Jeongcheol

1.4K 120 6
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Langkahnya berjalan dengan santai, punggung tegap dengan baju putih, celana hitam dan pedang yang tersampir rapi disisi kanannya.

Tersenyum pada beberapa pelayan yang sendari tadi ia temui sepanjang perjalanannya menuju ruang makan. Matanya menyipit kala ia menemukan adiknya baru saja keluar dari kamar.

Dengan pakaian yang terbilang formal disaat harusnya ini hari libur bagi semua pangeran dari kegiatan pelatihan.

"Noam"

"Ah? Kakak" Noam tersenyum, ia membungkuk hormat.

"Kau mau kemana dengan pakaian begini?" belum sempat Noam berbicara, suara lembut wanita masuk ke pendengaran keduanya.

"Menemaniku ke kerajaan tetangga, Kau mau ikut Pangeran Johan?" Johan lantas membungkuk sebelum ia menggelengkan kepalanya, hari ini ia akan tetap di kerajaan dan memilih untuk berburu saja sepertinya.

"Belum lagi pertunangan mu dilakukan, kau sudah berlatih memanggilku sebegitu formal?" ketiganya melangkah bersamaan menuju ruang makan.

Wanita tadi tertawa, Johan melirik sekilas, Noam juga ikut menoleh pada Johan.

"Biar nanti jika kakakmu sudah menikah dia tidak canggung Han" Ya, wanita tadi adalah Kakak perempuan dari Kedua pangeran ini. Putri Iris, ia akan menikah beberapa bulan nanti.

Ketiganya sudah berada diruang makan, duduk di kursi masing-masing dan menunggu ibu dan ayah mereka.

Johan melihat makanan yang ada dimeja, ia menghela nafas sedikit karena sepertinya pagi ini sarapannya tidak begitu ia inginkan.

"Kenapa Han?"

"Tidak Kak, aku tidak suka dengan sup daging ini.. Tapi mau bagaimana lagi..ibu pasti yang meminta pelayan membuatkannya"

"Oh.. Kau menuduh ibumu ini Pangeran Johan?" Ketiganya menoleh, menemukan Wanita cantik lengkap dengan mahkota dam juga sosok Tangguh disisinya. Kedua orang tua mereka.

Ketiganya berdiri, menunduk hormat dan kembali duduk. Johan tersenyum bodoh saat ia ketahuan membicarakan ibunya karena makanan.

"Kan hanya ibu yang menyuruhku makan sup ini" ucap Johan

"Ya? Ibu tidak ingat melakukan itu" ucap wanita cantik itu, ia tersenyum jahil pada Johan. Memberikan isyarat pada pelayan untuk menuangkan kuah sup pada Johan.

Noam terkekeh melihat bagaimana kakaknya itu mendelik kesal pada pelayan karena baru saja memasukkan sup dengan rasa seperti obat herbal itu kedalam makanannya.
Mana ini sarapan lagi.

"Bu? Ayolah yang mulia Ratu..ini namanya pemaksaan terhadap rakyatmu" ucap Johan dramatis, Ibu Johan tidak mendengarkan ia tetap melanjutkan makannya.

ROYALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang