Setelah menghantar Sana pulang, dia bergegas ke rumahnya lalu menggantikan pakaiannya, terburu-buru turun dari lantai atas.
"Heh, hati-hati!" Tzuyu menghiraukan Taehyung hampir saja menjatuhkan jemuran baru saja diangkat ingin menuju ke kamarnya.
"Ada dua cewek di rumah ini, kok aku buat kerja cewek sih," guman Taehyung, sedangkan sang ayahnya hanya geleng kepala.
"Biasa, Tae. Kalau ngamuknya singa aja udah kalah."
"Heh! Aku dengar ya!" Kedua pria itu langsung bergegas naik ke atas, meninggalkan wanita yang sudah bercekak pinggang disana.
"Mama ngidam apa sih sampai papa suka sama mama gitu?" Tanyanya dengan kesal langsung melempar bajunya ke kasur.
"Dih, bersyukur kamu. Kalau papa nggak tampan kamu udah jelek sejak lahir. Papa sama Mama udah bekerja keras buat kalian berdua."
"Sampai kesitu ngomongnya," Ujar Taehyung geleng kepala.
Nayeon baru keluar dari toko kecil, dia berpapasan dengan Tzuyu yang hampir melanggar tubuh mungilnya.
"Punya mata nggak sih?" Nayeon tadinya teriak menarik perhatian orang di sana langsung memukul pundak Tzuyu dengan keras.
"Lah kok aku?" Tzuyu mengelus pelan bahunya yang terasa sakit akibat pukulan Nayeon. Bahkan ia tidak melepaskan tangannya dari pundaknya. Takut-takut gadis itu akan memukulnya dan bisa jadi pundaknya hancur gara-gara tangan batu.
"Bolos ya?"
Tzuyu menggeleng pelan, "Aku ikut kamu kesini," Ucapan Tzuyu membuat Nayeon berkerut bingung.
"Mau ngapain ikut orang?"
"Mau ikutlah. Masa enggak bisa ikut bidadari sih." Sekali lagi, Nayeon memukul lengannya lebih keras daripada yang tadi.
Tzuyu meringis kesakitan, hanya menatap Nayeon yang masih tersipu malu.
"Bisa nggak sih seharian jangan mukul mulu,"
Nayeon menatapnya, "Salah siapa sih yang bikin gombal,"
"Kamu mah cepat baperan." Balas Tzuyu mengelus rambutnya, meskipun ia tau Nayeon merupakan kakak kelasnya. Tanpa ia sadar, Nayeon mudah luluh dengan sikapnya. Apalagi dengan gombalannya.
"Udah makan belum?" Tanyanya sedikit menunduk kepalanya melihat Nayeon. Nayeon menggeleng sebagai tanda balasnya.
Tzuyu mengangguk, "Ikut aku bentar," Tanpa Nayeon mengiyakan ajakannya. Tzuyu seenaknya menariknya masuk ke dalam mobil. Dan sepertinya dia mengajak Nayeon untuk bolos pertama kalinya.
"Bolos aja deh," Nayeon melebarkan matanya. Tentu saja ia tidak bisa bolos kampus, dia adalah mahasiswi yang paling rajin nombor kedua setelah Mina.
"Nggak, nggak! Putar balik!"
"Jangan tarik! Aku 'kan lagi nyetir! Bahaya woy." Tzuyu menjauhkan tangan Nayeon yang ingin memegang setir mobilnya.
Nayeon masih tidak mau mendengarkannya hingga Tzuyu mengatakan sesuatu membuatnya terdiam dan pasrah saja.
"Udahlah, anggap aja kita kencan," Tzuyu meliriknya lalu tersenyum lebar, tangan satunya membelai rambutnya dengan lembut.
Nayeon terpana melihat restoran begitu jauh dari kampusnya bahkan rumahnya. Tzuyu seenaknya membawanya ke restoran cukup mahal.
"Enak?" Tanya Tzuyu meminum wine anggur merah gelap itu dengan setengah. Nayeon mengelip matanya berkali-kali, meskipun dia suka minum wine tapi ia tidak pernah minum wine yang beralkohol tinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Like You ✔
Hayran Kurgu[ C o m p l e t e d ✔ | 2 0 2 1 ] A Fantiction Of Chou Tzuyu ❝Kerana aku menyukaimu...❞ © Ayeennella, 2021