Seoksoo

936 92 0
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Langkahnya diiringi dengan dua pelayan dibelakangnya, Louis menatap para pelayan yang sedang berjalan kesana-kemari didepannya.

Ia baru usai berkuda, berkeliaran disekitaran hutan didekat kerajaan dengan temannya dan juga pengawalan beberapa prajurit.

"Ada apa ini?"tanya Louis dengan bingung, karena setahunya pagi tadi tidak ada kesibukan apapun di kerajaan.

"Yang mulia Raja akan mengadakan pesta malam ini Pangeran" pelayan yang mengikutinya menjawab, Louis menganggukkan kepalanya paham.

Masuk kedalam kamarnya, Louis meminta agar kedua pelayan itu segera menyiapkan pakaiannya. Ia akan membersihkan diri sebelum menghadap pada ayahnya soal pesta malam ini.

Beberapa menit kemudian Louis beranjak dari kamarnya sendirian, ia membawa sebuah biola yang sudah sendari kecil ia miliki. Satu biola yang sangat disayanginya.

Menuju ketempat sang ayah, ke aula utama dengan singgasana yang ia yakini akan terdapat Ayah dan Kakaknya disana.

Pintu terbuka, Louis berjalan dengan tegas lalu tersenyum dan menunduk sebelum ia duduk di kursinya.

"Ada apa Lou?"tanya sang Kakak, Louis lalu menatap singkat dan menanyakan keperluannya.

"Kak malam ini ada pesta, apa aku harus ikut andil?" tanyanya, karena terkadang jika ia tidak bertanya secara tiba-tiba ia akan dibuat naik diatas panggung.

Dan dia tidak suka pada pertunjukan yang tidak dipersiapkan.

"Kalau kau mau, silahkan" yang menjawab bukan kakaknya, tapi Ayahnya.

"Baiklah, Aku permisi untuk latihan jika begitu" ucap Louis, beranjak dari kursinya langkah Louis ditahan Kakaknya.

"Padahal adikku ini permainannya sudah bagus, kenapa harus latihan sih?" tanya sang kakak, Louis terkekeh.

Kakaknya ini bermaksud baik karena ia baru saja pulang dari berkuda dan menelusuri hutan, jadi seharusnya ia istirahat lalu bersiap untuk pesta malam ini.

"Biar tidak ada yang kecewa padaku, Pangeran Jade Kakakku yang tampan" ucap Louis, Jade mencebik mendengar candaan yang dikeluarkan Louis.

Ia lalu mengisyaratkan dengan tangannya bahwa Louis boleh pergi. Menunduk hormat, Louis melangkahkan kakinya berjalan menuju Aula musik kerajaan yang selalu dipakai untuk latihan.

Ia menemukan adiknya ada disana, sedang duduk didepan piano tanpa memainkannya.

"Ryu?"

"Oh, Kakak"

"Kenapa? Mau bermain bersama?" tanya Louis, ia tau adiknya itu tidak terlalu suka bermain sendiri di ruangan ini.

Bahkan setiap kali ayahnya mendatangkan bangsawan untuk melatih Ryu yang sebenarnya sudah hebat bermain musik ini, ia tetap tidak mau jika tanpa ditemani.

ROYALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang