Emi di tarik seorang gadis yang ia tak kenal. Dia di tarik ke belakang gedung fakultas hukum yang tak jauh dari gedung teknologi jaringan. "lo siapa sih? Lancang banget lo maen narik orang!" seprot Emi kesal. Ia menatap gadis dihadapannya dengan tatapan tak suka.
"maaf sebelumnya karena gua narik lo kesini. Gua mau bilang kalo kakek pengen banget ketemu sama lo juga ortu lo." ucapnya dengan memohon.
"lo siapa?" tanya Emi sengit.
"gua Rima. Sepupu lo, anaknya Leo Ardalea." ucap Rima memperkenalkan diri.
"siapa lo sampe berani merintah gua!" sentak Emi buat Rima terkejut. Ia pergi setelahnya. Rima syok dengan ucapan Emi barusan, ia tau bila Bibinya dulu mengalami hal yang tak mengenakan selama bersama kakek dan Papa juga Om-nya tapi tak menyangka akan reaksi Emi yang terlihat sangat emosi.
Sementara itu Key yang tak sengaja bertemu dengan Leo beserta Findy istrinya di salah satu resto yang ia sambangi.
Niatnya untuk sekedar ngadem malah membuatnya emosi. "Key... Kapan kamu bakal pulang ke rumah"
"biar apa?" tanyanya dingin. Leo maupun Findy bungkam. Mereka tak mampu menjawab pertanyaan yang Key lontarkan. "Papa pengen ketemu kamu juga cucunya" sahut Findy.
"gua gak mau mereka ketemu kalian dan buat mereka terkena pengaruh buruk dari kalian" ujar Key datar menatap tenang kedua orang di hadapannya. Namun Leo dapat melihat kebencian dalam tatapan itu.
"g-gimana keadaan Mama?" tanya Leo mencoba mengubah suasana agar tak terlalu tegang. "baik"
"kalo nenek sama kakek?" tanyanya lagi dengan antusias, "kakek baik dan nenek meninggal kemaren" Leo tersentak kaget. Key bangkit dari posisinya tapi Findy menahannya. Ia menatap tangan Findy kemudian menghempaskannya kasar. "don't touch me" desisnya kemudian pergi.
**
Emi duduk termenung saat mengingat kejadian dimana ia di tarik oleh gadis yang mengaku sebagai sepupunya.
Apakah sikapnya terlalu kasar? Atau tidak!?
Ia bingung sendiri memikirkan semua itu.
Mengesampingkan tentang itu, bila di pikir ia belum ada misi apa pun untuk saat ini. Ini juga membingungkan, ia ingin berhenti tapi gatal juga tangannya bila tak membunuh mangsa. Diumur 15 tahun ia diajarkan membunuh oleh Key.
Awalnya membidik sebuah apel hingga ia dia ajak oleh Zag kesuatu tempat untuk membidik kepala seseorang. Zag mengatakan semua kesalahan dari targetnya itu dan ia pun langsung menatap tajam orang di hadapannya waktu itu. Ia membunuhnya sembari mengatakan
"sampah harus musnah" gumam Emi mengingat kata kata itu. Arno yang tengah melamun tiba tiba mendengar kata kata yang Emi sering ucapkan saat akan membunuh.
Ia menunduk, ternyata Emi disana dan dalam kondisi yang sama. Yaitu tengah melamun. Ia bisa melihat Emi dengan jelas dari rooftop.
"Emi" sang pemilik nama menoleh saat mendengar seseorang memanggilnya, "apa?" tanya pada orang itu.
Kevin menggeleng sambil tersenyum buat Emi bingung, "gua mau ngomong sesuatu boleh gak?"
"ngapain pake nanya, emang gua bakal larang lo ngomong? Ngomong aja kali" sahut Emi cuek. Meski sudah kenal, ia tetap saja ketus pada Kevin.
Kevin merubah arah duduknya jadi menghadap Emi, menatap lekat Emi. "gua gak tau harus mulai dari mana, entah dari kapan gua mulai nyaman sama lo. Meski tau lo udah punya pacar yang ternyata kembaran lo gua nekat deketin lo, gua gak bisa rangkai kata kata romantis. Intinya gua suka sama lo, mau gak jadi pacar gua?" ucap Kevin setelah mengumpulkan keberanian beberapa saat lalu.
Emi tak bergeming, matanya menggercap lucu tanda tak mengerti. "lo suka sama gua?" tanyanya meyakinkan. Kevin mengangguk sambil tersenyum,
Emi bangkit dari duduknya menatap dingin Kevin. Kevin mendapati perubahan air muka Emi pun jadi bingung. "lo jatuh cinta sama orang yang salah" ucap Emi menyorot datar padanya.
"enggak. Hati gua udah memilih lo sebagai ratunya" sahut Kevin mencoba menyakinkan Emi tentang perasaannya. "maaf, tapi gua gak bisa nerima lo. Gua anggep lo cuma sebates sahabat"
"kenapa gak bisa?" tanya Kevin heran juga bingung. "i life without love" jawaban Emi begitu membingungkan bagi Kevin. "sorry, kita beda. Lo bisa cari cewe lain yang mau nerima cinta lo" ucap Emi kemudian pergi meninggalkan Kevin yang terdiam dengan perasaan dan pikiran kacau.
Kejadian berusan tak luput dari perhatian Arno. Ia terkekeh sinis, adiknya sulit di tebak. Ia tau kenapa Emi menjawab dengan kata kata yang terdengar aneh 'i life without love' karena jelas, bila Emi mengalami yang namanya jatuh cinta pasti akan jadi gila saat melihat adegan romantis. Atau Emi akan sepertinya... Melindungi hartanya dari kejauhan.
Selain Arno, ada seseorang lagi yang menyaksikan adegan pernyataan Kevin dan penolakan Emi barusan.
"kau milik ku" gumam Kevin membulatkan tekad untuk tetap memperjuangkan cintanya pada Emi.
Tbc...
Mon maaf ni ya, author slow update. Ada masalah sama jaringan dan kuota yang tak mendukung.
See you...(。-_-。)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MONSTER KILLER [END]
Mystery / ThrillerYOUR DEAD IS MUSIC TO MY EARS itulah kata yang akan terlintas dibenak para penjahat ketika mendengar deritan suara benda tajam yang digesekan. The Monster Killer adalah pembunuh yang sangat menyeramkan dengan cara yang terlampau sadis. apalagi tatap...