Bag. 40 : Back To Jakarta

113 1 0
                                    

DEAR READERS...

TINGGALKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

"Ke mana aja lo kemarin?" tanya Saga kepada Dhika yang baru saja menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ke mana aja lo kemarin?" tanya Saga kepada Dhika yang baru saja menghampirinya. Ia sibuk mengunyah sisa apel dari tangannya.

Dhika mendaratkan bokongnya dengan kasar di sofa busa berwarna abu-abu. Rambutnya berantakan ciri khas orang baru bangun tidur. Ia mengusap berkali-kali wajahnya yang terlihat masam.

"Ketemu Jesslyn." Dhika menyandarkan punggungnya. Kepalanya sengaja ia tengadahkan ke atas, menatap kosong langit-langit teras samping rumah Saga.

"Terus?" tanya Saga penasaran. Ia bahkan berhenti dari aktifitas mengunyah apelnya.

Dhika hanya menggeleng pelan lalu membuang napasnya gusar. Menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Kenapa?" tanya Saga lagi.

"Entahlah." Dhika menjawab sekenanya karena ia pun tidak tahu kenapa.

"Lo ketemu sama Jesslyn atau lo cuma lihat Jesslyn aja dari jauh?"

"Gue ketemu sama dia. Bahkan ngomong sama dia. Tapi, ya gitu deh." Dhika nampak frustasi membicarakan apa yang terjadi hari kemarin.

"Napa dah lo? Galau?" ledek Saga.

"Gue bucin banget nggak sih? Nggak tahu kenapa, ditinggal dia bikin gue justru nggak bisa lepas dari dia," papar Dhika.

Belum sempat menjawab pertanyaan Dhika, tiba-tiba Lavita muncul masih dengan piyama bermotif bear dengan muka bantalnya. Rambutnya ia kuncir seadanya.

"Morning, Princess!" sapa Dhika saat mengetahui Lavita berjalan menghampirinya

Saga ternganga melihat face natural Lavita dengan beberapa helai rambut yang dibiarkan terurai begitu saja. Saga menelan salivanya begitu Lavita duduk di samping Dhika. Kakinya menyila dan ia angkat naik ke kursi, lalu kedua tangannya merangkul tangan kanan Dhika. Kepalanya ia sandarkan ke bahu Dhika dengan mata terpejam.

Dengan cueknya ia bersikap seolah hanya ada mereka berdua tanpa ada orang lain di hadapannya. Tingkah aneh Lavita membuat Saga membelalakan matanya. Ia merasa iri dengan apa yang dilakukan Lavita kepada kakaknya.

Dhika menepuk kaki Lavita yang sudah ditekuknya. "Nggak sopan. Turun!" Ia menegur Lavita. Langsung saja Lavita menurunkan kakinya.

"Nggak usah iri. Lo baru pacarnya. Gue Abangnya dia." Dhika melirik Saga seraya menyindirnya. Senyum setengahnya tersungging tatkala Saga hanya memutar bola matanya malas.

Mendengar kalimat yang baru saja Dhika ucapkan, Lavita langsung membelalakan matanya kaget. Seketika ia mengubah posisinya menjadi tegap. Pandangan yang tadinya lurus, kemudian beralih ke arah 45° sudut kirinya. Ia mendapati Saga yang tengah duduk dengan santainya sambil mengupas buah apel di tangannya.

OK, FINE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang