Keyla memandang datar kedua mahasiswi dihadapannya ini. Ia mendapat laporan bila putrinya bertengkar dengan salah satu kakak tingkatnya.
Dia datang sebagai ibu dari Emi, bukan sebagai pemilik kampus. "permasalahannya hanya karena masalah lelaki?" tanya Key pada rektor kampus ini.
"benar Bu, dan sebentar lagi orang tua dari Fransiska juga Arno yang jadi biang masalah akan segera datang." setelah berucap begitu. Arno datang dan disusul dengan kedatangan Vero.
"owh, Pak Vero. Silahkan duduk." ujar Pak Dandi.
Vero mengangguk dan ia memandang takut Keyla.
"Arno." panggil Pak Dandi. Arno menatap Pak Dandi sejenak kemudian mendekat ke arah meja.
"Ayah, itu dia yang selalu mendekati pacar ku." Adu Fransiska sembari menujuk ke arah Emi, melihat itu buat Keyla mengerutkan kening kemudian memandang Arno seakan meminta jawaban. Arno paham tatapan Mommynya pun menggeleng.
"kau anak dari Vero Ardalea yang terkenal dengan sebutan ratu bully dan memanfaatkan kekuasaan Ayahmu sebagai donatur terbesar untuk mengancam Mahasiswi lain, right?" ujar Keyla dengan nada mengejek memandang remeh.
"Arno apa dia pacar mu?" tanya Keyka pada putranya. Arno menggeleng, "bukan... dia hanya mengada ada saja." jawaban Arno buat Vero merasa malu.
"Arno jangan bohong!" sentak Fransiska tak trima. Emi menandang malas Fransiska.
Udah songong, halu lagi_ucap Emi dalam hati.
"Tuan Vero, ajarkan putri mu tentang tata krama. Dia tak punya sopan santun sebagai anggota keluarga terpandang." ujar Keyla tersenyum miring memandang Vero yang hanya bisa bungkam.
"Nona Fransiska. Yang kau sebut pacar itu adalah putra ku. Arno Giova adalah kembaran dari Emelie Giova" rahang Fransiska langsung merosot. Ia menatap tak percaya Key juga Emi.
Marga Twins berubah karena mereka ingin menjadikan itu sebagai lambang damainya kedua orang tuanya. Giova jelas berasal dari Giorda juga Ziofa yang digabungkan.
"Pak Dandi, kenapa Mahasiswi seperti Fransiska tidak di D.O? Apa karena orang tuanya adalah donatur disini?" mata Fransiska melotot kaget. Ia tak mau keluar dari kampus ini. Ini adalah kampus impiannya. Sementara Pak Dandi diam tak bisa menjawab.
Vero menggeleng tak setuju, "aku mohon pada mu, jangan keluarkan putri ku dari kampus ini." ucap Vero memohon.
"Ayah kenapa memohon padanya?" tanya Fransiska bingung.
"kenapa? Apa uang mu tak cukup untuk menyekolahkannya di kampus lain." ucap Key datar melirik Fransiska sejenak.
"Bukan begitu Key tapi--" Keyla mengangkat tangan sebagai isyarat agar Vero berhenti bicara.
"jangan sok akrab dengan ku Tuan Vero," sinis Key.
Pak Dandi memandang takut pada Keyla, mereka saling diam dan akhirnya Pak Dandi menyela. "Fransiska. Wanita dihadapannya adalah ibu dari mereka berdua dan dia juga adalah pemilik kampus ini. Dia bisa melakukan apa saja bahkan mengeluarkan mu dari kampus." tutur Pak Dandi buat Fransiska semakin tercengang.
"Bibi Keyla? Kau... Bibi Keyla?" ucap Fransiska terkejut. "aku bukan Bibi mu." sahut Key datar.
"Twins. Kalian pulang saja duluan, biar ini Mommy yang urus." titah Key dijawab anggukan.
"b-berarti mereka m-ma-masih sepupu ku?!" ucap Fransiska masih dalam mode terkejut.
Vero menatap sendu adiknya. Kejadian di masa lalu seketika menyeruak kembali dalam ingatannya. "Nona Fransiska, anda sudah buat banyak masalah selama 1 tahun di kampus ini. Bahkan sampai ada korban karena ulah mu. Kau di hukum untuk mengulang seluruh mata pelajaran selama 1 semester." putus Key memandang Fransiska datar.
Ternyata orang tua dan anak tak ada bedanya."tapi--?"
"atau di D.O" Fransiska langsung diam tak berkutik. "dan kau Vero, tak perlu jadi donatur lagi di kampus ini."
Terkesan sombong memang, namun jika ada yang bisa di sombongkan kenapa tidak? Tapi harus dalam keadaan yang memaksa mu berlaku sombong!
"Pak Dandi. Anda ambil alih dari sini, saya selesai dan kedua pilihan yang saya berikan adalah keputusan saya sebagai hukumannya. Bukan karena saya pemilik kampus namun atas semua tindakan Nona Fransiska sendiri." Pak Dandi mengangguk tanda mengerti.
"baik Bu, saya mengerti."
"dan ya, soal Tuan Vero yang jadi donatur itu wajib berhenti." Pak Dandi mendongak menatap Keyla aneh. Sedangkan Vero dan putrinya hanya bisa pasrah.
Vero tak bisa menyangkal akan perbuatan putrinya dan ia tak bisa mengelak dari keputusan yang Keyla berikan.
"tapi bagaimana dengan keuangan kampus jika Tuan Vero berhenti jadi donatur?"
"urusan saya." jawab Keyla kemudian pergi keluar dari ruangan itu.
Keesokan harinya berita tentang pertengkaran antara Fransiska dan Emi langsung tersebar luas dan yang jadi trending adalah Fransiska terancam di keluarkan atas semua tindakannya namun Fransiska memilih mengulang 1 semester saja.
Dan berita tentang Ayahnya yang berhenti jadi donatur pun tersebar.
"gua gak nyangka lo anaknya pemilik kampus." ucap Zara berdecak kagum.
Emi menatap Zara datar, "gak usah di bahas. Gua males kalo terkenal gara gara gua anak pemilik kampus." ucap Emi jengah.
"tapi lebih gak nyangka lagi kalo lo sama Fransiska itu masih sepupuan." ucap Zara.
Emi mulai geram, "gua sama dia emang punya hubungan darah. Tapi gua gak ngakui dia sepupu gua. Keluarga besar mereka udah buat Mommy gua menderita karena sebab yang salah." ucapnya kesal.
"eh! eh! Maaf, gua gak tau." ucap Zara merasa tak enak. Pembicaraannya tadi sudah mengacu dalam masalah keluarga Emi.
Mereka berdua menoleh ketika ada tangan yang menyodorkan es krim pada mereka. Ternyata Dani dan Kevin. "buat lo, ya sebagai tanda terimakasih gua ke elo." ucap Kevin.
"ini buat kamu." ucap Dani pada Zara. sontak saja Emi menoleh pada Zara. "udah berlayar?" tanya Emi di jawab anggukan malu malu oleh Zara.
"bagus. Nanti kalo dia nyakitin lo bilang ke gua. Biar gua..." Emi sengaja menggantung ucapannya agar mereka penasaran.
"biar apa?" kompak mereka bertiga.
"biar gua temenin pas galau lah. Abis tu gua aduin ke emaknya biar mak nya yang marahin"
Dani nyegir doang menanggapi ucapan Emi, "tau aja gua takut sama nyokap."
"padahal gua asal ngomong."
Emi kembali menoleh pada Kevin yang menarik tangannya dan meletakam es krim tadi disana. "keburu cair."
"gua ikhlas nolongin lo." ucap Emi malas.
"gua juga ikhlas ngasih es krim itu."
"pacar lo marah gak nih dikasih es krim sama Kevin?" tanya Dani sembari menunjukan senyum jahilnya.
Emi menggeleng, "gua gak punya pacar."
"wah Parah. Cowonya gak di akui." seru Zara.
"serah lo pada."
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MONSTER KILLER [END]
Mystery / ThrillerYOUR DEAD IS MUSIC TO MY EARS itulah kata yang akan terlintas dibenak para penjahat ketika mendengar deritan suara benda tajam yang digesekan. The Monster Killer adalah pembunuh yang sangat menyeramkan dengan cara yang terlampau sadis. apalagi tatap...