Angin berhembus lembut menyibakkan rambut cokelatku dengan indah. Suara bisikan dari para pelajar disini bisa aku dengar dengan jelas. Beberapa dari mereka menatapku sinis dan beberapa lainnya menatapku penasaran.
Aku tidak memperdulikan hal itu dan menyumpal telingaku dengan headset memainkan lagu milik Ariana grande (with Justin Bieber) yang berjudul Stuck With U.
Brughh..
"M-mianhae." Seorang gadis berpipi chubby itu meminta maaf dengan wajah yang ketakutan. Aku bisa melihat matanya berkaca-kaca menahan tangis.
"Yha! Bangun! Cepatlah aku sudah lapar!" Perintah gadis lain bersama 2 orang yang tertawa puas di belakangnya.
Gadis berpipi chubby itu langsung berlari menuruni anak tangga dengan terburu-buru.
"Kamu anak mana? Sepertinya aku belum pernah melihatmu." Tanyanya kepada ku.
Aku tidak menjawab pertanyaannya dan berlalu begitu saja meninggalkan mereka. Tidak ada penting nya menjawab pertanyaan seorang pembully. Batin ku.
Aku sudah hilang respect dengan mereka karena aku juga pernah merasakan berada di posisi gadis chubby itu. Sebenarnya tadi aku sangat ingin menonjok muka sok cantik nya, tapi berhubung hari ini adalah hari pertamaku sebagai mahasiswa baru aku mengurungkan niat untuk menjaga image dari para dosen.
Saat sampai di dalam kelas, aku sedikit tercengang karena mereka semua sudah duduk dengan tenang di tempat duduk masing-masing sambil membaca buku pengantar jurusan yang tebalnya setebal novel harry potter 5 series.
"Wah.. sepertinya aku salah masuk negara." Gumamku secara tak sadar dengan mulut yang masih menganga.
"Dangsin-eun nugu-seyo?" Tanya seseorang yang akhirnya menyadarkanku dari lamunan.
"Oh, Naneun yeogie new students. You know what i say?" Jawabku dengan 2 bahasa yang dicampur aduk karena masih belum terlalu fasih dengan bahasa Korea.
Laki-laki itu hanya menatapku dari atas sampai bawah sebelum akhirnya memperkenalkan diri dengan dingin dan menyuruhku untuk duduk.
"Haish.. gak seru. Dingin banget kek kulkas 20 pintu." Gerutuku kesal.
Aku memilih tempat duduk di barisan ke-4 karena menurutku posisi ini yang paling nyaman dan strategis. Meskipun aku disini karena beasiswa, aku tidak serajin itu untuk duduk di barisan pertama.
Aku melihat sekeliling dengan canggung. Bingung harus melakukan apa. Membaca buku? Aku saja belum tau perpustakaannya dimana, Mengajak ngobrol orang di sampingku? Dia terlalu fokus dengan buku-buku tebal yang aku katakan tadi.
Sampai akhirnya seorang pria berbadan tegap memasuki kelasku dengan membawa beberapa map yang aku yakini ia adalah seorang dosen yang mengajar kami hari ini.
"Selamat pagi." Sapanya dengan ramah.
"Selamat pagi."
"Saya dengar hari ini ada mahasiswa baru?" Tanya nya.
Aku mengacungkan diri dengan sedikit canggung.
"Oh kamu? Kalau begitu, silahkan perkenalkan diri didepan agar kita bisa mengenal satu sama lain."
"Ne." Aku maju ke depan dengan percaya diri. Tidak memperdulikan respon sebagian anak-anak yang menatapku tidak suka.
"Annyeonghaseyo jeoneun Bianca Kallie imnida. Saya berasal dari Indonesia dan mendapatkan beasiswa disini. Kedepannya, saya berharap bisa mengenal kalian dengan lebih baik. Mannaseo bangabseubnida." Ucapku memperkenalkan diri dengan semangat.
Sebenarnya ini bukanlah diriku yang asli. Aku hanya harus memberikan kesan pertama yang baik kepada dosen dan teman-teman baruku.
Cklekk..
2 orang laki-laki berpenampilan acak-acakan memasuki kelas dan langsung duduk di tempat mereka tanpa mengucap salam kepada dosen yang ada didepan bersamaku.
"Lee Yongjin, Nam Chungho. Kalian darimana saja?" Tegur Gangsanim dengan sedikit tegas.
"Biasa lah, kemarin kami habis minum dan bermain billiard sampai malam." Jawab salah satu dari mereka dengan santainya.
Ingin rasanya aku menonjok hidung mancungnya sampai berdarah. Tapi kembali lagi, aku masih berstatus mahasiswa baru yang harus memberikan first impression yang baik kepada semua orang.
Gangsanim yang berdiri di sebelahku hanya menghela nafas berat. Sepertinya ia sudah menyerah dengan kelakuan 2 orang tersebut.
"By the way, who are you?" Tanya laki-laki yang berbadan tinggi itu dengan sinis.
"Pardon, you talking to me?"
Laki-laki itu mempermainkan lidahnya dengan tatapan mengejek. "Who do you think?"
"Sorry. But I introduced myself earlier and don't want to repeat again." Ucapku dengan tatapan yang berani.
"You!-"
"Sudah sudah. Nama dia adalah Bianca Kallie. Dia berasal dari Indonesia dan mendapat beasiswa disini." Ucap Gangsanim menengahi kami berdua.
"Ah.. begitu rupanya. Kamu dari Asia."
"Memang kenapa kalau aku adalah orang Asia? Apa ada masalah denganmu?" Tanyaku masih mencoba menahan emosi.
Padahal tanganku sudah gatal ingin mempraktekkan pukulan taekwondoku ke mukanya yang ya- aku tidak ingin mengakui kalau mukanya tampan- bisa dibilang biasa saja.
"Oh, aku membenci orang-orang Asia. Tapi memang pantas sih, karena ucapanmu barusan mencerminkan kalau kamu adalah orang Asia sejati." Jawabnya dengan senyuman mengejek.
"Foolish. You're so primitive you know? Ah.. sayang sekali. Bagaimana negara maju ini bisa ternodai dengan orang pabo sepertimu." Ejek ku.
"Kamu kira negara ini berada di benua mana? Eropa? Australia? Amerika? Afrika? Antartika? Oh, jangan-jangan waktu kamu sekolah di tingkat menengah kamu selalu bolos jam pelajaran sampai tidak tahu nama-nama benua?" Smirk ku dengan senyum kemenangan.
Laki-laki itu menatapku dengan marah dan penuh kebencian. Suasana kelas yang tadinya biasa saja menjadi dingin karena perdebatanku dengannya.
***
"B-bianca. Kamu tidak seharusnya berbicara seperti itu." Batin seseorang dari belakang.
______________________________________
Hai readers!
Finally, ini cerita kedua aku setelah IDOL^^ gimana nih sama chapter 1 nya? Semoga kalian suka yaa♡
Jangan lupa vote dan komen:)
Thank you!-Happy reading-
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone You Hated
Teen Fiction"Tidak apa, kamu sudah melakukan yang terbaik." Kalimat sederhana yang belum pernah aku dengar selama hidupku. Dituntut untuk menjadi lebih, namun minim dengan apresiasi. Hingga pada akhirnya aku mencoba untuk meninggalkan semua kenangan buruk ku da...