Pertemuan Pertama

18 4 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sinar matahari perlahan masuk menembus jendela kamarku. Aku menyipitkan mata dan mencari ponsel. Kebiasaanku saat bangun tidur, mengecek handphone meskipun tidak ada notifikasi dari siapa-siapa.

Namun kali ini berbeda. Aku melihat 1 pesan tak terbaca dengan kode nomor +62 lebih tepatnya nomor dari indonesia.

From: +62***********

Gimana kerja nya disana?

Aku menghembuskan nafas kasar. Aku tahu ia tidak berminat menanyakan keadaanku. Ia hanya ingin memastikan jika aku benar-benar bekerja disini.

Re: Maaf baru membalas pesan mama. Kemarin aku sudah tidur. Menyenangkan kok disini, nyaman juga, orangnya ramah. Mama sendiri gimana keadaannya?

_________________________________________

Aku duduk terdiam di bangku taman. Sudah setengah jam berlalu, dan yang kulakukan hanyalah terus melamun dengan sepasang earphone yang menyumbat telinga dan membawa sebotol banana uyu yang kubeli dari minimarket dekat kampus tadi.

"Permisi, apakah ini milikmu?" Tanya seorang laki-laki sambil menunjukkan kalung berliontin angel wings.

Aku melepas earphone dan meraba leherku. Benar saja, kalung itu tidak ada disana.

"Ah, ne. Itu milikku. Kamsahamnida." Aku segera mengambil kalung itu dan memakaikannya di leher jenjangku.

"Bagaimana kamu bisa menemukannya? Apakah-"

Laki-laki itu mendekat kearahku, "Sini biar aku bantu." Tawarnya sambil memasangkan kaitan kalungku.

Aku sedikit terkejut dan mengerjapkan mata berkali-kali. Masih shock dengan perlakuannya barusan.

"Oh, maaf. Aku tidak bermaksud apa-apa hanya ingin membantu kamu memakai kalung itu." Ucapnya dengan muka yang bersalah.

Aku mengangguk pelan, "Tidak apa, terimakasih."

Laki-laki itu tersenyum manis.

"Aku tadi menemukannya jatuh disana. Dan aku rasa itu milikmu karena tidak ada siapapun disini selain kamu."

"Ah.. arasseo. Lalu kamu kenapa ada disini?"

Pasalnya, aku sekarang sedang duduk di bangku taman yang paling pojok yang jarang dijamak oleh anak-anak karena tempatnya yang sepi dan sedikit jauh dari halaman kampus.

Someone You HatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang