02

632 115 38
                                    

Maaf untuk segala typo :)

.

.

Dering ponsel membuat Taehyung membuka matanya dengan malas, di ambilnya benda berisik itu di atas nakas lalu berdecak kesal saat melihat nama yang terpampang di sana. "Si Pengganggu." Pria itu menekan layar berwarna merah lalu kembali meletakan benda itu di tempat semula.

Sudut bibirnya terangkat ke atas saat melihat wanita yang sedang terlelap di sebelahnya. Jeon Hyejin, kekasih yang rela memberikan pertamanya untuk Taehyung. Masih tergambar dengan jelas bagaimana kegiatan panas yang mereka lakukan dua jam yang lalu. Hyejin yang terlihat malu-malu namun menggairahkan. Sial, mengingatnya saja membuat Taehyung kembali menegang.

Benda segi empat di nakas itu kembali berdering, membuat Taehyung mengupat pelan lalu beranjak untuk mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai.

"Sialan sekali wanita itu. Kenapa dia selalu mengangguku."

.

.

Disisi lain, Sohyun tengah duduk di teras rumahnya sambil melihat ponselnya yang tidak menunjukan adanya pesan balasan dari sang suami. Sudah pukul dua dini hari dan tidak ada kabar apapun dari pria itu membuat Sohyun jadi khawatir. Walaupun Taehyung menganggap bahwa pernikahan mereka bukan apa-apa. Bagi Sohyun, Taehyung tetap suaminya. Suami yang harus dia cintai. Yah, walaupun pria itu tidak mencintainya.

Jika boleh jujur, semenjak janji suci itu dia ucapkan. Sohyun sudah berjanji akan menepati semua yang dia janjikan di hadapan Tuhan. Sohyun berjanji akan mencintai sang suami, menemani dan melakukan kewajiban sebagai isteri dengan baik. Selama tiga bulan ini dia sudah berusaha melakukan semua itu, walaupun hanya penolakan dan kata-kata kasar yang dia terima. Tak mengapa, Sohyun akan mencoba untuk mengerti.

Suara mobil yang baru saja memasuki pekarangan rumah, membuat Sohyun langsung berdiri. Gadis itu tersenyum saat melihat Taehyung yang berjalan ke arahnya dengan wajah seperti biasa. Dingin, dan datar.

Sohyun mengatupkan mulutnya yang baru saja hendak terbuka saat Taehyung berjalan melewatinya. Gadis itu menghela napasnya pelan lalu menyusul sang suami.

"Taehyung-ssi, mau aku siapkan air hangat untuk kau mandi ? atau kau ingin makan sesuatu ?" tanya gadis itu sambil berjalan di belakang Taehyung.

Sohyun hampir memekik saat Taehyung berhenti dan berbalik tepat di hadapannya. Tatapan tajam pria itu membuat Sohyun bergedik ngeri. "Tidakkah kau lelah ?"

Sohyun menatap Taehyung dengan kening berkerut, tanda jika dia tidak mengerti maksud dari pertanyaan sang suami.

"Bersikap seperti ini, apa kau tidak lelah ? aku saja sudah lelah dan muak denganmu. Tidakkah kau ingin berhenti ? kau pikir dengan bersikap seperti ini akan membuatku mencintaimu ?"

Sohyun kembali menunduk "Aku.. hanya menjalankan kewajibanku sebag__,"

"Apa kau masih tidak mengerti !?" Taehyung memotong kalimat Sohyun. "Aku sudah berkali-kali mengatakan untuk bersikap layaknya orang asing. Sikapmu yang sepeti ini membuatku semakin muak." Taehyung berbalik berjalan menuju kamarnya.

Sepertinya Sohyun harus lebih banyak bersabar. Iya. Ini baru tiga bulan. Sohyun tidak akan menyerah. Sohyun akan berusaha untuk mewujudkan impiannya, memiliki keluarga yang bahagia dan saling mencintai. Seperti Ayah dan Ibunya dulu.

.

.

.

Dua belas september adalah ulang tahun Tuan Lee Minho. Pria setengah baya itu sengaja membuat pesta yang cukup mewah dan mengundang semua teman juga rekan bisnisnya.

Without You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang