19. Tipuan

3 3 0
                                    

Pagi ini Tesa dan Depp sudah berada di rumah sakit. Mereka berdua sengaja berangkat lebih awal agar Sn. Bot tidak mendahului mereka. Sesampainya di ruang rawat Tono, sudah ada Sonya yang tengah menemani Tono di sampingnya, sepertinya gadis itu sengaja menginap.

"Tesa, Depp, kalian ke sini pagi banget," sapa Sonya ketika melihat Tesa dan Depp beriringan masuk ke ruang rawat.

"Ya, sengaja," jawab Tesa. "Tono belum siuman juga?"

"Oh, udah semalam. Sekarang dia belum bangun aja."

"Syukurlah kalau udah siuman."

"Sa, kita perlu bicara bentar." Depp menarik lengan Tesa, kemudian membawanya ke luar ruangan.

"Oke. Bentar ya, 'Nya, gue tinggal dulu."

Sonya mengangguk singkat, lalu keduanya pun benar-benar keluar dari ruang rawat.

"Ada apa, Depp?" tanya Tesa, begitu hanya ada mereka berdua di salah satu koridor yang tak jauh dari ruang rawat Tono.

"Nih." Depp memberikan sebuah walkie talkie kepada Tesa. "Buat jaga-jaga aja kalau terjadi apa-apa, karena lo nggak ada ponsel jadi kita pakai walkie talkie. Jangan sampai hilang, kalau ada apa-apa cepat hubungi gue."

"Iya, iya, lo nggak perlu sekhawatir itu."

"Gue nggak khawatir, ya." Depp tertawa sekilas. "Tapi, lo tetap jangan terlalu mengandalkan walkie talkie ini. Karena sesuai yang gue bilang kemarin, gue belum tentu akan datang buat nyelametin lo. Dan juga, cuma gue yang bisa terhubung sama walkie talkie lo." Depp menunjukkan walkie talkie miliknya. "Kepolisian nggak bisa terhubung sama walkie talkie kita."

"Gue ngerti. Tapi, hari ini kepolisian tetap akan datang buat ngawasin, kan?"

"Ya. Bahkan mereka udah gue minta berjaga sejak semalam."

"Apa lo juga ngasih tahu tentang pesan dari Sn. Bot itu?"

"Nggak. Gue rasa percuma aja ngasih tahu sama mereka, mereka nggak akan bisa melacak keberadaan Sn. Bot."

"Hm, oke. Kalau gitu gue akan balik ke ruang rawat Tono sekarang. Bagaimana dengan lo?"

"Gue akan ke ruang CCTV buat ngawasin keadaan. Lo harus hati-hati, Sa, karena cuma kali ini gue biarin lo lepas."

Tesa mengangguk samar-samar, kemudian Depp lebih dulu pergi meninggalkannya.

...

Pintu ruang rawat Tono terbuka setengah, sehingga mengundang rasa curiga Tesa yang juga sama sekali tidak bisa menangkap suara apapun di sekitarnya. Tesa semakin mempercepat langkah kakinya untuk masuk ke ruang rawat Tono. Dibukanya pintu tersebut sedikit keras, sehingga menampilkan sebuah ruangan yang kosong tanpa Tono maupun Sonya.

Tesa membulatkan matanya, kemudian menghampiri ranjang yang selimut dan seprainya telah acak-acakan. Lalu dirinya beralih mengecek jendela ruang rawat, namun jendela tersebut masih terkunci rapat.

"Mereka diculik?" Tesa bermonolog, tangannya menggenggam erat-erat walkie talkie yang tadi Depp berikan kepadanya. "Nggak, nggak. Gue nggak boleh menghubungi Depp. Gue harus mencari mereka sendiri."

Tesa keluar dari ruang rawat Tono, kemudian mulai mencari anggota kepolisian yang seharusnya berjaga, namun Tesa tidak mendapati satupun dari anggota kepolisian tersebut.

"Mereka semua kemana? Kenapa nggak ada satupun anggota kepolisian yang jaga?"

Tesa menyusuri koridor rumah sakit tanpa tahu arah, ia hanya mengikuti langkah kakinya yang entah akan membawanya menuju kemana. Yang ditemuinya sepanjang koridor pun hanya satu dua orang, dan mereka juga sama sekali tidak mempedulikan Tesa.

HASTA MANANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang