Setelah kejadian malam itu, selama satu minggu Depp sama sekali tidak pernah menghubungi Tesa lagi. Adam juga tidak membelikan Tesa ponsel baru, ia tidak ingin Tesa memanfaatkan benda itu untuk melakukan hal nekat seperti yang dilakukannya beberapa hari ke belakang. Tesa hanya bisa menatap kosong monitor laptopnya, berharap ada pesan masuk di e-mail dari Depp. Kalau Tesa mengirim pesan lebih dulu kepada Depp, ia khawatir kalau Evan akan segera tahu, jadi Tesa lebih memilih untuk tidak melakukan hal itu.
Tesa menyandarkan dagunya di salah satu tangannya, matanya dengan malas masih terus saja menatap layar laptopnya. Hari ini masih pagi, hanya ada dirinya dan Bik Mirah di rumah. Sebentar lagi Adam akan pulang kemudian mengantarkan Tesa ke sekolah, namun Tesa sama sekali belum bersiap-siap, bahkan dirinya juga belum mandi atau sarapan. Berulang kali Bik Mirah mengingatkan Tesa untuk segera mandi, namun Tesa hanya menanggapinya dengan anggukan kepalanya.
Depp : Sa.
Sebuah pesan dari Depp yang baru saja masuk di e-mail merekahkan senyum Tesa. Segera Tesa mendongakkan kepalanya dan secepat kilat mengetikkan balasan.
Tesa : Depp! Lo udah buat gue khawatir!
Depp : Kelihatannya lo baik-baik aja.
*Sent a picture.
Depp mengirimkan foto berupa tangkapan layar saat Tesa sedang menatap layar laptopnya. Ternyata sudah sedari tadi Depp membajak kamera laptop Tesa.
Tesa : Depp!!!
Sebagai gantinya Depp juga mengirimkan foto dirinya saat ini. Terlihat Depp sudah rapi dengan seragam sekolah Tesa. Ia menyunggingkan senyumnya yang samar-samar.
Depp : Lo mandi sana, gue tunggu di tempat biasa.
Dan percakapan pun berakhir sampai di situ, sepertinya Depp akan menemui Tesa lagi di sekolahnya. Sesegera mungkin Tesa pergi mandi dan bersiap-siap, ia ingin cepat-cepat berangkat sekolah dan bertemu Depp.
...
Tesa melewatkan jam pelajaran pertamanya, ia langsung saja pergi ke ruang musik untuk menemui Depp. Didorongnya pintu ruang musik pelan, di dalamnya sudah ada Depp yang sedang duduk sambil sibuk berkutat dengan laptopnya. Wajahnya tampak serius sedangkan tangannya tak sekalipun berhenti mengetikkan sesuatu dengan keyboard dan menggerakkan mouse. Depp baru menyadari kehadiran Tesa ketika Tesa sudah duduk di depannya.
"Lo datang cepat. Bolos, ya?"
Tesa menyengir, kepalanya mengangguk pelan.
"Bagus deh, gue jadi nggak perlu nunggu lama." Depp mengendikkan bahunya, ia tersenyum simpul.
"Depp, maaf soal yang hari itu."
"Nggak, itu kesalahan gue. Gue yang harusnya minta maaf."
"Apa Om Evan datangin lo?"
"Nggak juga, tapi gue merasa gagal menjaga lo. Semuanya jadi khawatir."
"Asalkan Om Evan nggak marahin lo, nggak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Memang, tapi gue nggak bisa lagi dapat kepercayaan Om Evan buat bersama lo."
Depp menjeda kalimatnya sejenak, kemudian ia mengalihkan pandangannya yang semula fokus ke laptop kini menatap Tesa.
"Gue minta lo mundur. Gue nggak mau membawa lo semakin mendekati Sn. Bot."
"Nggak bisa gitu, Depp. Kita harus melakukannya bersama."
"Sn. Bot berbahaya, Sa. Ia nggak seperti yang ada di bayangan kita."
"Lo juga nggak bisa mengungkapnya seorang diri, itu lebih berbahaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
HASTA MANANA
Mystery / Thriller[HIATUS] Bot mengerikan melanda dunia maya! Siapakah pemrogramnya? Singkat cerita, hidup Tesa tidak lagi baik-baik saja setelah seorang pembunuh membantai seluruh teman sekelasnya dulu, yakni alumni kelas IX A angkatan 2019. Sisa alumni tersebut yan...