Junhao

753 84 0
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Hidupnya Selalu jauh dari pengawasan, ia adalah pangeran yang melepaskan diri dari semua larangan yang ada di kerajaan. Atau lebih tepatnya, Ia mengabaikannya.

Hidup dengan bebas di paviliun miliknya,berkeliaran tanpa pengawal dan selalu berakhir pulang dini hari entah dari mana ia berkeliaran.

Tidak ada yang bisa menghentikan dirinya walaupun ia selalu dimarahi, bahkan saat rumor buruk tentang tingkah lakunya menyebar. Orang-orang cenderung tidak percaya, Rigen dan wajahnya yang terlihat polos selalu menyelamatkan dirinya.

Padahal, setiap malam yang dilakukan oleh Rigen adalah bermain dengan kupu-kupu malam dirumah bordil. Ia menjadi pria berengsek disana pada malam hari, lalu pagi harinya ia akan menjadi pangeran Rigen yang manis dan baik.

"Kemana lagi kau tadi malam Gen?" Rigen menoleh pada sosok yang tengah berdiri didepan pintu paviliunnya, Elliot.

Kakak tirinya.

"Ayolah.. Bahkan Ethan dan Dionisius tidak kau marahi" ucap Rigen memelas pada Elliot, Elliot memutar matanya jengah karena alasan milik Rigen akan selalu sama.

"Mereka tidak setiap malam kesana, kau bahkan mungkin hampir dihapal semua pelacur" ucap Elliot, Rigen justru tersenyum dengan bangga.

Ia tidak pernah masalah jika Elliot memarahinya, Kakaknya yang sebenarnya pewaris tahta ini tidak pernah marah dengan berlebihan karena selalu tau bagaimana tabiat dirinya.

Lagipula, salahkan darah yang mengalir di dirinya ini. Milik sang ayah yang memang bertabiat buruk soal wanita.

"Yasudah.. Sana bersihkan dirimu.. Dan jangan coba-coba bolos latihan!" ucap Elliot, Rigen menundukkan kepalanya. Ia kemudian membuka pintu kamarnya, dan menemukan bahwa didalam sana sudah ada pelayan yang menyiapkan pakaiannya.

Ia yakin Elliot yang memerintahkan mereka agar ia tidak punya alasan untuk membolos.

Berjalan kearah kamar mandi dan menanggalkan pakaiannya tanpa ragu, Rigen kadang lupa bahwa bagaimanapun ia pangeran yang harus ingat batasannya.

Keluar beberapa menit kemudian dan memakai pakaiannya, Rigen mengambil pedang miliknya yang tergantung rapi didekat mahkotanya yang tidak pernah ia mau gunakan.

Rigen tersenyum manis saat ia keluar dati kamarnya pada para pengawal dan pelayan. Ia kemudian menuju kelapangan latihan, disana sudah ada dua saudara tirinya.

Ethan, dan Dionisius.

Dua pangeran yang punya kebiasaan yang sama buruknya seperti dirinya.

"Pagi Pangeran Ethan"

"Pagi Rigen, sudah selesai memanjakan dirinya?" tanya Ethan, ia berhenti mengayunkan pedangnya.

"Sudah, sudah juga dimarahi oleh Kak Elliot" ucapnya, Rigen mengambil posisi. Ia mengarahkan pedangnya pada Ethan, Ethan menaikkan alisnya bingung sebelum paham bahwa Rigen ingin berlatih dengan dirinya.

ROYALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang