Meanie

551 53 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Buat Dorin tidak ada perbedaan antara di kerajaan dan di Royals selama yang diawasi nya masih Gelgyu dan juga saudara tirinya itu. Oh, mungkin ada.

Disini keduanya lebih menjaga sikap dan sebisa mungkin tidak menimbulkan kecurigaan apapun karena istana seperti rumah kecil yang sudah terbiasa, sedangkan Royals di isi banyak kalangan bangsawan dan juga penuh dengan orang-orang asing.

Keamanan dan reputasi keduanya penting untuk di jaga sebaik mungkin dari adanya sebuah rumor untuk melemahkan kerajaan.

Royals ini bukan tempat mempersatukan, ia tempat mempelajari dan memperhatikan. Merekalah yang memilih sendiri akan jadi sekutu atau mungkin seorang musuh.

"Dorin mana?" Pertanyaan Gelgyu pada dua pengawal di sisinya itu tidak mendapatkan jawaban apapun. Berdecak, dia tidak suka Royals kalau begini, Dorin tidak di sampingnya sama sekali dari beberapa minggu ini.

"Dorin kelas apa? Kalian tau?" Lagi, tidak ada jawaban apapun. Agh, dia mulai kesal. Berputar arah, Gelgyu tidak jadi berjalan menuju kelasnya. Kelas strategi kepemimpinan dan ekonomi negara.

"Pangeran mau kemana?" Pertanyaan yang menjengkelkan, langkah Gelgyu berhenti dan menatap dua pengawal yang entah kenapa di percaya Dorin menjaganya dari membuat ulah.

"Jelas aku bertanya soal Dorin, jadi artinya aku sedang mencari Dorin, kalau kalian cuma mau menghentikan, lebih baik berhenti mengawal ku"

"Kau membuat masalah di pagi hari? Tidak takut Dorin mengamuk?" Suara ini, saudara tirinya, ah, paginya semakin menjengkelkan saja.

"Tidak, Dorin manis kala dia sedang marah" Sion terkekeh, berjalan melewati Gelgyu dia menepuk pundak saudaranya itu.

"Dorin di kelas memanah, kalau mau bertemu hati-hati kau yang jadi sasaran berlatihnya" ah, iya, mau pada pangeran sekalipun jika di haruskan, dia bisa membunuh. Tetapi ini sih, kekasihnya.

•••

"Pangeran? Anda tidak apa?" Para guru yang mengajar dan pengawal mendekat pada Gelgyu, Dorin disana santai saja dengan senyuman di sudut bibirnya. Dia bahkan bangga pada dirinya, meskipun yang tadi itu meleset.

" Tuan Dorin! Anda hampir saja membahayakan Pangeran Gelgyu!" Berjalan perlahan, sambil angkat panahnya tinggi-tinggi. Kali ini dari jarak dekat, Dorin arahkan panahnya tanpa ragu.

Matanya memicing tajam dan Gelgyu justru berjalan dekat kearahnya. "Kau tidak seharusnya marah-marah di pagi hari, Dorin"

"Kau juga seharusnya tidak di sini, pangeran Gelgyu" panah itu masih mengarah padanya, guru sudah ancang-ancang untuk menghentikan. Setengah ragu, setengah yakin bahwa Dorin tidak mungkin memanah Gelgyu.

ROYALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang