Bag. 24 : Bad Day

743 357 1.1K
                                    

DEAR READERS...

TINGGALKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

Pemuda berambut hitam dengan raut muka lesu, sudah hampir setengah jam menunggu di atas motornya di depan sebuah rumah bertuliskan 'Kost Putri'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pemuda berambut hitam dengan raut muka lesu, sudah hampir setengah jam menunggu di atas motornya di depan sebuah rumah bertuliskan 'Kost Putri'. Tangannya tak lepas dari layar ponselnya dan berkali-kali juga benda pipih itu ia tempelkan ke telinganya. Seseorang yang ia tunggu tak kunjung muncul. Ia melirik jam tangan pada pergelangannya, sudah menunjukkan pukul 7.45 yang artinya, lima belas menit lagi kelasnya akan segera dimulai.

Dengan rasa kecewa karena tak kunjung muncul, akhirnya Saga memutuskan untuk pergi ke kampus. Mungkin saja ia akan bertemu dengan Lavita di sana.

Sepuluh menit ia tempuh, akhirnya ia sampai di parkiran kampus. Saga memarkirkan motornya di tempat biasa.

"Tumben baru dateng?" ucap Bimo seraya menepuk pundak Saga.

"Iya," jawab Saga singkat.

"Lesu banget lo kaya nggak niat hidup."

"Pusing banget gue. Masalah belum kelar ada lagi masalah."

Saga mengusap wajahnya dengan kasar. Ia menghela nafasnya dengan berat. Langkahnya gontai berjalan menuju ruang kelas disusul Bimo yang berjalan di sampingnya.

"Lo lagi ada masalah sama Lavita?" tanya Bimo kemudian.

Saga hanya mengangguk. Niatnya hari ini ia ingin menyelesaikan masalahnya dengan Lavita, namun pagi tadi Lavita susah dihubungi. Membuat hari Saga menjadi buruk.

"Kelas dulu lah. Bentar lagi mulai," ajak Bimo.

Tak selang berapa lama, dosen pengampu kelas mereka datang tepat waktu. Beliau dengan santai menjelaskan materi perkuliahan yang tertera pada layar proyektor.

Selama jam kuliah berlangsung, Saga justru tidak bisa fokus. Pikirannya bercabang. Materi yang disampaikan dosen, sama sekali tidak ada yang bisa ia pahami. Untungnya, dosen itu hanya mengajar satu jam.

Masih ada waktu, gumam Saga dalam hati.

Setelah dosen itu keluar dari ruangan, Saga langsung merapikan mejanya dan berniat keluar ruangan. Belum sempat ia keluar, tangannya ditahan oleh seseorang.

"Ga, gue mau ngomー"
Belum sempat Adelia menuntaskan kalimatnya, Saga sudah memotongnya.

"Sorry, Del. Gue buru-buru. Ada yang mau gue urusin dulu."

"Bentar, Ga."

"Sorry banget. Nanti siang aja, ya."

Tanpa menunggu jawaban dari Adelia, Saga langsung pergi meninggalkan kelasnya.

Adelia yang melihat sikap Saga yang tak seperti biasa, menjadi geram karena mengabaikannya.

"Apa sih, yang lebih penting dari yang mau gue omongin. Ini juga kan masalah organisasi!" Adelia dengan kesalnya, tangannya mengepal dengan sempurna.

OK, FINE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang