Tepat pukul 08.00 pagi, Depp tiba di rumah Tesa. Tanpa ragu-ragu Depp menekan bel yang terpampang di pintu gerbang. Berulang kali ia mengintip ke dalam karena tidak ada orang yang kunjung membukakan pintu gerbang untuknya.
Kedua tangan Depp penuh dengan bingkisan makanan. Ia sengaja membeli beberapa makanan di sebuah penjual pinggir jalan ketika ia menuju rumah Tesa. Tidak perlu menunggu lebih lama lagi, Bik Mirah datang menghampiri Depp.
"Punten, Go-pud," ujar Depp dengan tersenyum lebar sambil menunjukkan bingkisan yang dipegangnya. "Apa benar rumahnya Pak Adam?"
Bik Mirah tampak berpikir sesaat, setahunya Adam tidak memesan orderan Go-pud, bahkan tuan rumahnya itu juga baru selesai sarapan dengan masakan buatannya.
"Bik," tegur Depp sehingga Bik Mirah pun lekas menjawabnya.
"Maaf, Mas. Tapi, sepertinya tuan saya tidak memesan Go-pud."
"Oh, Pak Adam memang nggak pesan, tapi bingkisan ini ditujukan buat Pak Adam."
Bik Mirah tidak langsung menerimanya, ia ingat pesan Adam bahwa ia tidak boleh menerima sembarang pemberian dari orang, mengingat sekarang banyak sekali modus kejahatan.
"Sekali lagi maaf, Mas. Kalau bukan Tuan Adam yang memesan, saya tidak bisa menerimanya."
"Ada apa, ya?" Adam berjalan menghampiri mereka berdua, dari kejauhan ia bisa melihat Depp yang ada di luar gerbang rumahnya. "Bukain saja gerbangnya, Bi. Tidak apa-apa."
"Eh, b-baik, Tuan." Bik Mirah tidak memprotes, ia pun menuruti saja perintah majikannya.
Setelah membuka gerbang dan mempersilakan Depp masuk, Bik Mirah pun menguncinya kembali kemudian pergi meninggalkan kedua lelaki itu.
"Halo, Om Adam," sapa Depp ramah kepada ayah Tesa tersebut.
"Mari, langsung masuk saja." Adam menggiring Depp masuk ke dalam rumahnya. Adam tidak asing lagi dengan Depp walaupun saat ini adalah pertama kalinya mereka bertemu, wajar saja karena Evan sering menceritakan Depp kepada Adam. Mereka pun memilih berbincang di ruang tamu
Di ruang tamu, mereka tidak mengobrol berdua, melainkan bertiga dengan Tesa. Depp tidak henti-hentinya mengembangkan senyumnya, kemudian ia meletakkan bingkisan yang dibawanya ke atas meja.
"Saya bawakan sedikit oleh-oleh buat Om Adam, ada martabak telor sama martabak manis. Karena saya nggak tahu Om Adam suka martabak rasa apa, jadi saya beli yang rasa vanilla, green tea, red velvet, black sweet, taro, pandan, blueberry, kismis, jagung keju, durian, coklat, keju, keju coklat, coklat kacang, kacang keju, terus kejunya ada keju permesan, cheddar, mozzarella, edam, gouda, stilton, chevre, emmental, camembert, blue cheese, cream cheese, sama cheese spread.
"Sedangkan kacangnya ada kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, kacang polong, kacang kedelai, kacang Arab, kacang hitam, kacang almond, kacang mede, sama kacang kenari, yang nggak ada cuma dikacangin, hehe," jelas Depp panjang lebar sambil mengeluarkan masing-masing martabak dari kantong plastik sehingga memenuhi meja ruang tamu.
"Depp, sumpah ini nggak sedikit. Lo kayak mau ngasih makan buat orang kerja bakti tahu, nggak." Tesa berkomentar.
"Nggak apa-apa kok, gue ikhlas ngasihnya buat calon mertua," jawab Depp. Mungkin martabak yang dibawanya bisa menjadi sogokan agar hubungannya dengan Tesa langgeng.
"Bisa aja kamu." Adam tampak tertawa menanggapi ucapan Depp.
"Ayah...." Tesa menyenggol lengan ayahnya karena sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HASTA MANANA
Mystery / Thriller[HIATUS] Bot mengerikan melanda dunia maya! Siapakah pemrogramnya? Singkat cerita, hidup Tesa tidak lagi baik-baik saja setelah seorang pembunuh membantai seluruh teman sekelasnya dulu, yakni alumni kelas IX A angkatan 2019. Sisa alumni tersebut yan...