11 || Dinner, Trouble, and Questions.

5.3K 724 13
                                    

Dinner

•●◇★◇●•

Bagaimana ini bagaimana ini bagaimana ini aku harus apaaaaa. Aelion berteriak dalam hati.

Jelas mulutnya tak bisa protes karena Violet menyuruhnya untuk berdiri seperti boneka manekin di depan kaca. Perempuan itu menghias rambut perak keabu-abuan milik Aelion yang halus dan lembut. Memberinya bedak tipis dan terlihat natural dengan pipinya, mata besar yang nampak indah jika dipandang. Blazer berwarna putihnya dipadukan jubah panjang berwarna biru tua yang nampak elegan untuk seorang Aelion de Easter.

"Kenapa harus berpakaian begini? Bukannya terlalu berlebihan?" Aelion baru protes saat Violet mengijinkannya untuk duduk manis di atas sofa.

Violet menggeleng cepat. "Ini untuk pertama kalinya Pangeran Aelion akan muncul dihadapan semua pangeran. Saya sebagai pelayan sangat bahagia ketika mendengar Yang Mulia Kaisar memberi Anda perhatian."

Aelion menunduk. Iya, benar apa katanya. Aelion dari dulu tidak pernah mendapat perlakuan asing seperti ini selama 13 tahun. Ketika ia datang menggantikan Aelion asli, baru si pria itu melihatnya. Ya ampun, apakah ini yang dinamakan pilih kasih?

"Dan Pangeran Aelion sekarang lebih banyak berekspresi daripada ekspresi datar dan dingin, dulunya." Ucap Violet sembari pura-pura mengelap airmatanya dengan sapu tangan.

Aelion menelan ludahnya. Ia membuang pandangannya kearah jendela dengan canggung sembari meminum teh yang dibawakan Violet.

"Uh, sebenarnya aku tidak ingin datang secepat ini. Tapi sepertinya aku tidak boleh mengulur waktu. Aku akan pergi sekarang." Aelion berkata cepat.

••••

"Ling Qi, dipanggil ayah."

Hening 5 menit. Laki-laki berambut silver panjang mengalihkan perhatiannya dari seekor burung gagak yang bertengger di pundaknya.

"Ya."

Shoufu melirik kearah saudaranya yang masih duduk dua menit kemudian.

"Ling Qi? Dipanggil ayah. Cepat."

"Aku dengar. Kau duluan." Pemuda yang dipanggil Ling Qi itu menerbangkan gagaknya. Shoufu mengangguk dan kembali keluar dari kamar Ling Qi.

Ling Qi memandang pemandangan dari atas balkonnya dengan datar. Menatap burung gagaknya yang terbang hingga semakin mengecil dan hilang dibalik kegelapan malam.

••••

"Pangeran Ahn dan Pangeran Raqiel, Yang Mulia Kaisar memberitahu untuk berkumpul di meja makan." Seorang butler memberitahu.

"Benarkah? Kenapa tiba-tiba sekali." Ahn menutup bukunya cepat.

Ia menuntun Raqiel yang masih memegang bonekanya dengan erat menuju keluar ruangan. Ia masih mencurigai kenapa ditubuhnya dan tubuh Raqiel terdapat beberapa plester luka. Kata para pelayan, ia dan Raqiel terjatuh di taman saat mereka berdua bermain disana. Tapi perasaannya masih merasa janggal. Entah apa itu.

Ahn memapah Raqiel dengan hati-hati. Langkahnya terhenti ketika melihat El yang berjalan berlawanan arah kepadanya.

"Oh, kak El! Mau ke meja makan utama juga?" Panggilnya.

El yang sedang menenteng beberapa buku di tangan kirinya menyahut. "Kalian sudah diberitahu rupanya."

Ahn mengangguk. Ia melihat ke arah buku yang dibawa El. "Untuk apa buku-buku itu?"

After Life: ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang