19. Rain

435 53 6
                                    

Disini lah mereka berdua, Jungkook dan Tzuyu berada di toko yang dikatakan oleh Jungkook tadi. Memang benar, semuanya menatap mereka berdua. Tzuyu berasa tak enak hati, berasa tempat ini sangat kenal baginya tapi tak tau apa ia pernah kesini atau tak.

"Jangan kaku banget, ketauan nanti!" Bisik Jungkook menggengam tangannya, sedangkan Tzuyu memberikan senyuman paksa.

Pelayan toko itu memandang mereka dengan aneh, pertanyaannya adalah mereka berpegangan tangan tetapi mengapa mereka masih terlihat canggung (?)

Semuanya mula kelihatan baik-baik tapi tidak sesuai rencana, Tzuyu dan Jungkook bertemu dengan Nayeon membuat Jungkook gugup ketika dia ditatap seperti menerkamnya hidup. Tzuyu tampak biasa saja, kerana dia tidak memperhatikan keadaan sekitarnya.

"Kook, ini bagus loh." Ujarnya melepaskan tangan Jungkook. Mata pria itu mengikuti gerak tangan Tzuyu yang memilih pakaian untuknya. Tak lama senyumannya mengembang.

Tzuyu berikan padanya. "Cobalah."Kata Tzuyu dan mendorong Jungkook ke ruang ganti. Jungkook menurutinya. Sedangkan ada Nayeon yang terus memerhati dari jauh.

Memerlukan beberapa minit, Jungkook keluar dari ruang ganti. Kelihatan sangat tampan apabila baju dipilih Tzuyu ternyata sangat tepat untuknya. Tzuyu terkekeh pelan, "Benarkan. Apa ini saja? Mau aku pilih lagi?" Jungkook mengangguk.

Tzuyu terus memilih tanpa Sadar Jungkook terus dipuji oleh pelayan toko di sana hingga dia diabaikan. Tzuyu menatap Jungkook sambil menaik alisnya, "Kamu mengabaikanku begitu saja."

Jungkook menggaru kepalanya, "Maaf." Katanya, pelan. Tzuyu menarik pergelangan tangan Jungkook ke tempat untuk bayar baju dipakai oleh pemuda Jeon itu.

"Cepat bayar, aku lapar." Katanya sebelum meninggalkan Jungkook sendirian di sana. Jungkook menurutinya.

Tzuyu keluar dari toko yang menurutnya menyebalkan. Dia mungkin tak ingin menemani pemuda Jeon ke toko itu lagi. Bisa-bisanya dia naik darah hanya diabaikan gara-gara Jungkook.

"Nayeon?"

Entah kenapa Tzuyu merasa tidak selesa ditatap oleh Nayeon. Nayeon di depannya sambil melipat tangannya dan menatap Tzuyu dengan tajam. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Pertanyaan Nayeon membuat Tzuyu merinding. "Tentu saja belanja. Bukan memancing." Tzuyu menjawab dengan santai meski jantungnya berdebar kencang.

"Maksudku, kenapa kamu belanja di toko pakaian pria harus di toko pakaian wanita. Kamu berbohong padaku?"

"Maaf." Satu kata keluar dari mulut Tzuyu. Nayeon geleng kepala melihat dia jujur, semakin dia merasakan dia segera ingin memiliki Tzuyu. Nayeon tersenyum penuh arti, "Mau aku maafkan kamu?" Tzuyu mengangguk mengakui kebohongannya tadi.

"Temaniku seharian." Pinta Nayeon membuat Tzuyu membeku di tempat. Jika dia setujui, bagaimana keadaan Jungkook nanti? Apa dia tidak marah jika dia meninggalkan Jungkook disini.

Tzuyu angguk pasrah. Nayeon dengan semangat memeluk lengannya dan menuju ke sebuah toko. Dalam hati Tzuyu, berharap pemuda Jeon itu tidak marah atau ngambek padanya.

Mina berada di luar apartment Tzuyu, baru-baru ini Tzuyu tinggal sendirian tanpa bantuan orang tuanya. Mina diberitahu oleh ibu Tzuyu, mengatakan dia memintanya untuk menjaga Tzuyu. Meskipun dia kesibukan mengurus tugasnya di kampus, dia tetap menerima permintaan ibu Tzuyu.

"Kenapa teleponnya tidak diangkat?" Guman Mina meneleponnya berkali-kali. Hasilnya tetap sama.

Gadis kelahiran Jepang mengambil keputusan untuk menunggunya. Tapi siapa sangka bahawa gadis itu tidak pernah menghubunginya kembali dan datang sebelum malam tiba.

Mina kecewa. Melihat gadis yang disukainya kini berada di depannya. Tatapan mereka berbeda. Satu tatapan kecewa, satu lagi tatapan rasa bersalah. "Babo.." Mina terlihat begitu sedih.

Tzuyu diam memerhatikan Mina yang meneteskan air matanya. Rasa sesak di hatinya.

"Mengapa tidak mengangkat panggilan! Kamu membuatku khawatir!"

"M-Maaf.." Balas Tzuyu.

"Bisakah permintaan maafmu mengubah segalanya? Tzu, kau tahu... Setiap kali aku mencoba melupakanmu, tapi wajahmu selalu ada di pikiranku."

Tzuyu bungkam. Mendengar semua apa yang Mina rasakan. Mina memejamkan matanya, membuang nafas, "Tapi aku tidak bisa. Cintaku padamu lebih besar dari keselamatanku. Saya mencoba dan mencoba tetapi hasilnya tetap sama. Sampai akhirnya, aku tahu.. Usahaku hanya sia-sia."

Tak lama, Hujan gerimis. Seolah mengetahui perasaan Mina terhadap Tzuyu. Dan mencoba berharap untuk tidak menyakiti perasaan orang. Mata Tzuyu bergetar, rasa bersalah, takut, dan frustrasi menyatu di hatinya.

"M-Mina.." Tzuyu mencoba memegang kedua lengan Mina tetapi Mina melangkah mundur. Kedua gadis itu telah mandi di air hujan. "Mianhae.." Tzuyu melangkah maju, memeluk tubuh kecil Mina yang tidak membalas pelukannya.

Air mata Tzuyu mengalir perlahan, jemarinya gemetar. Masih memaksakan diri untuk memeluk gadis itu dengan erat, permintaan maaf terus terucap selama 2 jam.

Mina menyadari bahu Tzuyu bergetar. Dia juga menyadari bahwa Tzuyu memeluknya dengan sangat berbeda. Tapi ini, pelukannya penuh dengan rasa bersalah, ketakutan.

Mina terdiam. Selama 2 jam mendengar kata maaf dari mulut Tzuyu. Dan juga harus dibarengi dengan hujan seperti memahami perasaannya. Dengan sedikit ragu, dia menepuk punggung Tzuyu untuk menenangkannya.

"J-jebal.." Tzuyu melepaskan pelukannya. Membiarkan Mina melihat wajah ketakutannya, membiarkan hanya Mina mengetahui perasaannya. "Jebal gajima.."

"W-wae? Bolehkah aku bertanya apa alasannya? Aku hanya ingin tahu, apakah alasan itu merupakan alasan yang baik atau buruk bagiku."

Wajah Tzuyu memucat, sebelum dia pingsan. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Mina untuk menjawab pertanyaannya.

"Y-Yongseo..Haejwo.."

Mina dengan cepat meraih tubuh Tzuyu yang tak berdaya di depannya. Wajahnya cemas, tangannya menepuk pipi Tzuyu. "Sadar, tolong!" 

Mina dengan cemas mengeluarkan ponselnya. Menghubungi dokter dan ambil kunci rumah dari saku Tzuyu. Dia membuka pintu dan ingin membawa Tzuyu masuk. Tetapi dengan tubuhnya yang kecil, dan energi yang dia miliki, apa yang cukup?

"Yah! Apa terjadi?" Pekik Jungkook melihat Tzuyu berbaring di lantai. Dia mengendong Tzuyu masuk ke dalam. Berbeda dengan Mina. Dia mematung di sana. Memikirkan keras.

"Baguslah dia baik-baik saja." Ujar Jungkook tersenyum pada Tzuyu yang masih tidur. Mina di pintu kamar Tzuyu, memerhatikan gerak-geri pemuda Jeon yang ingin merampas pujaan hatinya.

Dia berdiri. "Maafkan aku, Tzuyu-ya. Aku tidak menepati janjimu untuk tidak mencintaimu tapi aku melanggar janjiku."

Mina memejamkan matanya. Melihat pemuda Jeon di depannya. "Aku sudah tahu bagaimana perasaanmu tentang Tzuyu. Karena malam itu, aku juga ada di sana. Aku melihat semuanya. Kamu melakukannya dengan sengaja karena aku."

Jungkook tersenyum tipis, "Cinta itu seperti angin, kau tak bisa melihatnya tapi bisa merasakannya." Mereka saling berpandangan.

"Kerana cinta itu bisa menjadi menakutkan dan menyenangkan dalam waktu bersamaan."

Jungkook menghela nafas, "Aku sengaja mendekati Taehyung. Aku herharap lebih." Jungkook melewati Mina, "Kerana dia istimewa daripada lainnya. Kuharap kau tidak melakukan hal yang menyakitkan hatinya."

"Atau aku akan kembali untuk merampas kembali jika kau menyakiti perasaan Tzuyu."

19 Juni 2021





Cause I Like You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang