Bag. 9 : Hari Terakhir Ospek

1.2K 834 364
                                    

Inagurasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Inagurasi. Acara terakhir untuk menutup serangkaian kegiatan Ospek yang sudah dilaksakan beberapa hari ini. Para senior yang dibuat sibuk untuk persiapan acara. Raut wajah mereka terlihat lelah, namun masih ada senyuman tercetak dari bibir mereka. Masih ada tawa dibalik tubuh letih mereka. Melupakan sejenak laporan pertanggungjawaban usai acara.

Hari ini, tanpa ada bentakan. Tanpa ada hukuman. Tanpa ada senior berkoar-koar dengan toa kesayangan mereka. Tanpa ada materi-materi dari para jajarannya. Yang ada hanya senang, bahagia, tawa, dan bebas. Bebas dari kejaran waktu untuk datang pagi-pagi ke kampus. Bebas dari benda-benda sakral yang dibawa selama Ospek.

Tidak hanya pertunjukan seni dan panggung hiburan. Banyak stand bazar dari berbagai jurusan yang meramaikan acara penutupan Ospek ini.

Sebelum acara Inagurasi dimulai, semua ketua kelompok diperintahkan untuk berkumpul guna menentukan urutan tampil kelompok dengan cara diundi.

Kelompok Lavita mendapat urutan nomor 11 yang kemungkinan akan tampil sekitar sore hari menurut susunan acara. Karena acara pensi ini bisa sampai malam.

Suara teriakan pembawa acara sudah mulai menggema, menandakan acara sudah dimulai. Para maba berbondong-bondong merapat ke panggung utama. Beberapa maba justru lebih tertarik dengan stand bazar.

Penampilan pertama dari para senior yang menampilkan paduan suara. Menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan lagu-lagu nasional. Cukup memukau. Pasti banyak latihan.

Penampilan berikutnya dari kelompok lain yang tampil dengan band. Lavita tidak berminat untuk nonton. Dia lebih tertarik untuk keliling stand bazar.

Macam-macam. Ada kuliner, ada kerajinan, ada mini games juga. Bahkan ada tarot. Lavita lebih memilih beli es dawet. Cuacanya sangat pas untuk menikmati es dawet.

Lavita menikmati es dawetnya. Menikmati sepoi-sepoi semriwing angin yang menerbangkan beberapa rambut panjangnya. Pandangannya lurus ke depan. Matanya berhasil menangkap dua orang yang sedang terlibat perdebatan kecil. Ia memicingkan mata. Memfokuskan pandangannya untuk melihat jelas siapa yang ada disana.

Saga, bersama cewek. Mengenakan hitam putih seperti yang dikenakan Lavita. Cewek itu seperti sedang memohon.

◼ ◼ ◼

"Kak Saga!" panggil seorang cewek yang berlari menghampiri Saga.

Saga menoleh. Sadar siapa yang memanggil, ia ingin pergi namun cewek itu lebih dulu menghampiri Saga. Cewek itu sedikit ngos-ngosan.

Saga menatap sekilas, kemudian mengalihkan pandangannya kemanapun. Cewek di depannya masih mengatur napas dengan posisi badan setengah membungkuk.

"Kak! Mau sampai kapan sih kaya gini terus? Lo nggak capek apa harus kabur-kaburan?" tanya cewek itu.

Saga hanya diam. Tidak ada niatan untuk menjawab.

OK, FINE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang