TMK-12

393 37 1
                                    

Emi terlihat murung beberapa hari terakhir buat Kevin juga kedua sahabatnya heran. sedangkan Arno tau dan dapat merasakan apa yang Emi rasakan hanya bisa diam membiarkannya. Cara buat mood nya kembali ya dengan bertemu dengan Mommy.

"Emi." Emi yang akan memakai helm pun tak jadi. Ia menoleh, ternyata ada Zara dan Kevin. "kenapa?"

"lo yang kenapa? Ada masalah kah? Kok akhir akhir ini lo kek badmood gitu." ucap Zara bingung.

"kalo ada masalah bilang geh, siapa tau kita bisa bantu." sahut Dani.

Emi menggeleng pelan, "gak ada. Cuma kangen seseorang."

Kevin melotot kecil dibuatnya. Kenapa tiba tiba pasokan udara di paru parunya menipis? "s-siapa?" tanya Zara rada gugup.

"Mommy" Kevin bernafas lega mendengarnya. Ternyata camer to. Eh!

Arno datang lalu berkata pada Emi, "gua ada urusan. Pulangnya paling agak maleman." ucap Arno layaknya minta izin. Emi mengangguk kecil. Arno menyempatkan diri untuk memeluk Emi supaya adiknya ini tak merasakan sedih lagi. "Mommy pergi bentar dan pasti balik. Gak usah sedih gitu." ucap Arno mengurai pelukannya.

Emi mengangguk paham dan Arno pun pergi. Sebegitu sayangnya lo sama nyokap lo, gua jadi terharu Em_batin Zara.

"gimana kalo kita jalan jalan?!" ucap Dani memberi usulan. "boleh juga tuh idenya." sahut Zara.

"ikut gak Em?" tanya Kevin dijawab gelengan. "ayolah ikut" bujuk Zara.

"ok."

Mereka berempat pun pergi bersama. Bila Dani dan Zara naik motor bersama. Beda dengan Kevin dan Emi yang naik motor sendiri sendiri. Kevin pikir bila ia memaksa Emi untuk ia bonceng bisa dikira mau modus. Dia gak mau buat Emi ilfeel dengannya. Masa belum jadi udah di jauhi.

Tidak hadirnya Cintya karena dia harus ikut keluarganya untuk menjenguk neneknya yang sakit. Sementara Ardi? Entahlah. Kevin dan Dani pun tak tau kemana perginya anak itu.

.

.

.

.

Dani dan Zara pergi dengan arah yang berbeda, membiarkan Kevin dan Emi berdua. "Emang tante Keyla pergi kemana?" tanya Kevin membuka obrolan setelah sedari tadi mereka diam.

"ikut Daddy buat perjalanan bisnis." jawab Emi malas dengan tangan sibuk mengaduk aduk minuman yang ia pesan.

Kevin mengangguk angguk paham. "oh ya tadi malem lo dari mana?"

Hampir saja Emi tersedak dengan minuman yang baru saja masuk ke mulutnya, "apa?" tanya untuk memastikan apa yang ia dengar barusan.

"tadi malem lo dari mana?" ulang Kevin.

"gua gak sengaja liat lo naik motor kebut kebutan tadi malem." imbuhnya. "oh itu, cari angin sekalian ngelupain masalah Mommy yang pergi sama Daddy."

"kok segitunya sih gara gara di tinggal sama nyokap. Secara lo bukan anak kecil lagi." ucap Kevin heran.

Ia yang di tinggal kedua orang tuanya selama 2 bulan aja b.aja!

"gak tau kenapa, gua gak bisa jauh dari Mommy. Mungkin karena dari kecil gua gak jauh dari Mommy jadi ya gak bisa kalo di tinggal, meskipun itu sebentar" jelasnya.

"dari kecil? Lha bokap lo?"

Emi tersenyum simpul, "dulu Mommy ada problem sama Daddy. Dan itu mengharuskan Mommy pergi. Sejak masih di kandungan sampe dewasa gua cuma sama Mommy. Mereka baikan aja baru 2 tahun lalu, itu pun setelah Daddy nemuin dimana Mommy berada. Daddy pun harus berjuang dapet maaf dari Mommy." ucap Emi menceritakan kilasan peristiwa masa lalu hingga berdamai nya orang tuanya.

"mending kita main yok, dari pada lo kepikiran sama nyokap." ajak Kevin dengan antusias. "engga--"

"pokok ikut, gua bakal buat lo lupain masalah lo meski sebentar." potong Kevin cepat sembari menarik tangan Emi agar bangkit dari duduknya.

Kevin menarik Emi memasuki area timezone. Awalnya Emi malas dan hendak kabur dari pengawasan Kevin namun gagal karena tiba tiba Kevin menoleh ke belakang. Kevin berinisiatif untuk menantang Emi memainkan permainan punching dan ia senang karena Emi setuju. Sudah beberapa kali hasilnya sama. Pukulan mereka sama sama kuat.

Karena bosan, mereka beralih ke permainan capit berhadiah boneka dan pernak pernik lainnya. "itu Vin yang itu!" jerit Emi menunjuk boneka berbentuk gurita.

"iya sabar ini lagi di arahin" sahut Kevin. Boneka terangkat dan berhasil mereka dapatkan. "nih buat lo"

"beneran?" sahut Emi tak percaya dijawab anggukan. "makasih Kevin"

Kevin gemas sendiri mendapati reaksi antusias Emi. Tangannya pun terulur untuk mengacak gemas rambut Emi. "Gemes."

Emi terdiam lalu tersenyum manis pada Kevin, "nah senyum dong masa cemberut terus" ucap Kevin terkekeh.

"eum... Thank's udah buat mood gua balik."

"your walcome"

Mereka pun keluar area timezone dan mencari 2 orang yang pergi bersama mereka tadi. Namun saat menunggu beberapa saat tapi tak ada tanda tanda akan muncul.

Malah nontifikasi bila mereka berdua pulang duluan. Sahabat kampret memang.

"mereka udah balik duluan." ucap Kevin buat Emi berdecak kesal. "yaudah lah kita balik juga."

Mereka berjalan bersama sampai di parkiran. "balapan yok sampe lampu merah." tantang Kevin.

Emi mengangguk, "ayok, sapa takut."

Mereka bersiap kemudian melesat saat bersamaan. Jalanan lumayan ramai buat Emi semakin tertantang, namun Kevin mendahuluinya sambil mengacukan jempol terbalik. Ia tak terima dan akhirnya ia berhasil sampai di lampu merah duluan, gantian ia yang mengejek Kevin seakan berkata 'wlee gua menang'

Saat lampu merah berubah hijau mereka kembali melanjutkan perjalanan dan berpisah di persimpangan.

Tbc.

Maaf ya, telat up karena ada gangguan sinyal (。-_-。)

THE MONSTER KILLER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang