Timbul Rasa

16 4 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Shit!" Umpat Yongjin saat melihat Hyunjoon yang tiba-tiba datang untuk menolong Bianca.

"Yha! Yongjin-ah! Ada apa denganmu?" Tanya Yejun yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Bukankah kamu sudah kelewatan menjadikan orang yang tidak bersalah sebagai pelampiasan?" Sahut Chungho.

Yongjin tidak menghiraukan ucapan mereka dan berlalu begitu saja meninggalkan kelas.

"Masih tentang Ailee?" Tanya Hana saat berpapasan dengan Yongjin di lobby.

"Jangan ikut campur." Jawab Yongjin dingin.

"Oppa, kamu tidak menganggapku ada?"

Yongjin menghembuskan nafas kasar, "Hana, tolong beri aku waktu untuk sendiri."

Hana hanya bisa menatap nanar punggung Yongjin yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya.


_________________________________________

"Berhenti. Ini asrama ku." Ucapku saat kami sudah sampai di depan asrama.

Laki-laki brosur itu menurunkanku dengan hati-hati, "Disini?"

Aku mengangguk pelan.

"Mwo? Kamu orang asing?" Tanya nya.

"Ne. Aku dari Indonesia dan mendapatkan beasiswa disini." Jawabku sambil tersenyum.

"Woah.. daebak! Aku baru pertama kali melihat asrama kampus kita." Gumamnya.

Aku hanya tertawa kecil. Baru kali ini aku mendapat respon yang baik dari orang Korea ketika aku mengatakan negara asalku.

"Kamu tidak anti dengan orang asia tenggara?" Tanyaku dengan hati-hati. Takut menyinggung perasaannya.

Ia tertawa kecil, "Untuk apa aku anti dengan orang asia tenggara? Kita sudah hidup di jaman modern. Lagipula kita sama-sama manusia. Jadi apa bedanya?"

Aku menghela nafas lega, "Syukurlah. Aku kira kamu juga membenci orang-orang asia tenggara sepertiku."

"Kenapa? Apa kamu pernah bertemu orang yang seperti itu?"

"Ah.. tidak. Tidak pernah." Ucapku berbohong. Aku hanya merasa tidak enak saja kalau aku terlalu jujur.

"Oh iya, maaf aku tidak bisa ke restoranmu hari ini."

"Gwaenchanha. Oh ya, kamu tunggu disini dulu. Aku mau ke apotik sebentar membeli obat untuk lututmu." Ia langsung berlari menuju apotik yang berada di seberang asrama.

Setelah 5 menit menunggu, ia akhirnya keluar sambil membawa kantong kresek kecil.

"Ini aku beliin plester sama obat luka cair." Ucapnya sambil memberikan kantong kresek itu kepadaku.

Someone You HatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang