09

641 113 74
                                    

Part ini cuman 2037 kata..

sorry ya, otak aku lagi buntu banget minggu-minggu ini..

selamat membaca :)

dan maaf untuk segala typo ..

.

.

.

Pagi itu, Taehyung kembali mendapati adanya sarapan yang sudah siap di atas meja. Namun, pria itu tak mendapati sapaan dan senyuman Sohyun seperti biasanya. Rumahnya bahkan sudah sepi. Apa wanita itu sudah berangkat ke kantor ? sepagi ini ?

Taehyung bangkit dari sofa berjalan menuju kamarnya dengan mata yang masih setengah tertutup.

"Akh!"

Baru saja membuka pintu, mata Taehyung langsung terbuka karena teriakan itu, di sana, di dekat lemari besarnya, Sohyun tengah berdiri hanya dengan sebuah handuk yang melilit tubuhnya. Wanita itu menatap horor ke arahnya sembari menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Taehyung-ssi, tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu ?"

Sang pelaku mengangkat kedua alis sambil memasang wajah bodohnya, "Kenapa aku harus mengetuk pintu ? ini kan kamarku." ucapnya santai tanpa memperdulikan tatapan Sohyun padanya.

"Ya....,ya walaupun begitu tetap harus mengetuk pintu dulu." Ucap Sohyun gelagapan. Lalu berlari kecil menuju kamar mandi, meninggalkan Taehyung yang hanya bisa menahan senyumnya. Taehyung senang melihat wajah wanita itu saat sedang gugup dan salah tingkah seperti tadi.

Sedangkan di kamar mandi, setelah memastikan pintunya terkunci. Sohyun langsung memegang dada kirinya yang berdetak sangat kencang. Wanita itu lalu menghela napasnya pelan. Kenapa dia harus berdebar seperti ini ? Ini tidak boleh terjadi, dia tidak bisa berada satu kamar dengan Taehyung. Sohyun harus tetap pada rencannya untuk mengikis perasaannya untuk pria itu, lalu berpisah. Iya, itu tujuannya sekarang. Setelah memastikan perasaannya mulai berkurang, Sohyun akan mengakhiri semua ini.

.

.

"Kau tidak sarapan ?"

Sohyun lagi-lagi di buat terkejut karena sikap Taehyung. Apa yang merasuki pria itu sampai bertanya apakah dia sarapan atau tidak ? biasanya Taehyung hanya akan menikmati sarapan dalam diam.

"A-aku, akan sarapan di kantor."

Taehyung mengangguk pelan, "Aku akan mengantarmu ke kantor hari ini."

Sohyun terbelak. Hei, sepertinya Taehyung karasukan saat tidur di ruang tamu semalam. "K-kau oke ?" tanya wanita itu heran.

Taehyung mengerutkan dahinya, lalu mengangguk, "Apa aku terlihat sedang tidak baik ?"

Sohyun terdiam sesaat. Lalu menggeleng pelan. "Tidak perlu diantar. Aku bisa berangkat dengan bus." Tolaknya.

"Kenapa ? apa kau tidak nyaman denganku karena orang tuaku yang menyebabkan Ayahmu meninggal ?"

Pertanyaan Taehyung membuat dada Sohyun bergemuruh. Kenapa harus membahas itu sepagi ini ? pikirnya.

"Apa kau akan mempercepat perceraian kita setelah ini ?"

Lagi, Taehyung kembali menyayat hatinya. Sohyun menghela napasnya lalu menatap Taehyung. "Akan aku usahakan." Setelah mengatakan itu, Sohyun segera pergi meninggalkan Taehyung yang hanya bisa menggenggam erat gelas di tangan kanannya.

Taehyung tidak mengerti mengapa mulutnya tidak pernah bisa berbicara baik dengan Sohyun. Sumpah demi apapun, dirinya sama sekali tidak berniat membahas tentang kecelakaan itu. Tapi kata-kata itu meluncur begitu saja karena Sohyun menolak tawarannya.

Without You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang