Tzuyu bangun, menatap ke sampingnya. Gadis Jepang itu memeluknya erat. Gadis Taiwan itu ingin bangun tetapi Sana mengeratkan pelukan lagi.
Dan sejenak teringat kejadian semalam hanya menghela nafas, perlahan dia melepaskan tangannya. Dia mengacak-acak rambutnya, lalu menutupi tubuh Sana yang sedikit terbuka.
Dia meninggalkan kamar Taehyung, dan menuju ke dapur, membuka lemari es dan melihat beberapa bahan yang cocok untuk memasak.
Tzuyu mengambil beberapa bahan dan memotongnya, dia melirik ke kamar Taehyung, menyadari jika Sana masih belum bangun.
Tzuyu mengenakan celemek, rambutnya diikat ke belakang terlihat seperti istri yang sedang memasak makanan untuk suaminya.
Sana terbangun, melihat ke sisinya tidak ada penampilan gadis Taiwan, dia melihat sekeliling. Segera beranjak dari tempatnya, melihat sosok gadis di belakangnya sedang memasak.
Sana melangkah maju tanpa bersuara, ia langsung memeluk Tzuyu dari belakang. Tzuyu terkejut hanya untuk bisa tetap diam, merasakan kaki putih Sana di kakinya sangat lembut.
Sana meletakkan dagunya di bahu Tzuyu, tangannya di atas perut Tzuyu dan memeluknya erat-erat. "Memasak? Mau aku bantu?"
"Tidak perlu, hampir selesai. Duduk di sana," Sana setuju dan duduk di kursi, menatap lekat ke arah Tzuyu. "kenapa kamu melihatku seperti itu?"
"Karena kamu sangat cantik,"
"Oh terima kasih," Tzuyu tersenyum padanya, melihat lesung pipi di pipinya membuat Sana terdiam menikmati wajahnya.
"Aku tidak tahu kamu punya lesung pipit," Tzuyu mengangkat bahu, "Karena aku sulit tersenyum pada orang asing," Sana mengernyit padanya, "Jadi, aku bukan orang asing?"
"Iya.."
"Taehyung! Dimana Tzuyu? ”Teriak Chaeyoung menatap tajam ke arah Taehyung. Pria Chou mengabaikannya dan memakan makanannya.
Tiba-tiba tangan Chaeyoung menarik telinganya membuat Taehyung berteriak kesal. "Kubilang aku tidak tahu!" Chaeyoung melepaskannya, lalu kembali ke mobilnya, Taehyung mengusap telinganya yang memerah.
Saat dia keluar, dia bertemu Mina. Gadis Jepang itu kaget melihatnya dan berusaha terlihat tenang. Chaeyoung menyipitkan matanya, "Kenapa kamu di sini?"
"Aku harus bertanya padamu, bukan kamu." Chaeyoung melewatinya lalu dengan sengaja ia langgar bahu Mina dengan kasar, “Ups, maaf."
Tertawa puas, Chaeyoung masuk ke mobilnya dan menyalakan mobilnya lalu pergi. Mina menatapnya dengan sabar, ingin mengetuk pintu rumah Tzuyu, Taehyung sudah melihat semuanya.
"Tzuyu tidak ada di sini, dia menginap di apartemenku tadi malam." Kata menutup pintu tanpa menunggu jawaban dari Mina.
Mina menggigit bibir bawahnya, memikirkan di mana Tzuyu berada sekarang. Tanpa mengetuk rumah Tzuyu, dia bergegas ke mobil dan mengambil teleponnya dari tas dan menghubungi seseorang, "Halo? Appa. Aku butuh pengawalmu."
Jeongyeon menatap ke arah jendela, matanya terus menatap Mina yang sedang berbicara di telepon dengan seseorang. Jihyo yang tidak memiliki tugas, dan hanya mengunjungi rumah Jeongyeon. Dan segera mengetahui bahwa Jeongyeon adalah tetangga Tzuyu membuatnya ingin datang ke sini setiap hari.
Appa Chou
Pulang nanti jangan lupa jemput Dahyun di toko bunga. 12.54Oke. 12.54
Tzuyu menatap Sana dan gadis Jepang kembali menatapnya. "Aku menghantarmu pulang," Tzuyu beranjak dari sofa untuk mengambil kunci mobilnya.
"Dengan pakaian seperti ini? Ingin aku digoda oleh laki-laki?" Tzuyu berbalik dan sesaat lupa Sana mengenakan kemeja Taehyung.
Tzuyu sepertinya berpikir, dia masuk ke kamar Taehyung membuat Sana bingung. Tzuyu melempar celana panjang hitam ke arah Sana yang berhasil menyusulnya.
"Pakai, dan rapikan pakaianmu," Tzuyu segera meninggalkan Sana di ruang tamu. Tanpa sadar Sana mengangkat bahu, dan tentu saja menurut gadis Taiwan itu.
Tzuyu menunggu Sana di dalam mobil, setelah terlalu lama ia memainkan ponselnya. Tidak terlalu suka memposting foto-fotonya, dan sudah lama sejak dia membuka akun Instagram-nya.
Dia melihat namanya di-tag oleh Nayeon, lalu alisnya terangkat, bagaimana Nayeon tahu nama Instagram-nya.
Sana yang telah tiba segera duduk di sampingnya juga membuat gadis Chou tidak menyadari kedatangannya. Tzuyu yang tak menggubrisnya segera Sana berdehem kencang.
"Maaf," Tzuyu menyalakan mobilnya dan mulai berjalan. Suasananya benar-benar bagus, tapi entah kenapa mereka berdua terlihat canggung.
Sana ingin berbicara dengan Tzuyu, tetapi tidak tahu topik apa yang harus dibicarakan. Tzuyu menyadari kalau Sana terlihat frustasi dan sepertinya ingin berbicara dengannya.
"Apa kau baik-baik saja saat pulang?" Tzuyu bertanya tanpa melihat lawan bicaranya. Gadis Jepang itu berdehem dengan sedih, "Kuharap begitu, nyatanya tidak," Tzuyu bukannya tidak mahu mendengarkannya tapi itu bukan haknya untuk ikut campur dalam urusan orang lain.
"Hubungilah aku. Jika kamu sedih, aku selalu ada," Tzuyu berkata sambil memutar setir mobil ke kanan. Sana meliriknya, lalu tertawa getir, "Mustahil." Sepatah kata yang keluar dari gadis kelahiran Desember itu menarik perhatian Tzuyu.
"Ayahku ingin aku berkencan berkencan buta dengan orang asing dengan pakaian terbuka!" Kata Sana secara tidak sengaja meninggikan suaranya tanpa sadar.
"Bahkan jika putrinya hampir diperkosa, dia tetap tidak peduli!" Sedikit terkejut Tzuyu mendengar ceritanya, menelan ludahnya saat melihat wajah Sana yang dibasahi air mata.
Tzuyu berhenti di pinggir jalan, melepaskan sabuk pengamannya dan memeluk tubuh Sana. Tangannya membelai punggung Sana, tangan Sana mengencangkan cengkeramannya pada baju Tzuyu agar gadis Taiwan itu tidak melepaskannya.
Beberapa menit kemudian, Sana kembali normal. Ia menatap Tzuyu, lalu gadis Taiwan itu tampak normal kembali menjalankan mobilnya.
"Jika kamu bosan, datanglah ke rumahku," Sana meliriknya, dan berkata dengan nada lembut, "Bagaimana jika aku bermalam di sana?"
"Terserah kamu," balas Tzuyu sambil tersenyum. Sana terlihat bahagia meski matanya terlihat merah. Dengan Tzuyu, entah kenapa dia merasa nyaman.
Setelah menghantar Sana pulang, ia mengunjungi tempat Dahyun, yaitu toko bunga. Terlihat semuanya indah, rapi dan tenang di mata Tzuyu.
Ia memandang Dahyun yang sedang merawat bunga di sana, "Maaf, sudah lama kamu menungguku?"
Dahyun kaget tapi menjawab sambil tersenyum, "Tidak..aku baru saja sampai disini," Tzuyu menaruh jaketnya di bahu Dahyun, melepas kacamata yang dikenakan Dahyun, "Kamu terlihat cantik kalau tidak pakai kacamata."
"Tapi jika kamu memakai kacamata, bagiku itu tidak cantik tapi imut," Dahyun tertawa malu-malu dibuat olehnya, Tzuyu sangat pintar menggodanya. Tapi yang dia katakan adalah jawaban jujur dari gadis Chou.
Gadis Chou ini tidak pernah berbohong, tidak seperti Taehyung yang menjaga hati orang-orang.
Dahyun menyadari kenapa Tzuyu ada disini, "Kenapa kamu disini?" Tzuyu menatapnya, "Ayahku menyuruhku menjemputmu," Dahyun mengangguk sebagai jawaban.
"Hei, kamu tidak ingin berjalan-jalan di sini?" Dahyun menolak untuk melihatnya lebih baik menatap bunga yang sehat, "Oke," Dahyun menatapnya dengan tidak percaya, "Kamu mau?" Tzuyu mengangguk dan tersenyum, "Ya."
Tzuyu mengulurkan tangannya, "Ayo pergi, putriku."
18 April 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Like You ✔
Fanfiction[ C o m p l e t e d ✔ | 2 0 2 1 ] A Fantiction Of Chou Tzuyu ❝Kerana aku menyukaimu...❞ © Ayeennella, 2021