Aelion
•●◇★◇●•
Ryan seakan tidak percaya akan mimpi yang ia lihat semalaman.
Kilasan memori tentang ibunya ---ibunya Aelion dan Revechel membuatnya pening. Jadi, ternyata pria yang tiba-tiba memeluknya itu adalah ayahnya sendiri?
Hampir saja pikirannya berkelana.
Dan Arasean adalah seorang Saint atau orang yang memiliki kekuatan suci, yang pastinya banyak diburu oleh orang-orang termasuk organisasi gelap. Revechel mencintai Arasean. Tapi sementara itu banyak orang yang menentang hubungan keduanya walaupun Arasean adalah seorang Saint, namun ia tetap berada di kalangan bawah. Kasta membuat mereka berdua erpisah jauh hingga Arasean mengandung Aelion, anaknya bersama Revechel.
Arasean terluka dan tidur panjang, sedangkan Aelion diasingkan di menara Antares yang tersembunyi. Ini semua demi keselamatan masing-masing agar terhindar dari rumor berkepanjangan.
Ryan memegang kepalanya. Ia sedikit memahami apa yang terjadi sekarang. Aelion sama seperti dirinya, kurang mendapatkan kasih sayang dan terasingkan sampai berumur 13 tahun, sekarang. Hingga dia membunuh dirinya sendiri dengan pisau karena tidak tahan. Perlakuan buruk yang Aelion dapatkan dari pelayan karena asal-usulnya membuatnya menjadi pendiam dan dingin. Wajar saja Violet, pelayan pribadinya yang setia dari ia bayi sampai sekarang agak kaku jika bicara dengannya.
Ryan juga tidak tahu apa yang ingin ia lakukan sekarang.
Setelah Revechel datang ---yang entah ayahnya itu repot-repot meninggalkan pekerjaannya untuk melihatnya, atau hanya ingin melihat keadaan putra bungsunya setelah pingsan beberapa hari ini, Ryan 'dipaksa' beristirahat lagi. Tidak boleh melakukan apapun, dan tidak diperbolehkan keluar. Sungguh, ia capek tiduran saja.
Ryan tidak memiliki aktivitas lain selain membaca buku. Aelion yang sebenarnya suka membaca buku sedari kecil, sehingga ia pintar. Ryan tidak perlu repot belajar ulang karena seluruh memori Aelion tertinggal di kepalanya. Violet juga memberinya beberapa buku yang belum pernah Aelion baca.
Ryan berdecak. Seluruh anggota kerajaan memiliki sihir yang sangat kuat. Kenapa ia belum merasakan tanda-tanda sihirnya sama sekali? Aelion pernah belajar sihir?
Oh, tentu, Arasean adalah wanita dengan kekuatan sihir sucinya dan Revechel adalah Kaisar dengan sihir terkuat di Negerinya.
Ryan menatap gelang berwarna saphire di lengannya. Violet berkata gelang itu tidak bisa lepas dan seakan mengikatnya sedari bayi.
Apa gelang itu menyegel kekuatan sihirnya? Sihirnya sekuat apa hingga Arasean menyegel sihirnya?
Ryan hendak turun dari ranjangnya. Violet tidak mencegahnya. Perempuan itu membantu Aelion turun. Peraturannya berubah: boleh melakukan apa saja yang tidak berbahaya, namun tetap didalam kamar.
"Aku ingin berkaca." Ucap Ryan.
Violet dengan ragu mengangguk. Ryan yang melihat itu langsung berkata lagi. "Aku tidak akan memecahkan kaca itu untuk bunuh diri lagi." Perempuan itu mengangguk lagi. Kali ini dengan yakin.
Ryan menatap tubuh Aelion di dalam kaca. Tubuhnya sempurna. Hanya saja kulitnya terlalu pucat hingga mendekati warna putih salju. Seperti boneka ---ah tidak, maksudnya vampir.
Rambut yang berwarna keperakkan bercampur abu-abu, bulu mata yang panjang, iris mata berwarna merah permata dengan gradasi ungu dibawahnya. Iris mata keturunan Revechel karena lelaki itu bermata merah. Dan ungu terang bercampur merah muda dari Arasean.
Arasean dan Revechel memiliki wajah sempurna. Mereka melahirkan anak sempurna walaupun Arasean dari kalangan bawah sekalipun.
Wajah rupawan dari kecil.
Ini ---sempurna. Dia cantik.
Tunggu, dia memang laki-laki. Tapi wajah Aelion seakan mendekati kata cantik, bukan tampan lagi. Yah dia bingung menjelaskannya, tapi seperti itu!
Ryan membanggakan wajah Aelion. Ia melonjak senang karena memiliki wajah seperti ini. Violet melihat Pangeran kecilnya yang seperti itu merasa khawatir. Katakan ia lancang, tapi Violet merasa Aelion sedikit 'gila' setelah kehilangan ingatannya.
"Pangeran-"
Ryan sedikit hilang keseimbangan. Ia hampir terjatuh tersandung bantal ---yang entah datang darimana ketika sebuah tangan kecil menahannya.
"Aduh, merepotkan." Ryan terkejut. Ia reflek berdiri seketika dan melihat seorang anak kecil merengut kesal kearahnya sembari menepuk-nepuk tangannya.
"Kau ini gila ya? Lain kali jika melompat lihatlah sekelilingmu."
Ryan mengerutkan keningnya. Siapa anak kecil ini?
Anak kecil itu menggaruk kepalanya kesal. "Aku penjagamu. Kau tidak mengenaliku padahal sudah bertemu selama 6 tahun?!"
"Anthera?" Ryan ingat sekarang. Anthera adalah penjaga bayangannya dari ia kecil. Ia tumbuh bersama Aelion sehingga seumuran. Anthera sebenarnya memiliki umur 100 tahun lebih jauh darinya. Namun menyusut seperti anak kecil demi ikut menyegel mana yang sesekali keluar dari tubuh Aelion.
Itu berbahaya, jika mana itu keluar banyak dan tersebar maka para Hynopise dan makhluk-makhluk sihir lainnya akan mendatangi asal mana itu untuk menyerapnya sampai mati.
Violet terlihat cemas ---Ryan menyadari bahwa perempuan itu selalu khawatir terhadap apapun ---dan maju untuk membisikkan sesuatu pada Anthera.
Sementara itu Anthera memandang Aelion dengan kaget.
"Kau kehilangan ingatan?!"
To be continued....
•●◇★◇●•
Mata Aelion
( _¬ v¬)_ fufufu
KAMU SEDANG MEMBACA
After Life: Reincarnation
FantasyPrince of White After Life project 1 •●◇★◇●• Ryan, anak paling terbully satu kampusnya akhirnya memilih untuk bunuh diri di depan pembulinya sekaligus teman pertamanya sendiri. Kematiannya membawanya menuju dunia antah berantah dan dilahirkan sebag...