Bag. 47 : Ketakutan Lavita

149 2 0
                                    

DEAR READERS...

TINGGALKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

TINGGALKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lavita dilanda bosan. Ia sendirian seperti orang bodoh berada di kamarnya sepeninggalan Kiara sore tadi. Karena tak ada kabar dari Saga, Lavita memutuskan untuk menghampirinya ke kost.

Sangat menguntungkan bagi Lavita untuk situasi seperti ini karena kost-nya hanya berseberangan dengan kost Saga dan Dhika. Ia tak perlu repot mengeluarkan motor, cukup dengan berjalan kaki.

Sampai di kost Saga, ia tak mendapati Saga maupun Dhika di sana. Bisa dipastikan, wajah Lavita berubah. Ia mencoba menghubungi Saga namun tak ada jawaban. Begitupun dengan Dhika. Lavita kecewa.

Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Saga. Semenjak pulang dari Bandung, Saga susah sekali dihubungi. Sikapnya pun mulai sedikit berubah. Apa karena obrolan dia dengan sang bunda? tanyanya dalam hati dengan mata terpejam.

Sebuah suara mengagetkan Lavita dengan menyebut namanya. Ia hendak berbalik melihat siapa orang tersebut. Tubuhnya memutar, lalu menoleh dan saat ia melihat siapa orang tersebut, ternyata Adam.

"Kak Adam?" ucapnya.

"Ngapain berdiri aja di sini? Nggak masuk?" tanya Adam yang baru saja tiba di kost.

"Nggak, Kak. Ini juga mau pulang, kok."

"Lho, kok, pulang?" Adam mengernyit heran. "Bukannya mau ketemu sama Saga? Atau Dhika?" sambungnya.

"Belum pada pulang, Kak."

"Saga belum pulang? Tumben banget. Biasanya dia jam segini udah pulang," ucap Adam sembari melirik jam di pergelangan tangannya.

"Kayanya masih sibuk di kampus, ada urusan sama organisasinya."

Dengan cepat, Adam mendekatkan dirinya kepada Lavita. Gerakan cepat Adam membuat Lavita kaget dan sedikit memundurkan langkahnya untuk memberi jarak karena posisinya terlalu dekat.

Sadar akan pergerakan Lavita, Adam mengedarkan pandangannya ke sekitar. Lantas, ia semakin mendekat ke arah Lavita. Semakin Adam mendekat, semakin Lavita melangkah mundur. Sorot mata Adam yang menatap tajam Lavita, membuatnya takut.

Raut wajah Lavita yang tengah berubah membuat gairah tersendiri untuk Adam. Ia semakin mendekatkan dirinya kepada Lavita dan Lavita pun tetap berusaha melangkah mundur sampai tak terasa punggungnya sudah menyentuh tembok.

Lavita tak bisa bergerak lagi. Langkahnya telah terhenti terhalang oleh tembok. Namun tubuh tinggi Adam semakin mendekat, hingga akhirnya terhenti karena ujung sepatunya menyentuh ujung sandal Lavita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OK, FINE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang