13. jealous?

77 13 0
                                    

beberapa hari berlalu bella tetap tidak pernah menunjukkan batang hidung nya di hadapan yoan. mereka juga tidak pernah bertemu secara kebetulan yang sebelumnya sering terjadi. harusnya yoan senang. iya. harusnya tetapi kenapa suara dan tatapan gadis itu selalu terlintas di benak nya?

seseorang tolong beri tau alasan nya saat ini juga karena kepala yoan seperti mau meledak memikirkan nya.

theo juga semakin sibuk dengan ponselnya. ia bahkan jarang di rumah lebih sering berada di luar entah apa yang ia lakukan yoan tidak peduli. sepertinya hubungan theo dan bella berjalan dengan lancar.

"sialan seharusnya gue dorong gadis itu sejak awal"

"dorong siapa?" tanya samudra. ia menaruh kopi di hadapan yoan.

"gak kok. gak siapa siapa" tidak mau bertanya lebih lanjut samudra mengangguk. jam makan malam hampir tiba seperti biasa samudra lah yang memasak. sebenarnya yoan ingin membantu tetapi tentu saja di larang oleh samudra.

"bahan nya udah lengkap? kalau belum gue beli keluar sekaligus beli rokok"

"bentar gue liat dulu...kecap asin sama telur aja sih atau gue buat list aja ya buat isi kulkas" yoan menerima list bahan makanan itu, mengambil kunci motor lalu melajukan motor nya menuju supermarket. beruntung gak banyak jadi dia bisa sendiri beli nya.

gerombolan lelaki yang berdiri di samping supermarket menarik perhatian yoan. mereka terlihat seperti sebuah geng dengan seorang wanita disana. 'parah' batin yoan. sekitar dua puluh lelaki dengan satu orang wanita. terlihat sangat mencolok.

"kalau cewek gue udah gue tarik tuh. gak tau malu"

yoan menggeleng pelan. memang ada beberapa geng seperti itu. dimana ada satu orang wanita dan biasanya dia adalah pacar si ketua geng tersebut.

tidak mau membuang waktu yoan segera masuk kedalam supermarket, membeli semua yang ia perlukan lalu bergegas untuk kembali ke rumah. tetapi untuk terakhir kalinya ia kembali menatap geng itu sambil memasang helm nya. ia memerhatikan wanita berambut coklat terang itu yang tertawa lalu pria yang berdiri di hadapan nya memeluk nya dengan erat.

ketika wanita itu berbalik, saat itu juga jantung yoan seperti akan meloncat keluar. ia segera melepas helm nya, turun dari motor lalu berjalan tergesa menuju geng itu. ia menarik tangan si wanita mengabaikan tatapan tanda tanya geng itu.

"lo siapa?! lepas tangan gue!" yoan memejamkan mata menahan emosi. ia mengeratkan genggaman nya pada pergelangan tangan wanita itu yang tentu saja nanti nya akan meninggalkan bekas.

"sialan! lepas gak?!" tangan itu ia lepaskan lalu yoan berbalik menatap wanita itu.

"lo ngapain disana bella?" ya, wanita itu adalah bella. yoan tidak menyangka akan bertemu dengan bella dengan keadaan seperti tadi. apa benar ini bella yang ia kenal? bella yang selalu tersenyum dengan polos nya, yang selalu bersama dua orang sahabat nya, yang selalu mengganggu yoan. tidak. ia pasti salah liat tadi.

"loh yoan? kok lo ada disini?" bella langsung tersenyum dengan lebar. merapatkan jaket kebesaran yang ia pakai dan yoan yakini jaket itu milik lelaki yang memeluk nya tadi.

"seharusnya itu pertanyaan gue" aura tidak bersahabat yoan membuat senyuman bella luntur.

"ngapain lo? kenapa lo disini? lo bodoh ya? si brengsek itu meluk lo tapi kenapa lo gak nolak? kenapa gak jawab pertanyaan gue!" rentetan pertanyaan diakhiri nada suara yang naik satu oktaf membuat bella mundur.

"umm lo nanya banyak banget gue gak punya kesempatan buat jawabㅡ"

"bilang sesuatu bel! tolak! lo gak punya mulut?!"

"gue punya mulut kokㅡ"

"lo gak bisa teriak?!"

"bisa kok kalau gue mauㅡ"

"gue udah punya pacar! lo gak bisa bilang itu?"

"kalau gue kasar kayak gitu gue ngerasa gak enakㅡ"

"kenapa lo gak lepas tangan dia saat dia meluk lo?"

"ya gue bisa ngelakuin itu...tapi dia saudara gue...jadiㅡ"

"ya gue tau dia pacar lo tapiㅡhah? saudara?"

bella mengangguk polos. saat itu juga yoan sadar bahwa ia sejak tadi meneriakkan hal yang tidak berguna. kenapa ia harus marah saat tau bella di peluk orang lain yang ternyata adalah saudara nya sendiri?

"err marah nya udahan?" tatapan polos bella membuat yoan sangat malu. ia menutup wajah nya lalu berjongkok sambil menghela nafas. ternyata cuma saudara....

"lo pasti kaget liat gue tapi semua nya aman kok. disana ada saudara gue dan yang lain itu temen gue semua nya. maaf ya" bella ikut berjongkok berusaha untuk melihat wajah yoan.

"gak. gue yang harusnya minta maaf" temaram nya lampu saat ini tetap saja tidak dapat menutupi telinga yoan yang memerah. bella tersenyum lebar ia mendekat lalu mendorong bahu yoan.

"lo cemburu ya? cie yoan cemburu"

"hah? apaan?! ngapain gue cemburu! gue cuma kaget liat lo doang. itu aja" yoan menjauhkan tangannya menoleh kesamping menatap bella.

"yakin? terus ngapain lo marah liat gue di peluk? ngapain juga lo repot repot narik gue? ngapain juga lo nyuruh gue bilang kalau gue udah punya pacar? hayo kenapa lo gitu" goda bella. melihat ekspresi jahil itu membuat yoan kesal.

"iya gue gak suka liat nya puas? gue mau pulang dulu. sana balik lagi ke saudara lo" bella hanya tersenyum melihat yoan yang berlari terbirit birit menuju motor nya.

sepertinya es telah meleleh secara perlahan.

***

cie yoan akhirnya meledak juga emosi yang sebenarnya wkwkwk

[✓] semesta | cyjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang