***
"Oh, Bianca? Udah baca email yang dikirim sama Minjun-nim?" Tanya Heeyeong saat aku baru saja memasuki kelas.
Aku mengernyitkan kening, "Email apa?"
"Untuk tugas kelompok kita yang harus dikumpulkan minggu depan."
"Tapi aku tidak melihat ada pesan masuk di emailku?"
"Kelompok kita dapet ilmu pemasaran." Sahut Yongjin yang baru saja datang dan langsung duduk di depanku.
"Mwo? Bagaimana kamu tau? Jangan-jangan kamu berubah menjadi anak dosen sekarang?" Tanya Chungho yang langsung dihadiahi jitakan oleh Yongjin.
"Jangankan anak dosen, nilaiku dapet C aja udah syukur syukur naik kelas."
Kami berempat hening untuk sementara. Aku merasa bersalah karena nilai Yongjin, Heeyeong yang mulai mengotak-atik laptopnya dan Chungho-Yongjin yang juga sedang tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.
"Yha! Apa tugas kita adalah melamun?" Tanya Heeyeong membuyarkan pikiran kami.
"Mianhae. Apa yang harus aku lakukan?" Tanya ku.
"Aku akan membuat word dan makalahnya, Chunghoo kamu membuat powerpointnya, Yongjin dan Bianca kalian yang presentasi dan melakukan evaluasi lapangan. Bagaimana?"
Aku menelan salivaku kasar.
Dulu aku sempat menderita Social Anxiety Disorder atau yang biasa disebut phobia sosial yang ditandai dengan rasa cemas dan takut berlebihan saat berinteraksi dengan orang banyak.
Bahkan sampai sekarang, penyakit mental itu belum hilang sepenuhnya. Aku hanya berusaha menutupinya karena ingin membuka kehidupan baru di Korea. Sebelum berangkat ke kampus dan kerja pun aku selalu meminum beberapa obat penenang agar aku bisa lebih tenang menghadapi orang-orang di sekitarku.
"Bagaimana kalau aku yang membuat powerpoint saja?" Aku mencoba bernegoisasi dengan mereka.
Yongjin berdecih, "Aku juga sebenarnya tidak mau denganmu."
"Wae? Aku memilihkanmu bagian ini karena aku rasa kamu dan Yongjin yang paling percaya diri untuk menjelaskan hal ini di depan publik."
"Jebal. Aku benar-benar tidak bisa melakukannya." Ucapku memohon dengan sangat.
Bianca mendekatkan tubuhnya kepadaku,
"Tapi Bianca, aku tidak bisa mempercayakan mereka untuk turun ke lapangan. Kamu tau maksudku, kan? Bagaimana jika mereka tidak menjalankan tugasnya dan malah bermain-main diluar?" Bisiknya.
Aku hanya bisa merutuki diriku sendiri.
Tugas ini adalah salah satu cara agar aku bisa menebus rasa bersalahku kepada Yongjin.
Mengerjakan tugas kelompok sebaik mungkin untuk membantu nilai-nilainya yang turun karena ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone You Hated
Teen Fiction"Tidak apa, kamu sudah melakukan yang terbaik." Kalimat sederhana yang belum pernah aku dengar selama hidupku. Dituntut untuk menjadi lebih, namun minim dengan apresiasi. Hingga pada akhirnya aku mencoba untuk meninggalkan semua kenangan buruk ku da...