanda bahwa ravi harus duduk di sampingnya

"iya ayah" ravi menghampiri dadang

"kenapa tuh kamu bisa pergi tanpa pamit sama hana dan juga saya?"

ravi menjelaskan alasan ia pergi begitu saja tanpa pamit dan tanpa meninggalkan apapun. Dadang menakuti ravi dengan bilang bahwa ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan ravi. ravi panik hingga kehabisan kata kata untuk diucapkan lagi.

Hana yang mendengarnya pun tertawa kecil, ia tau ayah nya memang suka bercanda seperti itu. dadang memang terlihat galak namun hatinya baik dan suka bercandain anak orang.

karna tidak kuat menahan tawa nya, hana menenangkan ravi dan menyuruh ayahnya berhenti mengomeli ravi. ia bilang bahwa ayahnya hanya bercanda saja. legaaaaa kata ravi

mengingat akan hp yang tertinggal di rumah ravi, hana mempunyai niat akan bermain kerumah ravi besok. namun satu yang ia khawatirkan yaitu ibunya ravi.

"kalo ada mamah kamu gimana?" tanya hana

"aku juga gak tau mamah bakalan pulang nyari aku apa enggak, kalo misalkan iya nanti aku jelasin semuanya ke mamah dan kalo enggak juga aku tetep jelasin ke mamah lewat telfon"

hana merasakan perasaan ravi yang sangat dewasa dan bertanggung jawab, juga pemberani. ia baru sadar bahwa ravi lah yang memiliki beban yang sangat berat dan butuh dukungan. kini ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi pasangan hidupnya ravi. ( unch soswit)

waktu semakin malam, semua orang pulang kecuali ravi ia tak ingin pulang dan ingin menginap saja dirumah hana. awalnya hana menolaknya karna menghindari gosip tetangga yang tidak tidak. namun kata dadang tidak apa, sekarang ravi tak punya siapa siapa disini selain mereka berdua.

akhirnya hana mengizinkannya, ravi tidur di sofa ruang tamu. jika saja tidak ada ayahnya, mereka sudah tidur berdua dikamar hana.

sebelum tidur, hana dan ravi mengobrol diruang tamu membahas semuanya. hana menceritakan kejadian yang ia alami dibeberapa hari kemarin. ravi merasa sangat bersalah dan meminta maaf pada hana. namun kata hana tidak apa apa, memang sudah takdirnya seperti ini. mereka hanya bisa memperbaiki untuk kedepannya.

sementara ayah ravi sudah tidur nyenyak dikamar akibat kelelahan mengurus semuanya dan besok pagi ia harus mengirus administrasi kematian istrinya di kantor.

semakin lama mengobrol hana mulai ngantuk, ia akan pergi ke kamarnya untuk tidur namun ravi menarik tangannya. ravi meminta hana mencium bibirnya, ia jujur sangat rindu akan permainan di ranjang.

hana mencium bibir ravi dan dibalas olehnya, mereka berciuman sangat lama hingga air liur sudah menetes dibaju masing masing. kantuk pun hilang menjadi nafsu, [ aduh sabar kek udh tau msh ada org tua:" ]

ravi menggendong hana ke kamarnya tanpa melepaskan ciumannya, ia melewati kamar dadang. sungguh tidak ketakutan, coba pas mereka lewat depan kamarnya si dadang buka pintu.

sampailah dikamar dan ravi membaringkan hana dikasurnya. ravi melihat jam sudah pukul 11 malam.

"udah malem, tidur yaaa sayangnya aku"

"besok pagi main disini yaa, ayah mau pergi" kata hana sambil meremas penis ravi

"aahh jangan dipegang, lepas gak" ravi kaget karna ia takut burungnya itu berdiri haha

setelah itu ravi balik ke depan dan semuanya tidur dengan nyenyak sambil melepas lelah. sebelum itu hana gelisah karna tidak sabar ingin bercinta dengan ravi besok pagi. ia rindu sekali digenjot kasar, di remas, dan di cabuli oleh ravi. membayangkannya saja sudah membuat ia basah dibawah sana.

pura-pura polos✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang