Bag. 22 : Bala Bantuan

850 434 1.3K
                                    

DEAR READERS...

TINGGALKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

TINGGALKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ucapan Bimo membuat Lavita terus memikirkannya. Ia bertekad untuk tidak memikirkannya tetapi otak di kepalanya justru menolak. Ia terus berpikir tentang perkataan Bimo. Sampai akhirnya, ia di kagetkan dengan notifikasi di ponselnya.

Terpampang nama Gusti di benda pipihnya itu. Ia segera membuka pesan tersebut.

Gusti
Mau dibantuin nugas kapan?

Lavita menepuk keningnya. Bisa-bisanya ia melupakan tugas penting yang menyangkut nyawa nilainya. Jempol Lavita sibuk pada layar ponselnya.

Lavita
Gw lupa bgt!
Untung lo ingetin.
Hbs maghrib lo ke kost gw bisa?
Gw shareloc.

Gusti
Kos lo rame ga?
Kalo sepi, jgn deh
Di luar aja.

Lavita
Rame.
Nanti gw ajak abg gw deh
Lo ajak Andre jg gpp
Asal jgn brisik aja.

Gusti
Boleh deh.
Share kalo gt.

Lavita
*Share Location*
Kalo udah sampe tlfn aja
Thx, Gusti.

Gusti
Ok. Sans.

Setelah mengakhiri chat dengan Gusti, Lavita menekan nomor Dhika yang memang sudah di luar kepala. Satu kehebatan Lavita ialah dia mampu menghafal semua nomor keluarganya. Dari Ibu, Ayah, dan Dhika. Bahkan ia sekarang sedang menghafal nomor Saga.

Bagi Lavita, itu adalah suatu kebanggaan yang bisa ia pamerkan ke publik. Disaat orang lain banyak yang tidak hafal dengan nomor ponselnya sendiri, ia justru menghafal semua nomor ponsel keluarganya. Disaat orang lain paling susah menghafal sebuah angka, ia bahkan bisa menghafal nomor KTP semua anggota keluarganya.

Lavita menghubungi nomor Dhika. Panggilannya tersambung dengan nada tunggu lagu yang sedang hits di tiktok. Dalam hati Lavita, Dhika sangat menjijikan pasang nada tersebut.

"Hallo, Assalamualaikum," sapa Dhika dari seberang sana.

"Waalaikumsalam. Mas, lagi di mana? Rame banget, sih?"

"Lagi di tempat temen. Kenapa, Dek?"

"Masih lama nggak pulangnya?"

"Nggak tahu juga, Mas lagi nugas ini. Kenapa, sih?"

"Yaaaaaahhhhh! Tadinya mau minta ditemenin nugas di kost, tapi Mas lagi nugas sendiri."

OK, FINE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang