Depp menarik Tesa masuk kembali ke dalam mobilnya. Para polisi sedang mengejar Jason, Depp berniat mengikutinya, namun Tesa mencegahnya.
"Kita harus ke sekolah sekarang."
"Tapi, kita harus ngejar orang itu juga. Dia kabur."
"Udah ada polisi, serahkan aja sama mereka. Lo lupa tadi Kak Jason bilang apa? Dia ingin menghancurkan sekolah dan waktu kita cuma 15 menit katanya, kita nggak tahu apa yang akan dia lakukan."
"Dia udah kabur, gimana bisa dia melakukannya?"
"Depp, lo bilang tadi Kak Jason menyusup ke sekolah, kan? Mungkin dia melakukan sesuatu saat itu."
"Benar juga."
Depp segera melaju ke sekolah Tesa. Namun, karena riuhnya jalanan yang ada, mereka pun menghabiskan waktu hampir 10 menit. Depp semakin memacu cepat kendaraan roda empatnya agar lekas sampai ke tempat tujuan.
"Lima menit lagi, Depp. Kita harus cepat."
"Gue tahu."
Depp memarkirkan mobilnya asal di depan gerbang sekolah yang tertutup rapat itu, mereka pun langsung keluar dari mobil dan menilik ke pos satpam, ada Jamal yang tertidur pulas di sana.
Tanpa berlama-lama lagi, Depp memanjat gerbang tersebut, namun suara kakinya saat menapak paving ketika ia melompat turun membangunkan Jamal.
"Hei, kamu mau menyusup lagi, ya?!" Jamal pun yang masih dendam kepada Depp langsung mengejar Depp yang berlari masuk ke dalam sekolah.
"Depp, jangan tinggalin gue!" teriak Tesa dari luar gerbang.
"Bentar lagi gue balik!" jawab Depp sambil berlari itu. Jamal sendiri tidak putus asa mengejar Depp walaupun stamina larinya kalah jauh.
Tesa tidak ingin tertinggal oleh Depp, ia pun juga ikut memanjat gerbang. Dengan bersusah payah akhirnya ia bisa masuk ke dalam. Tesa segera berlari menyusul masuk, namun ia tidak mengetahui kemana arah larinya Depp. Alhasil ia berlari menaiki anak-anak tangga yang membawanya menuju ruang kepala sekolah. Ia menduga sasaran Jason adalah Darmo.
...
Darmo belum beranjak dari kursinya, ia terus menatap sendu foto Riam yang dipegangnya. Hatinya masih berat merelakan kepergian keponakannya yang satu itu.
Sekolah sudah benar-benar kosong, hanya tinggal dirinya seorang yang ada di kantornya, sementara Jamal tentu saja setia menjaga gerbang depan. Para guru dan karyawan lainnya sudah meninggalkan sekolah bersamaan dengan para murid beberapa jam yang lalu.
Dirasa sudah cukup sore, Darmo pun memutuskan untuk bergegas pulang. Ia tinggal sendirian di rumah, di umurnya yang sudah kepala lima Darmo masih melajang, itu sebabnya ia sangat menyayangi Riam sebagai keponakannya.
Jarum jam tepat menunjuk angka lima, Darmo mencoba membuka pintu ruangannya, namun macet, pintu itu tidak bisa dibuka. Kemudian Darmo mengeluarkan kunci cadangan dari tasnya, ia mencoba membuka pintu tersebut dengan kunci yang dibawanya, namun tetap tidak bisa. Darmo mencoba cara lain, ia menghubungi Jamal untuk membukakan pintu ruangannya, tapi sinyal di teleponnya sama sekali tidak mendukung, begitupun sinyal WiFi juga tiba-tiba melambat.
Darmo terus mencoba membuka pintu ataupun jendela ruangannya agar ia bisa keluar, namun tetap saja semuanya benar-benar terkunci rapat. Kemudian tiba-tiba saja, kepulan asap keluar dari langit-langit plafon. Percikan-percikan api mulai menjalar-jalar. Salah satu plafon pun jatuh dan terbakar, apinya menyambar buku-buku di meja kerja Darmo.
Darmo menyudutkan dirinya di pintu, lalu ia menatap plafon di atasnya yang sepertinya mulai hangus terbakar. Darmo segera menghindar ke sisi kanan, hampir saja plafon itu menjatuhi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HASTA MANANA
Mystery / Thriller[HIATUS] Bot mengerikan melanda dunia maya! Siapakah pemrogramnya? Singkat cerita, hidup Tesa tidak lagi baik-baik saja setelah seorang pembunuh membantai seluruh teman sekelasnya dulu, yakni alumni kelas IX A angkatan 2019. Sisa alumni tersebut yan...