Bag. 7 : Saga yang Berbeda

1.1K 842 261
                                    

Bruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bruk

Suara Lavita jatuh membuat semuanya panik. Termasuk senior yang tadi memanggilnya. Dengan keadaan panik, Saga langsung naik ke atas panggung. Tanpa sepatah katapun, Saga langsung mengangkat tubuh Lavita. Ia bergegas membawa gadis itu meninggalkan lapangan. Yang ada di pikiran Saga saat itu hanya membawa Lavita ke ruang kesehatan.

Tanpa peduli dengan tatapan mereka yang ada di sana. Tanpa peduli panitia kesehatan yang berlari ke arahnya dengan membawa tandu.

Ia segera membaringkan Lavita di brankar dan langsung ditangani oleh panitia petugas kesehatan yang sedang berjaga. Saga memijit keningnya menyaksikan Lavita sedang diberi pertolongan pertama.

Kiara yang sudah panik menyusul Lavita ke ruang kesehatan. Dia melihat Saga yang begitu panik dan kacau. Kiara mendekati Saga dan bertanya, "Lavita nggak apa-apa, Kak?" Kiara cemas.

"Lo di sini jaga dia, gue mau keluar dulu. Nanti balik lagi," ucap Saga dengan nafas memburu meninggalkan mereka di ruang kesehatan.

Baru sampai di ambang pintu, Putra ー senior yang memanggil Lavita ke panggung, dan senior cewek yang bernama Adelia, menghampiri Saga. Belum sempat bertanya, Saga langsung menarik Putra ke ujung koridor yang sepi. Kemudian mendorong tubuh Putra ke tembok.

"Keterlaluan lo!" Bentak Saga dengan emosi. "Lo nggak liat apa, muka maba tadi udah pucet banget tapi masih aja lo bentak-bentak. Di depan semua orang lagi. Lo ga mikir apa?" lanjut Saga yang masih penuh dengan amarah. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras.

Adelia yang menyaksikan, berusaha melerainya. Namun dia tidak berani karena melihat Saga dengan penuh amarah. Untungnya ada Bimo yang menyusulnya tadi.

"Sorry, Ga. Tadi gue nggak bermaksud buat ngebentak tu maba. Gue juga nggak ngeh tu maba udah pucet," ucap Putra setenang mungkin. Dia masih merasa bersalah.

"Emang lo nggak bisa liat? Hah!!" bentak Saga kembali.

"Udah, Ga. Udah! Lo nggak bisa selesaiin dengan cara kaya gini. Cewek itu juga udah ditanganin." Bimo berhasil meredam emosi Saga.

Saga berjongkok menyardarkan tubuhnya ke tembok. Mengusap wajahnya dengan frustasi.

"Sorry, Put. Gue kelepasan," ujar Saga dengan wajah menyesal.

"Santai, Ga. Gue cabut dulu." Putra menepuk bahu Saga dan berlalu meninggalkan Saga atas usulan Bimo.

Bimo yang ikut berjongkok di depan Saga pun menepuk pundak Saga untuk menenangkan. Adelia yang bingung, akhirnya menyusul Putra karena Bimo mengisyaratkan untuk pergi.

◼ ◼ ◼

Saga yang sudah tenang, kembali ke ruang kesehatan. Lavita masih terbaring lemah di atas brankar, usai ditangani panitia kesehatan. Katanya, dia kelelahan dan maghnya kambuh. Mengakibatkan pusing dan badannya drop.

OK, FINE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang