TMK-03

645 50 0
                                    

Dari penyelidikan yang Emi lakukan, korban di kampus yang paling banyak adalah perempuan. Dalam sehari ia menemukan banyak bukti pelaku. Dari jam beraksi sampai sasaran selanjutnya.

"gimana Emi, ada sesuatu yang kau peroleh?" tanya Andra. Ia mendampingi putrinya menyelidiki, sementara Key, ia sedang istirahat. Arno sendiri ia sedang mengurung diri di kamar. Entah apa yang terjadi pada Arno hingga sering mengurung diri seperti ini.

"sudah Dad, ternyata dia dosen. Dia melecehkan mahasiswi dikemudian hari ia lenyapkan." tuturnya santai.

"bagaimana bila saat kau akan membunuhnya kita buat pertunjukan?" usul Andra.

Tak masuk akal! Pikir Emi. "ini bukan sirkus Daddy," ucap Emi gusar.

Andra menatap intens putrinya, persis Key bila sedang serius. "iya, Daddy paham. Maksud daddy, bagaimana jika saat kau membunuh mangsamu itu kau rekam dan biarkan semua warga kampus tau, namun jangan lupa pakai topeng." jelas Andra.

"biar aku pikir dulu,"

**

Arno menatap langit dari balkon, ia melihat gadis itu lagi. Gadis yang muncul dimimpinya, gadis yang ia bebaskan dari sandraan musuh satu tahun lalu. Kini ia melihat gadis itu di kampus.

Nampak pucat memang, namun tetap cantik. Apakah dia hantu? Tiba tiba ia jadi penasaran tentangnya. Nama, asal, bahkan semua tentangnya. "kau gila apa kasmaran?" tanya Emi buat Arno tersentak kaget.

"apa maksudmu?" tanya Arno tajam melihat sekilas Emi kemudian kembali menatap langit. "kau senyum senyum seperti itu, apa yang buat mu menampilkan senyum? Kalau dugaan ku cuma 2, gila dan kasmaran." tutur Emi santai bersandar pada tembok.

"tidak ada. Kenapa kau masuk kamar ku?" tanya menatap Emi.

Emi menggeleng pelan, "tak ada, aku hanya ingin melihat mu sudah tidur atau belum ternyata belum. Aku juga penasaran, kenapa kau selalu mengurung diri di kamar. Ada sesuatu yang kau sembunyikan dari ku?" ujar Emi panjang lebar.

Arno menghela nafas gusar, "aku sering mimpi buruk, dan melihat sosok gadis yang sama. Dan kemarin aku melihat gadis itu di kampus." jelas Arno jujur. Hanya itu yang menganggunya selama ini.

"mungkin hantu." celetuk Emi dengan entengnya.

Tak!

"itu bukan hantu, dia itu gadis yang pernah aku selamatkan dari sandraan penjahat 1 tahun lalu." kesal Arno menjitak Emi.

"bilang dong, gak usah maen jitak. Sakit tau." keluh Emi.

"gadis dengan sweter merah maroon bukan?" tanyanya sambil mengusap pelan bekas jitakan sang kakak.

"eum.." gumam Arno sambil mengangguk. "sekelas dengan ku."

"benarkah?" tanya Arno dengan mata berbinar. "hayo kau suka dengannya ya," tuduh Emi buat Arno gelagepan.

"aku tak yakin, apa kau tau namanya?" tanya Arno acuh namun melirik Emi yang tengah tersenyum menggodanya dari ekor matanya

Emi mengangguk, "namanya Cindy Fashatya Ayumi." jawab Emi.

"panggilannya Cintya," lanjutnya.

Kau milikku. Seringai kecil terbit di wajahnya. "eh, kau tau. Aku dengar anaknya Om Leo, Vero dan Aldo itu satu kampus ama kita." tutur Emi.

"i don't care about that Emi, mereka itu bukan siapa siapa kita lagi. Mereka penyebab derita Mommy. Dan gadis yang mendorong mu di awal kita kuliah itu anaknya Vero." Emi melotot kecil mendengar penuturan kembarannya ini, ternyata gadis gila kemarin itu masih sedarah dengannya?

THE MONSTER KILLER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang